15《♣︎》Perang Terakhir [ The End ]

18 3 0
                                    

Suara teriakan terdengar di seluruh kawasan kampus, beberapa dari mereka ada yang berjuang dan ada yang tersiksa. Perang yang kedua terjadi kembali, Balang memimpin lebih banyak pasukan daripada pasukan Namanya.

Perisai mulai kembali tertutup diselimuti kertas kuning milik Andi, mimisannya kali ini tidak bisa dihentikan. Dengan napas terengah-engah, Andi memegang erat biola, siap untuk menyalurkan kekuatan sihirnya.

Langit malam yang gelap menyelimuti kawasan itu, hanya cahaya bulan yang menyinari mereka. Suara gemuruh angin yang mengepung dan daun-daun yang berdesir menambah ketegangan di udara.

Di sekeliling mereka, para jin budak terlihat bergerak-gerak, menunggu kesempatan. Teriakan hening melintas di antara gedung, menciptakan ketegangan menjelang pertempuran magis yang akan segera meletus.

Ketegangan mencapai puncaknya saat Balang muncul dari kegelapan, menggetarkan tanah dengan kehadirannya yang menakutkan. Aura kegelapan dan kekuatan jahat yang menyertai Balang membuat udara semakin mencekam. Balang memburu rakyat tidak bersalah, mereka dikoyak hingga dikunyah seperti makanan pembuka. Baginya, rakyat jin itu hanyalah serangga berukuran segenggam tangannya.

Namanya segera kembali ke tubuh aslinya, naga tua itu terbang sembari meraung tidak dapat ditahan lagi amarahnya. Dia menggigit pundak Balang dengan cekat, Balang terkikik menarik ekor Namanya kemudian melemparnya seperti mainan. Andi segera menggesekkan senarnya, tidak terima dengan perlakuan itu.

Serangan-serangan sihir dan melodi magis bergema di antara pepohonan, menciptakan suara yang merdu namun mematikan. Desiran energi sihir memenuhi udara, menciptakan pantulan cahaya yang aneh di tengah kegelapan.

Di dalam pertarungan ini, waktu seolah-olah melambat, dan setiap gerakan dan suara menjadi lebih tajam, membuat mereka yang menjadi saksi, bahkan pelaku atau korban akan tak melupakan ketegangan di tengah peperangan antara sesama makhluk gaib. Sebanyak apapun tugas dan deadline yang menjumpai Andi di masa depan, ia bersumpah itu belum cukup menutupi ingatan ini.

Andi terus menggesekkan senarnya dengan kaki tidak bisa berdiri tegak. Pengeras suaranya belum cukup, ia membutuhkan pengeras suara yang lebih tinggi. Andi berhenti sejenak dan segera menulis "suara keras" di kertas kuningnya, ia kemudian tempelkan ke biolanya. Akhirnya, suara biolanya menembus suara kericuhan di sekitar ke arah Balang.

Andi tidak yakin apakah mantranya berhasil, tetapi dengan segera Balang berhenti tersenyum dan menatap sekitar dengan amarah. Andi kembali menggesekkan senarnya, ia terus khawatir kapan Ayu akan kembali? Tubuhnya mulai tidak bisa menopang efek kekuatan lagu yang dimainkan.

Balang berteriak kesakitan setelah suara biola itu sampai ke telinganya, Andi merasa tidak tenang akan hal ini. Dia menyadari keberadaan Andi, matanya melebar dengan hasrat membunuh.

Matanya tiba-tiba menangis, tetapi tangisan itu bercairan kental dan berbau logam. Kepalanya pusing dan rasanya ingin muntah, Andi masih belum berhenti mimisan. Kaki raksasa itu berjalan dengan cepat, matanya tidak berpaling kemanapun. Balang menggerakkan para jin budak untuk menyerang Andi duluan.

Ketika para jin mulai mendekat ke Andi, Naga tua itu segera melahap mereka seperti ikan. Namanya meraung begitu keras dari bawah gedung, dia menatap Andi serius.

Tanpa disadari, pukulan Balang sudah mau mendarat di tengah gedung. Andi yang masih gemetar segera melemparkan dirinya ke tanah, berharap ia ditangkap oleh Namanya. Diluar dugaan, Balang segera memukul bagian pinggir gedung. Andi segera mendarat di lengan raksasa itu dan berlari ke pundaknya sembari menggesek senarnya.

Balang ingin memukul pundak kirinya, tiba-tiba keris raksasa memotong pergelangan tangan Balang. Balang menjerit kesakitan sembari memegang pundak kirinya, Andi tidak sengaja terpeleset dan terjatuh. Untungnya Namanya sempat menangkapnya, Andi segera mengatur nafasnya yang berantakan.

Alunan Biola Mistis Di Armonia [ The End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang