DUA PULUH

100 8 1
                                    


Alarm handphone nya itu membuat lelaki yang terbaring itupun mulai mengerjapkan matanya menatap sekitar.

Ia mulai terduduk disamping ranjangnya menatap layar handphone yang sudah menunjukkan pukul 5 sore.

Dan disaat ini pun belum dirinya melihat seseorang yang kini dirinya cari, dimana istri kecilnya itu.

"Bub?" Lirihnya menatap sekitar namun tak kunjung ada sahutan yang terdengar, hingga harus melangkah mencarinya diluar kamar.

Dengan pandangan yang masih sedikit kabur.

"Eh si Aa mau kemana atuh." Tak sadar kini perkataan Bi Tari membuat Hudza terhenti langkahnya untuk pergi menuju dapur.

"Pasti mau cari Alma ya? Tenang itu lagi masak didapur." Lanjutnya, pertanyaan yang ingin dirinya tanyakan itupun telah terjawab sudah.

"Ada apa, Bi?" Tanpa dihampiri istrinya itu sudah kembali datang dengan semangkok sayur sup ditangannya yang akan diletakkan diatas meja.

"My Husband kamu." Mata Bi Tari tertuju pada Hudza hal itupun dimengerti olehnya.

Diana mengernyit heran dengan. Tatapan kini beralih menatap Hudza yang terus berdiri didepannya.

"Alma mau masak dulu Aa duduk aja disitu." Matanya kini tertuju pada kursi meja makan yang berada tak jauh dari pandangannya.

"Aa, mau ikut juga atuh mau liat kamu masak." Sontak hal itupun Bi Tari menoleh seraya menatap nya jahil.

"Maa Syaa Allah pengantin baru gak mau jauh-jauh dari pasangannya." Kekeh Bi Tari tentu Diana hanya tersenyum malu mendengarnya.

"Ayu!" Panggil Bi Tari menuju arah dapur yang kebetulan putrinya itu sudah pulang dan berinisiatif untuk membantu Diana memasak.

"Iya Bu, kenapa atuh panggil-panggil."

"Udah sana kamu bantuin Ibu ngerapiin meja aja."

"Lah kok gitu? Kan ayu mau bantu teteh Alma. Ini juga belum beres semua, ngerapiin meja mah gampang atuh."

"Si Aa sama si teteh mau masak disini. Kamu teh mau jadi nyamuk liatin pasangan pasutri baru?" Sontak Ayu membulat kan matannya sempurna.

"Oh si Aa sama si teteh mau masak disini berdua?" Bi Tari mengangguk cepat.

"Yaudah atuh Ibu kita keluar aja. Gak baik inimah buat Ayu yang masih jomblo."

Diana hanya terdiam begitupun Hudza yang hanya menyimak dengan wajah tak berdosa.

"Yaudah teteh, Aa silahkan sekarang mah dapurnya sudah sepi." Bi Tari terkekeh pelan sembari memberikan arah jalan.

"Teh jangan lama-lama didapurnya ya." Timpal Ayu dengan sedikit kekehan pelan namun hanya dibalas senyuman canggung.

"Kita pamit ya, dadah." Benar saja Bi Tari juga Ayu sudah pergi meninggalkan kedua pasutri itu hanya berdua.

Semangkok sup itu kini Diana simpan diatas meja dan bergegas pergi menuju dapur tanpa memperdulikan suaminya itu yang hanya terdiam menatap langkahnya.

"Oh jadi Aa ditinggalin?" Dengan cepat Hudza mengikuti Diana yang sudah pergi berlalu menuju dapur.

"Bub? Mau dibantui-"

"Gak perlu A, Alma bisa sendiri." Dengan penuh keheranan kini Hudza melangkah mendekati tepat disamping nya.

Dengan hanya melihat istrinya yang fokus dengan masakan nya sendiri.

"Aa kenapa gak siap-siap buat pergi ke mesjid aja bentar lagi adzan Maghrib." Diana mulai membuka suara karena jujur dengan tatapa itu yang terus memperhatikannya membuat Diana sedikit canggung.

Aa HUDZA MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang