chapter 1

2.2K 74 0
                                    

Taypo bertebaran!!

Happy reading!

.
.
.

Tepat pagi ini. Arhan tengah bertengkar dengan adik nya, yakni  Nadia raysa. mereka berdua adalah Abang dan adik yang tak pernah akur sama sekali.

"Arhan! Awas Lo ya!." teriak Nadia yang masih sibuk dengan alat-alat make-up nya.

Arhan tak menggubris. Ia lebih memilih untuk pergi sendiri ke kampus dan meninggalkan adik bawel nya itu.

"Punya adik gini amat. padahal dia belum kuliah, eh malah pengen cepet-cepet kuliah, emang udah gak lurus otak tu anak."  Gerutu Arhan sambil menyetir mobil nya. Ya! Tadi Nadia ngerengek karena ingin kuliah juga dengan arhan, ya mana bisa kan? Dia aja masih kelas dua SMA. Haduh ada-ada aja si Nadia.

Kembali kepada Nadia.

"Awas lu ya Han. Kalau ibu sama ayah pulang nanti, gue kaduin Lo." Gerutu nya lalu mengambil tas sekolah dan pergi menuju sekolah SMA GARUDA BANGSA dg menaiki sepeda motor nya.

Nadia pun memarkirkan motor nya di samping motor teman-temannya. "Kusam amat tu muka. Kenapa Lo?." Sahut seorang gadis yakni temannya Nadia yang bernama ZAHRA KHANSA SALSABILA

"gak apa-apa." Ketus nya masih kesal dengan Abang nya itu.

"Katanya gak apa-apa. Tapi kok jutek gitu." Nadia melirik kearah Zahra sebentar, lalu membuang muka nya kesembarang arah.

"Huaaa si Arhan ninggalin gue. gue kan juga pengen kuliah bareng dia, eh dia malah pergi gitu aja, emang dasar Abang gak guna." Celoteh Nadia membuat Zahra menahan tawa nya.

"Hahaha. Bego Lo!, Lo aja masih SMA mana bisa kuliah woi!." Zahra tidak bisa menahan tawa nya dan akhirnya pecah.

"Bukannya nolongin. Malah Lo ketawain, sebelas dua belas sama Abang gue." Gerutunya lagi sambil menghentak-hentakkan kakinya ke lantai.

"Renyah amat tawa lu. Ada apa ni?." DEVANI AUDRI yang merupakan teman Nadia dan Zahra.

"Sini deh. Jadi si Nadia ini pengen ikut kuliah sama Bg arhan, mana bisa kan? Haha." Zahra tertawa lagi saat menjelaskan kepada Devani.

Devani geleng-geleng kepala. "Agak laen kau Nadia." Sahut Devani dan menarik tangan mereka berdua menuju kelas, karena sebentar lagi akan bell masuk.

.
.

Sedangkan Arhan tengah duduk di meja kantin bersama teman-temannya.

"Jadi kapan kita berangkat ke doha?." Suara itu mengalihkan perhatian mereka semua.

"Kata coach sih nanti sore Var." Sahut Sananta yang setia memakan makanan milik Witan.

Arhan malah semakin pusing kalau nanti sore akan berangkat ke Doha. "Keknya babang Arhan lagi pusing ya?." Marselino yang sedari tadi melihat gelagat Arhan pun akhirnya mengeluarkan suara.

"CK! Gimana gak pusing coba? Ibu Sama ayah lagi di kampung, nanti siapa yang jagain Nadia disini?." Gerutu Arhan yang masih mengingat betapa bawel adek nya itu.

HATI KU KECANTOL TIMNASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang