CINTA TULUS SANTRIWATI : PULANG

940 22 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN 💗
Typo bantu tandain🙏

||🌊🌊🌊||




18. Pulang


Lyana merapikan baju-baju dirinya dan juga gus Aayan. Sibuk dengan kegiatannya sampai ia tak sadar jika suaminya itu tengah memperhatikannya sejak tadi.

"Mas...".

Lyana merengek ketika gus Aayan tiba-tiba memeluk pinggangnya dari belakang.

" Kenapa sayang, hm?".

"Jangan gini ih, nanti kalau umi sama abi masuk giamana?"

"Ngakpapa, kan mereka juga pernah muda kaya kita".

" Tap-".

Ceklek

Keduanya dengan reflek melepas pelukan. Gus Aayan yang tadinya meletakkan dagu diatas bahu Lyana kini terlihat sok sibuk dengan memperbaiki kancing kemejanya yang sama sekali tak terbuka.

"Sudah siap?".

" Alhamdulillah, sudah abi".

"Yasudah, yuk berangkat".

Kini mereka berjalan dan masuk kedalam mobil yang kyai qadir setir. Sedangkan Lyana dan gus Aayan duduk dibagian tengah.

Selama perjalanan hanya sesekali perbincangan diantara mereka. Gus Aayan sadari masuk mobil hingga sampai dirumah belakang pesantren tak pernah melepaskan tangan Lyana yang ia genggam sehingga membuat tangan gadis itu menjadi keram.

"Mas...".

" Hm...?".

Gus Aayan berbalik menatap kearah istrinya yang telah selesai merapikan baju didalam lemari. "Ngakpapa kan, kalau besok aku udah masuk?".

" Ngakpapa sayang, kamu kan perlu belajar untuk persiapan ujian nantinya...".

Lyana mengangguk dan membaringkan kepalanya diatas paha milik gus Aayan.

Pemuda itu menaruh kitab diatas meja dpan sofa dan mulai mengelus pelan rambut milik istrinya.

"Kenapa, hm?".

" Kangen kak zeta....".

"Ya telfon sayang, terus bilang kalau kamu kangen"

"Aku udah telfon kemarin-kemarin, tapi ngak pernah diangkat sama dia, apa kak zeta udah ngak inget sama aku lagi?".

Tangan pemuda itu kini beralih menyentuh pipi istrinya. " Jangan overthinking na, mungkin aja kak zeta lagi banyak kerjaan dan harus nyelesein skripsinya disana kamu kan tau kak zeta mau ngejar cita-citanya disana. Mungkin aja dia ngak punya waktu untuk sekedar telfonan sama kamu".

"Tapi, apa susahnya sih angkat telfon dulu, masa luangin waktu barang 5 menit untuk adiknya aja ngak bisa".

Gus Aayan terkekeh melihat wajah istrinya yang kini terlihat cemberut. " Jangan putus asa, kamu telfon terus aja siapa tau bakal diangkat sama dia".

Lyana mengangguk kemudian menyembunyikan wajahnya didepan perut gus Aayan. "Aku mau tidur..".

" Iya, sini...". Gus Aayan menepuk pelan bokong milik istrinya serta memberikan elusan halus dibagian kepala Lyana. Bibirnya kini ikut andil mengeluarkan suara merdu yakni sholawat agar istrinya itu merasa lebih nyenyak lagi tidurnya.

"Selamat tidur, sayang...".

****

Tringg...

CINTA TULUS SANTRIWATI || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang