DELAPAN BELAS

167 11 0
                                    

Waktu akan memberikan jawaban diwaktu yang akan datang

                 **********************

"Isha, ngapain kamu bawa-bawa kotak itu dari tadi?" Heran Ziza disaat netral nya melirik kotak berwarna putih dengan variasi balutan pita kecil berwarna cokelat dipangkunya.

"Emang kenapa? Ini cuma hadiah kecil aja kok."

"Tapi kan aku juga mau tau itu kotak mau dikasih ke siapa?"

"Udah lah, Za. Jangan banyak nanya nanti kamu tau kok."

"Karep mu."

****

Puluhan jamaah kini mulai berkumpul dengan mencari tempat yang nyaman agar memandang dengan Susana yang damai.

Senyuman bahagia menyapa semua jamaah tak lebih para akhwat bergamis dengan tingkahnya yang terus memotret pada awal acara mereka.

"Aaaa ... Itu teh Ustadz na."

"Demi naon bisa liat sedeket ini."

"Pemandangan NU ulah disia-siakan inimah."

Begitulah bisik-bisik para jamaah, Diana menatap dengan tatapan malas jamaah disampingnya yang juga saling berbisik memuji ketampanan suaminya itu.

"Suami Alma emang Tampan, tapi Alma gak mau ketampanan suami Alma dilihat semua orang ini."

"Bismillah calon imam." Gurauan namun dipendengarannya membuat dirinya geram, tak terima.

"Enak aja mau suami Alma. Hellow, istri sahnya disini. Bismillah-bismillah segala lagi."

****

Tok... Tok...

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Pintu terbuka menampakan laki-laki gagah berdiri dengan senyuman yang terus mengembang.

"Siapa?" Tanya Bunda Zainab jelas benar dirinya tak tahu siapa laki-laki ini.

"Bunda, ini saya. Shaka."

Deg

Bunda Zainab terpaku dirinya terdiam dengan raut wajah tak percaya.

"Bunda masih inget Saya, kan?"

"Ini serius Kamu, Shaka?" Shaka terkekeh pelan dengan anggukan kecil darinya.

"Bunda apa kabar? Lihat sekarang Shaka udah wujudin cita-cita waktu itu. Gak kerasa udah bertahun-tahun Shaka baru pulang." Bunda Zainab tersenyum haru menatap lelaki yang gagah berdiri didepannya tak lain dengan pakaian lengkap TNI itu membuat Bunda Zainab semakin dibuat bangga olehnya.

"Shaka hebat, Bunda bangga sama Shaka. Alhamdulillah semuanya sehat, bunda jarang denger kabar kamu lagi. Bunda pikir Shaka udah punya kebahagiaan disana."

"Iya Bunda, ini juga berkat doa bunda sama semuanya dan usaha Shaka, sampai kapanpun itu Shaka gak bakal lupain Bunda sama yang lainnya, karena kebahagiaan Shaka ada disini." Bunda Zainab tersenyum.

Aa HUDZA MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang