Tragedi pagi buta

213 29 16
                                    

Jin menyadari ada seseorang di kamarnya yang remang-remang di pagi buta itu. Dengan mata yang berat ia mencoba membuka dan mencari tahu siapa yang mengganggunya pagi-pagi sekali. Di saat tubuhnya rasanya sakit semua seperti habis dipukuli. Pinggang dan punggung bawahnya rasanya kacau.

"Mmmhhhh.....," tanpa sadar Jin mendesah saat mencoba memutar tubuhnya. Dan seseorang langsung terbang kearahnya.

"Kenapa ?? Ada yang sakit ??,"

Jin sangat mengenali suara dalam dan seksi itu, seseorang memakai jaket kulit yang berbau alkohol dan rokok itu sangat dikenalinya meski memiliki aroma bercambur baur. Rupanya pulang kerja dia langsung ke kamar Jin.

"Pantat Hyung sakit, gara-gara kau,"

Baiklah saatnya menjadikan kelemahan sebagai senjata.

Jin tersenyum dalam gelap menunggu kelemahan yang ditunjukkannya membuahkan hasil.

"Ma-maf," jawab seseorang yang duduk dengan lututnya dibawah ranjangnya dan jin puas mendengar nada bersalah itu.

"Sakit !! Hyung tak akan bisa bekerja pagi ini, gara-gara kau, aduuuhh !!" dengan gemas Jin menusuk lubang di pipi kiri adik tirinya yang pagi ini tampak polos dan kekanakan.

"Maaf, mana yang sakit ?? Aku akan memeriksanya dan nanti kita ke dokter,"

"Disini," Jin memiringkan tubuhnya dan langsung mengernyit tajam karena itu benar-benar sakit tak terkira.

Namun sakit itu langsung mereda ketika merasakan telapak tangan Namjoon yang besar membelai bokongnya naik turun dengan lembut.

"Maafkan aku....Hyung,"

Hati Jin langsung  berdesir indah ketika mendengar kata 'hyung' lagi dari sosok bertubuh besar yang memenuhi pinggir ranjang Jin.

"Hyung mau ke kamar mandi tapi susah jalan,"

Jangan ada kata-kata dimaafkan dulu, masih kurang panjang mendengar kata rasa bersalahnya.

"Baiklah aku antar... bagaimana ??,"

"Jaketmu bau rokok dan alkohol, Hyung tidak suka," jawab Jin jual mahal.

Dengan cepat seperti orang bodoh, Namjoon melepaskan jaketnya dan melemparkannya ke lantai begitu saja. Menyisakan t-shirt hitam ketat yang membungkus tubuh bagusnya.

Owh ini menarik sekali....

"Tapi Hyung benar-benar tak bisa berjalan, lalu...apa yang harus aku lakukan ??," ujar Jin dengan mimik wajah sedih.

"Aku...aku akan menggendongmu,"

"Oh ya ??," Jin duduk sambil meringis karena bokongnya benar-benar sakit.

"Tentu saja,"

"Kau merobek Hyung kau tahu ??," ujar Jin sambil mencubit dada kanan Namjoon yang menonjol. Dan pemuda itu tak berusaha mengelak atau meringis sakit.

Hohoho !! Ternyata segampang ini menaklukkannya !! Ah tidak, tidak segampang itu karena....

"Maafkan aku, ayo ke kamar mandi,"

Pemuda itu menyendok lutut dan merengkuh pinggang Jin dari samping lalu mengangkatnya seolah ia hanya sekarung kapas. Jin langsung mengalungkan kedua tangannya di leher pemuda itu dan menyandarkan kepalanya, hidungnya bisa menghirup aroma asli kulit itu. Ia ingin sekali menciumnya lagi, menghirup aroma leher dan rahang yang membuatnya gila selama bertahun-tahun lamanya saat mereka harus terpisah.

Dan kenangan bersama adik tirinya itu membuatnya tak mampu bersama orang lain lagi. Ia benar-benar tak tertarik dengan pria-pria manapun. Ia hidup bersama kenangan pemuda itu.

Step Brothers (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang