Cahaya rembulan yang temaram mulai pucat, gelapnya cakrawala dijamah pelan oleh mentari jingga, membuat elok warna yang beradu antara biru langit, putihnya awan, dan semburat jingga pagi ini.
Sekar terbangun dari tidur pulasnya dengan posisi miring ke kanan sambil memeluk bantal guling. Matanya merah mengantuk, berkedip pelan melihat Felicya yang masih tidur menampilkan wajah polosnya, kemudian Sekar mendekatkan pergelangan tangan ke wajah untuk menyelidik waktu.
Tak biasanya sahabat gadis kejawen itu belum bangun, biasanya Felicya akan bangun sebelum subuh lalu membangunkan Sekar untuk shalat bersama.
"Fel, bangun Fel," ucap Sekar membangunkan Felicya seraya mengucek matanya sambil duduk.
Dia melirik ke arah Felicya yang belum bangun, sedangkan tangan kirinya ditempelkan ke dahi Felicya.
"Ya ampun, badan lo panas Fel!" ucap Sekar lagi, kemudian buru-buru mengambil air es untuk mengompres sahabatnya.
"Sorry ya, gue bikin lo repot," ucap Felicya lemas saat Sekar mengompresnya.
"Hilih, jangan anggap gue sahabat kalau gue nggak mau dibikin repot sama lo," ucap Sekar sambil menempelkan kain kompres di dahi Felicya.
Felicya tersenyum mendengar ucapan Sekar, memang sahabat yang baik akan selalu menolong.
"Gue mandi dulu ya, habis itu gue bikin bubur buat lo," ucap Sekar berlalu meninggalkan sahabatnya.
Setengah jam berlalu, Sekar sudah selesai membasuh tubuh kemudian menuju dapur untuk membuatkan bubur cepat saji.
"Fel, makan dulu ya," ucap Sekar ketika kembali ke kamarnya.
"Thanks," sahut Felicya beranjak dari tempat tidur.
"Loh, lo udah enakan?" tanya Sekar heran saat melihat Felicya sudah bugar.
"Udah kok. Kebanyakan indigo memang gitu, suka demam mendadak. Tahu, nggak, semalam gue mimpi apa?" Felicya melempar tanya.
"Apa?" Sekar berbalik tanya.
"Gue mimpi ketemu sama prajurit yang gue lihat waktu lo jatuh dari tangga. Ternyata baik, mungkin mereka udah tahu gue itu sahabat lo," jawab Felicya.
"Di mimpi itu mereka menyampaikan pesan kalau lo harus melakukan ritual. Ritual bajang kembar kalau nggak salah," ucap Felicya lagi.
"Hah? Mungkin cuman bunga tidur lo kali, Fel," ucap Sekar, tidak percaya dengan mimpi Felicya.
"Tapi ini nyata banget loh, kayaknya lo emang harus ikutin mimpi gue deh. Itu buat kebaikan lo juga," ucap Felicia, serius.
"Lain kali deh. Gue belum siap, Fel," jawab Sekar seraya menyodorkan semangkuk bubur yang sedari tadi dipegangnya.
***
Waktu sudah menapaki siang, terlihat Sekar berjibaku dengan ponsel di teras rumah, sedangkan Felicya lebih memilih memanjakan mata dengan melihat bunga di sekelilingnya. Baru saja Sekar mendekati Felicya, suara mesin mobil mendekat di balik gerbang rumah Sekar. Membuat penasaran dua gadis itu, kemudian menuju gerbang dan membukanya. Sekar tidak asing dengan mobil berwarna hitam mengkilat di depannya.
"Ayah!" teriak Sekar seraya memeluk ayahnya ketika turun dari mobil.
"Sekar, Ayah kangen," ucap Pak Brama.
"Sekar juga, Yah," jawab Sekar seraya melepaskan pelukan ayahnya kemudian tersenyum manis dan mencium tangan ayahnya.
"Siang, Om," ucap Felicya sopan.
"Siang Fel. Felicya yang temani Sekar, ya?" tanya Pak Brama.
"Iya, Om," jawab Felicya, singkat.
"Yuk, Sekar, Felicya, masuk ke rumah. Ayah bawa oleh-oleh," ucap Pak Brama kemudian memasuki rumah dengan menenteng buah tangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Bisa Melihat Hantu? [TELAH TERBIT]
HorrorIni adalah novel horor orisinil karya saya yang sebelumnya tidak pernah dipublish di wattpad. Betul, tulisan ini saya kirim dan langsung diterbitkan oleh Edwrite Publishing. Saat itu, saya masih memakai nama pena Ryen Privania. Dengan cetakan pertam...