chapter 3

1.1K 43 0
                                    

Taypo bertebaran!!

Happy reading!

.
.
.

Seluruh pemain timnas Indonesia sekarang sudah berada di Doha.
Mereka sampai sekitaran satu jam yang lalu, sekarang mereka tengah berada di sebuah hotel yang terkenal di Doha.

"Han. Lo sama adek Lo satu kamar apa pisah?." Tanya Ernando yang duduk di sebelah Arhan sambil selonjoran di lantai bawah.

"Kek nya satu kamar aja. Tapi beda kasur." Sahut Arhan dan Ernando hanya manggut-manggut.

"Kenapa?." Tanya Arhan lagi.

"Gak apa-apa sih."

Arhan hanya menaikan bahu nya acuh, lalu mengambil tas yang berada di sebelah Nadia.

"Bang. Gue ngantuk pengen bobok." Rengek Nadia membuat Arhan kesal.

"Baru juga nyampe Lo udah ngantuk aja!."

"Huaa ngantuk." Rengek nya lagi.

"Kenapa nad? Ngantuk ya? Sini aku temenin ke kamar." Itu adalah suara Marselino yang baru saja datang dari arah belakang.

Arhan menatap tajam kearah Marselino. "Gak usah sokkab sama adek gue!." Ketus Arhan.

"Kan niat gue baik Han."

"Baik apaan, nanti Lo grepe grepe pula adik gue." Sinis Arhan dan menarik tangan Nadia menuju kamar nya.

"Idih! Otak Lo gak lurus tuh!." Teriak Marselino sedangkan Arhan hanya acuh.

"one o'clock in the afternoon Let's practice in the field, okay?." Ucap coach lalu pergi menuju ke lantai bawah.

"OKAY COACH!." teriak mereka semuanya.

Mereka pun masuk kedalam kamar masing-masing. Satu kamar itu harus di isi oleh dua orang, Rafael dan Ivar, Marselino dan Ferrari, Rizky dan Witan, Nathan dan Justin, Sananta dan Hokky, Arhan dan Nadia, Ernando dan Eriani.

Sebenarnya sempat terjadi cekcok. Karena Justin dan Nathan mau satu kamar bersama Rafael dan Ivar, namun karena kesepakatan nya memang seperti itu jadi mereka tidak bisa berkomentar lagi.

"Mana Nadia Han?." Tanya Marselino yang melihat Arhan baru saja keluar dari kamarnya.

"Tidur!. Kenapa? Lo pengen tidur juga!." Ketus Arhan membuat Marselino cekikikan.

"Mudah naik darah." Gumam Marselino namun masih bisa di dengar oleh Arhan.

"Apa Lo bilang!!." Teriak Arhan dan Marselino sudah lari terbirit-birit menuju kamarnya.

"Sabar Han. Kok Lo marah-marah Mulu sih!." Ucap Rizky yang memang sedari tadi melihat gelagat Arhan.

"Gue pusing! Ngurusin bayi."

"Sejak kapan Lo ngurusin bayi?." Tanya Risky agak kaget.

"Itu! Bayi yang di kamar."

HATI KU KECANTOL TIMNASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang