Sehari setelah kepulangan Shani dari kota Malang, Christy kembali demam. Tapi kali ini entah kenapa demam nya sangat tinggi.
Berkali-kali Shani membujuk si bungsu untuk mau dibawa ke rumah sakit tapi adiknya itu selalu menolak keras.
Bahkan sampai menangis sesenggukan dengan terduduk dibawah lantai kamar.
Sebelah tangan Shani digenggam olehnya agar Shani berhenti untuk memaksanya ke rumah sakit.
"Ngga mau cici nggaa hiks... hikss.. Gamau ke ru-mah sa-kit cici hikss" Ucap Christy dengan isak tangis yang sangat hebat
Shani pun membungkukkan badannya dan mengangkat Christy untuk ia gendong.
Ia mengusap-usap punggung Christy agar tenang. Wajah Shani tidak bisa berbohong bahwa dirinya tengah khawatir dengan kondisi sang adik.
Gracia pun datang menghampirinya dan mengusap kepala Christy yang bertengger di bahu Shani
"Gimana ci?" Tanya Gracia pelan
Shani menggelengkan kepalanya dengan raut khawatir.
Tak lama kemudian Christy terlelap tidur di pundak Shani.
"Panggil dokter kesini aja ci, demamnya ga turun-turun lho ini" Saran Gracia yang juga khawatir dengan Christy
"Yauda coba kamu hubungi tante Ve buat ke rumah biar dia periksa dede" Balas Shani yang masih mengayun-ayunkan Christy dalam gendongannya
"Oke cii" Gracia pun beranjak mengambil handphone nya dan menghubungi Veranda selaku tante mereka yang memang berprofesi sebagai dokter
.
.Tak berselang lama Veranda datang dengan membawa beberapa alat medisnya di sebuah tas kerjanya.
Ia mulai memeriksa Christy yang terbaring lemah di atas kasur.
"Gimana tan?" Tanya Shani saat melihat Veranda yang sudah selesai memeriksa adiknya
Veranda melempar senyum tipisnya "Demam biasa ko gausa panik. Demamnya bisa tinggi kayak gini karna Christy kurang tidur dan makannya juga telat. Beberapa hari ini kegiatan kalian padet atau gimana?"
Mereka bertiga saling pandang namun Gracia dan Zee langsung memutus kontak mata dengan Shani.
"Ah yauda kalo gitu, ini resep obatnya bisa dibeli di apotek aja ya Shan. Tante juga udah infus vitamin buat Christy supaya energinya naik. Kalo cairannya udah habis boleh dilepas yaa.. Tante pamit sekarang soalnya masih banyak pasien di rumah sakit" Pamit Veranda lalu menenteng tasnya
"Oke tante, makasih banyak yaa maaf ngerepotin" Balas Shani dengan sopan
Veranda mengusap bahu Shani dan tersenyum manis.
Grezee mengantar Veranda hingga depan rumah. Setelah itu mereka kembali lagi ke kamar Shani.
Shani pun mulai menginterogasi mereka berdua terkait hal-hal yang dibilang oleh Veranda tadi.
"Sekarang jujur sama cici, waktu kemarin cici tinggalin dede berdua sama kalian apa benar jam tidur dede berkurang? Terus dia juga telat makan?" Tanya Shani dengan lembut tapi tegas
Grezee hanya menunduk tak berani menatap Shani
"Ko diem? Cici nanya kalian lho ini" Shani memandang kedua adiknya yang masih menundukkan kepala
"Angkat wajah kalian, tatap cici.. Cici ga ada di bawah, Gracia, Zee"
Dengan ragu mereka mengangkat wajahnya dan menatap Shani.
"Maaf ci" Ujar mereka bersamaan dengan suara pelan
"Waktu cici sama ci gre pergi ke Bali, toya emang ga pernah tidur siang dan tidur malamnya juga suka larut. Kalo soal makan, toya ga telat makan ko cuma dia kalo makan ga pernah dihabisin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Yang Tersisa [END]
FanfictionSudah 10 tahun lamanya dia bergabung ke dalam sebuah group idol yang bernama JKT48 dan dalam waktu dekat ini dia sudah tidak lagi menjadi bagian dari group idol tersebut. Orang-orang yang menyayanginya sangat berat sekali melepasnya. Apalagi ketiga...