ELLITE : THE BEST REVENGE || JEONGJAE

Bab 22. Biarkan Terbakar Untuk Semalam

Di detik di mana kini kakinya mulai melangkah memasuki area kamar mandi. Jeongwoo tahu bahwa pada akhirnya ia akan menjadi pria paling bajingan yang dikenal oleh seorang Yoon Jaehyuk. Pria yang seharusnya melindungi adiknya sendiri dari sentuhan tangan para lelaki berotak selangkangan, kini justru menjadi pria yang begitu terangsang dan tak lagi bisa menahan diri untuk menjamah tubuh mungil yang tengah berdiri dengan mata memejam tepat di bawah shower. Memeluk dirinya sendiri sembari mengerang kesakitan.

Sraatt /

Shower mati. Memancing kedua netra Jaehyuk untuk membuka dan melihat penampakan Jeongwoo yang telah berdiri beberapa inchi di depan matanya. Menatapnya dengan sorot yang dipenuhi kobaran gairah. Seakan menyetrum tubuh Jaehyuk dan mengajaknya untuk larut dalam gairah yang sama.

"Kenapa di matikan ? I need it. Put it on, Hyung !"ucap Jaehyuk dengan bibir yang menggigil. Tubuh di dalamnya memang terasa sangat panas. Tapi tubuh luarnya terasa begitu dingin lantaran air yang sempat mengguyurnya tanpa henti. Dan tentu, kondisi itu tak akan baik jika berlangsung dalam waktu yang lama.

"Mengguyur tubuhmu dengan air hanya akan membuatmu berakhir demam. Ck, kau bahkan tak melepas hearing Aidmu dan membuatnya basah. Jika tidak bisa menahannya, selesaikan dengan menyentuh dirimu sendiri. It will make you better, baby Yoon." Jeongwoo berniat untuk mengusap wajah Jaehyuk dan menyingkirkan anak rambut yang menutupi kedua mata indahnya. Namun Jaehyuk justru menepis tangan Jeongwoo dan bergerak mundur hingga punggungnya menyentuh dinding kamar mandi.

"Aku tidak pernah melakukan itu. And i can't do it, I'm not Hyung, okay ! So, just go away !"bentak Jaehyuk yang seketika membuat Jeongwoo terdiam.

Jaehyuk, tidak pernah menyentuh dirinya sendiri. Jaehyuk, adiknya yang ia tahu begitu nakal dan liar di luar itu nyatanya hanyalah lelaki remaja polos yang belum pernah mendapatkan kepuasan yang seringkali Jeongwoo rasakan. Dan melihat kondisi sang adik yang terengah kesakitan dengan wajah yang memerah bak kepiting rebus, mana mungkin Jeongwoo akan pergi begitu saja. Apalagi, Jaehyuk seperti ini karena dirinya, karena ingin menyelematkan dirinya meskipun, sebenarnya itu tidak perlu. Jikalau Jeongwoo berakhir meminum obat perangsang itu pun, Jeongwoo tidak akan semudah itu jatuh ke dalam perangkap Minji.

"Jadi kau tidak ingin menyelesaikannya sendiri ? Tidak ingin menyentuhnya sendiri ? Okay. Let me help you then."ucap Jeongwoo dengan raut wajah yang berubah tegas. Jaehyuk yang melihatnya bahkan sampai berniat untuk melangkah pergi dari kamar mandi. Sungguh, tatapan Jeongwoo benar-benar berbeda. Benar-benar menelanjangi dan seakan ingin menelan Jaehyuk dalam lautan gairah yang coba laki-laki itu bangun.

"No, No hyung. Tidak perlu. Ak-aku akan tidur sa--Akkhhhh !" Jaehyuk berteriak begitu Jeongwoo menggendong tubuhnya ala seorang pengantin. Membawa tubuh Jaehyuk untuk didudukkan di atas meja wastafel.

Jeongwoo, dengan begitu cekatan lekas menggunakan tangan kirinya untuk menarik tengkuk Jaehyuk. Sedikit menekannya untuk menyatukan bibirnya dan bibir sang adik.

Jaehyuk sempat memberontak. Tapi kedua tangannya yang di tahan di belakang tubuh oleh Jeongwoo dan lumatan-lumatan yang begitu panas dan dalam yang dilakukan oleh namja itu sukses membuat tubuh Jaehyuk meremang sekaligus melemas.

Apalagi saat salah satu tangan Jeongwoo yang berada di belakang punggungnya tiba-tiba saja mengelus punggung polos yang memang terpampang nyata karena model setelan yang begitu terbuka. Sentuhan yang terkesan mengambang itu tentunya membuat Jaehyuk tak lagi bisa menahan lenguhannya. Dan Jeongwoo yang tak ingin menyia-nyiakan kesempatan lantaran lenguhan Jaehyuk membuat mulut sang omega sedikit terbuka pun lantas melesakan lidahnya masuk ke rongga mulut sang adik. Membelai rongga mulut Jaehyuk dan mengajak berperang lidah.

"Eungh, Hyung..." Lenguhan Jaehyuk terdengar semakin keras. Jaehyuk bahkan meremat rambut belakang Jeongwoo karena merasakan belaian lidah panas sang kakak di ceruk lehernya.