HAPPY READDING
.
.
.Pagi dini hari adalah hal yang paling nyaman untuk ibadah yang selalu dilakukan di waktu sepertiga malam.
Mata yang sedikit menyipit menampakan pukul tiga dini hari, hal itu sontak membuat Diana terbangun dari lelapnya tidur.
Tak hanya itu disaat dirinya melirik di sebelah tempat tidurnya tak ada orang yang dia cari.
Tak lama Diana menatap pintu toilet yang akan terbuka dirinya terbelalak ketika seseorang keluar dari toilet itu dengan rambut yang basah menambah kesan aura ketampanan yang memancar. Apalagi pagi buta ini sudah di sajikan dengan seseorang dengan pesona tampan nya.
"Asalamualaikum. Ya habbibati." sapa Hudza menghampiri nya dengan handuk basah tergantung di lehernya.
Tak hanya itu justru sapaan pagi itu bukannya dijawab malah hanya terdiam membisu dengan tatapannya yang membulat sempurna.
"Kamu kenapa?" tanya Hudza kembali dengan kesadaran penuh akhirnya Diana kembali menetralkan dirinya terutama denyut jantung yang sudah berdebar.
'Oh iya Alma udah nikah kan? Sadar Alma sadarr.' Diana menatap cincin yang melingkar di jari manisnya juga melirik jari manis Hudza yang sama sama terdapat cincin.
"Alma, hey?"
"E-eh gapapa kok. Ustadz baru mandi? Kok gak bangunin, Alma?" Hudza terkekeh pelan.
"Ya habbibati, kamu belum menjawab salam ku." Diana menunduk malu, jika kau tanya raut wajahnya sudah pasti memerah bagaikan tomat.
"Wa-waalaikumsalam." Hudza tersenyum lantas mengelus pucuk kepalanya yang masih setia akan hijab yang dia pakai.
"Yaudah saya jawab pertanyaan kamu tadi. Kebetulan saya sering terbangun pukul 2 atau 3 sepertiga malamnya, karna ada suatu ibadah yang harus saya kerjakan, menurut saya sayang kalau di tinggal. Dan aku gak bangunin kamu karna aku tau kamu cape, jadi biarin aja kamu bangun sendiri." Diana mengangguk tanpa ragu lagi dirinya kembali mendongkak menatap dirinya.
"Yaudah Alma mau mandi juga," dengan segera dirinya terbangun dari tempat tidurnya dan berlalu menuju toilet meninggalkan Hudza yang masih setia menatapnya.
"Ya allah bantulah hambamu ini untuk bisa membahagiakan seseorang yang akan hidup bersama denganku saat ini. Hamba tidak mau melihat perempuanku murung atau bahkan menangis karna ulahku, bantulah hambamu untuk bisa tetap mencintainya setelah semua yang telah hamba cintai." sekilas dirinya tersenyum di akhir perkataannya.
***
"Bunda emang bener ya hari ini Alma pindah? Gak bakal tinggal di rumah ini lagi?" bunda Zainab lantas mengangguk pelan seraya tersenyum padanya."Kalian juga punya kehidupan keluarga bersama. Semuanya ada di tangan suami kamu, kamu harus nurut jangan nakal. Bunda tau kalau Gus Zai itu orang nya penyabar, jangan sampai sabarnya habis karna tingkah kamu." Diana terbelalak mendengar itu tak kala Hudza juga menyimak mereka yang lantas terkekeh bersama.
"Ih bunda, kata siapa Alma nakal?"
"Kata bunda."
"Ih tapi gak nakal juga kali, ada sisi baiknya," Diana tersenyum bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aa HUDZA MY HUSBAND
Ficção Adolescentejangan cemburu ya dipinjam Hudza nya Baca aja ya teman-teman, ini hasil otak ana hehe, jangan cemburu yaa🙆