Jerella ; 09

585 126 33
                                    

Syukur lah, pengobatan dokter sangat berpengaruh baik terhadap tubuh Prince, sehingga kondisinya benar-benar telah membaik sekarang. Ya walaupun memang belum bisa dikatakan sembuh total, tetapi ini awal yang bagus untuk kesehatannya. Dan hati Jerella apalagi Victor menjadi lebih tenang, setidaknya anak itu bisa kembali tersenyum tanpa harus menahan sakit lagi.

"Ayah Prince bilang, tiga hari lagi Prince akan ulang tahun, hm?"

Jerella menanti jawabannya sambil tetap melakukan apa yang sedang dirinya kerjakan. Menuang obat sirup ke sendok secara hati-hati, karena sudah waktunya Prince untuk minum obat.

"Oh iya. Aku tidak ingat."

"Sungguh?" Bisa-bisanya.

Jerella lalu duduk di tepi ranjang, sebelum menyondorkan apa yang dirinya pegang itu kepada Prince. Dan tanpa drama apapun anak itu langsung menerimanya. Melihat sendok di tangannya telah bersih, Jerella melebarkan senyumannya karena senang.

"Setelah ini Prince pasti sembuh." Secara total.

Jerella lalu bangkit untuk menaruh sendok ke nakas dan kembali duduk ke tempat yang tadi. Yang sama dengan sebelumnya. "Prince ingin tema apa untuk perayaan kali ini? Kemarin Ayah Prince bertanya pada Bunda. Tapi Bunda bingung menjawabnya."

"Lagipula Ayah aneh. Harusnya dia bertanya padaku."

"Saat itu Prince sedang istirahat."

"Lalu setelah itu pasti Ayah lupa untuk menanyakannya lagi."

Jerella mengusap kepala Prince yang tadi merutuk. "Sudah, jangan marah hm? Itu tidak masalah. Karena masih ada Bunda kan, yang mengingatkan. Ayah juga bukan tanpa alasan seperti itu. Dia sibuk bekerja dan itu pun untuk kehidupan kita. Hidupnya, hidup Prince, hidup Bunda dan hidup pekerja lainnya."

"Aku tidak marah."

"Baiklah. Lupakan soal itu, Prince ingin perayaan seperti apa untuk pesta ulang tahun nanti, hm?" tanya Jerella antusias. "Bagaimana jika serba pink? Hello Kitty?"

"Bunda!"

Jerella terkekeh senang karena menggoda putra Victor itu. "Kalau begitu katakan, kau ingin tema yang seperti apa?"

"Aku tidak punya banyak teman, jadi sederhana saja. Lagipula aku tidak suka perayaan besar yang melibatkan banyak orang tapi hanya sekedar saling kenal, bukan saling dekat. Aku hanya akan mengundang Nancy dan kedua temanku saja. Dan adakan pestanya di rumah saja."

"Baiklah. Nanti Bunda sampaikan pada ayahmu."

"Katakan juga padanya, aku ingin kue yang sama persis dengan kue saat aku berulang tahun di usia yang kedua. Saat itu ibuku masih ada dan kami merayakannya bersama. Aku memang tidak ingat kejadian hari itu, tapi ibu menyimpan foto kenangannya." Prince menjeda sebelum memegang tangan Jerella dan menatapnya. "Bunda jangan cemburu," katanya lagi.

Jerella menatapnya dengan bingung, hingga matanya refleks membulat dengan alis yang sedikit naik. Hah?

"Hatiku begitu luas hingga bisa menempatkan dua sosok ibu sekaligus. Aku sangat menyayangi kalian. Karena bagaimana pun, sosok yang membuat kita ada di dunia ini, tidak akan pernah tergeserkan. Tapi bukan berarti aku tidak bisa mencintai seorang ibu baru."

Jerella tersenyum. "Apa katamu tadi? Cemburu? Kenapa Bunda harus cemburu karena seorang anak sangat menyayangi ibunya?" Itu konyol.

Jerella mendengus lalu memegang kedua pipi Prince dengan gemas. "Justru Bunda sangat bangga padamu! Prince sudah melakukan hal yang sangat tepat. Karena sudah sepantasnya seorang anak untuk selalu menyayangi dan juga menghormati ibunya. Tidak peduli apakah dia masih hidup ataukah sudah tiada. Tahta seorang ibu tidak boleh turun."

JerellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang