Ibiza

383 27 3
                                    

Bar kecil itu ricuh ketika seorang pemuda mendorong seorang pengunjung lain yang mencoba menggoda wanita yang sedang bersantai di tempat itu bersamanya.

Di luar bar kecil itu, panas matahari menyengat, dan dikejauhan sana menampakkan lautan lepas yang tak kelihatan batasnya. Ibiza Island yang kecil membentang dan dibungkus penuh oleh samudera di lautan Mediterania di benua Eropa.

Bar itu sendiri berada diatas ketinggian, menyambung dengan bangunan-bangunan lainnya yang merupakan bekas bangunan kuno yang usianya sudah ribuan tahun namun berdiri dengan kokohnya.

Dua gelas tinggi cocktail berhamburan ke lantai ketika pemuda itu mendadak memegang kerah kemeja pantai seorang pria bule yang sudah sekitar setengah jam yang lalu mencoba-coba terus menggoda wanita yang sedang bersamanya.

"What the fuck are you doing hah ??!!"

Hanya berselang beberapa detik, tubuh pria itu diangkat kemudian melayang menghantam tembok bar yang kuno.

Sepuluh orang termasuk bartender langsung ramai dan beberapa orang mendatangi mereka berdua. Tentu saja di tempat itu adalah turis dari berbagai belahan dunia yang sedang mencari tempat teduh setelah berkeliling di tempat bersejara yang dilindungi dan bagian dari UNESCO itu.

"Hei young man, relax. He's drunk, so please...relax !!"

Seorang turis menarik lengan pemuda itu dan kemudian berusaha menjauhkannya dari pria pirang dan tinggi besar yang hampir tak kuat lagi menopang tubuhnya, namun masih mampu bersikap kurang ajar pada wanita yang ada ditempat itu.

"Sayang !! Sayang !! Hei sabarlah, it's okay"

Wanita cantik berambut panjang yang bersama pemuda itu juga menarik pemuda yang sedang marah itu.

"You must learn to respect women, dammit. Get drunk and harass women ?? remember you have a mom and sister !! fuck you !!"

Dengan begitu marah dan pedasnya pemuda itu sekali lagi mengangkat kerah pria bule itu dan mengatakan kata-kata kasarnya.

"Ayo keluar dari sini, kita pindah ke tempat lain"

Dengan tergesa wanita itu langsung menarik pemuda tampan dan tinggi besar itu keluar dari bangunan kuno yang nampak terbuat dari bata saja dengan warna kekuningan. Lalu mereka berjalan ditengah terik matahari, berpapasan dengan beberapa turis dan akhirnya kembali membawa masuk pemuda itu pada sebuah tempat yang minum yang bentuknya tak jauh beda dengan tempat tadi namun pintu masuknya dibalut bunga Bougenville yang perdu dipenuhi oleh bunga yang sedang mekar.

Dan si wanita kembali mendudukkan pemuda itu di pojok ruangan yang dipenuhi turis.

"Sudah jangan marah lagi, semua baik-baik saja sekarang"

Wanita itu tersenyum, jempolnya mengelus alis si pemuda yang menukik tajam karena marah. Ia sadar pemuda itu berubah menjadi sangat pemarah dan mudah tersulut emosi. Dan karena itulah pemuda itu di matanya begitu seksi.

Banyak hal yang telah di laluinya, sehingga wanita itu bisa memaklumi bahwa pemuda itu bukan lagi pribadi yang sama. Ia kini sudah dewasa dan matang meski kadang gampang tersulut emosi. Dan ya, kini ia tumbuh menjadi pemuda yang sangat pemarah, pendiam, mood swing dan...seksi.

"Dia kurang ajar" ujar pemuda itu singkat sambil masih cemberut.

"Aku tahu" jawab wanita itu sabar sambil tersenyum.

*****

Step Brothers (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang