♡ [27.➹ Keinginan ➹] ♡

10.4K 702 7
                                    

I hope your enjoy Reading to my novels

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Tiga bulan kemudian

Waktu terus berjalan dan tanpa sadar perut Aletta yang awalnya rata kini menujukkan bentuknya, dan sikap Ariello semakin ketat menjaga Aletta.

Aletta semakin muak menyingkapi sifat suaminya.

"Sayang, jangan kemana mana. Kau cukup diam dikamar saja" Kata Ariello.

Aletta menghela napas malas.

"Diam! Aku lelah dan butuh udara!" Ketusnya.

Aletta berlalu melewati Ariello dengan tangan yang terus memegangi perut besarnya.

Ariello mengejar langkah kecil Aletta dan ia mengikuti istrinya dari belakang. Ia berjaga jaga takut sesuatu terjadi jika ia meninggalkan Aletta sendiri.

Aletta terus berjalan menuju rumah kaca dengan di awasi terus okeh Ariello.

"Ugh" Rintis Aletta.

Ariello yang mendengar rintisan sang istri pun dengan cepat menghampiri istrinya lalu melingkarkan tangan besarnya untuk menopang berita besar istrinya.

Aletta menghela napas lega, ia merasa terbantu dengan tangan Ariello yang menopang perutnya.

"Terimakasih sayang" Kata Aletta dengan lega.

Ariello tersenyum lembut kepada Aletta.

➹➹

Aletta duduk di kursi yang memang telah disiapkan oleh Ariello di taman kaca itu.

Aletta duduk dengan memakan beberapa camilan yang sudah di siapkan oleh para pelayan dengan di bawah pengawasan Ariello.

Ariello sangat menjaga ketat Aletta mulai dari pakaian Aletta, makanan, minuman, serta kondisi sekitar Aletta. Ia wajib memeriksanya dengan tangannya sendiri tanpa campur tangan orang lain.

Gila? Tapi itu lah Ariello. Ia rela melakukan apa pun untuk melindungi istri tercintanya serta calon buah hatinya.

"Kau sangat menyebalkan" Kata Aletta ketika melihat senyuman lebar Ariello yang terlempar ke arahnya.

"Iya sayang" Kata Ariello.

Aletta semakin mengerutkan wajahnya mendengar kata yang keluar dari mulut Ariello.

"Sekali sekali marah lah" Rajuk Aletta.

Kini giliran Ariello yang mengerutkan wajahnya. "Tidak sayang, aku tidak bisa marah kepada istri ku" Kata nya.

Aletta mendengus keras mendengar perkataan sang suami.

"Marah lah!" Kata Aletta dengan tegas.

Ariello menggeleng kan kepalanya.

"Ini keinginan anak mu Ariello!" Kata Aletta lagi. Dan Ariello tetap menjawabnya dengan gelengan kepala.

Aletta menghela napas nya. Padahal ini juga keinginan anak mereka yang masih berada di dalam perut nya

➹➹

Malam harinya setelah makan malam, Aletta tidak bisa tidur karena Ariello masih belum menyelesaikan pekerjaan nya.

Dan dengan keinginannya, ia akan melihat suaminya ke ruang kerja.

Saat hendak membuka pintu ruang kerja suaminya, ia mendengar bentakan keras dari dalam.

"Sialan! Hancurkan saja laki laki tua itu! Aku tidak peduli meskipun ia adalah anggota petinggi kerajaan!" Bentak Ariello.

"Baik tuan"

Dengan tergesa gesa, Aletta merapalkan mantra untuk menyamarkan dirinya.

Tanpa sadar, Aletta menahan napasnya ketika asisten suaminya itu melewati dirinya.

Dan setelah asisten suaminya itu lewat, ia pun menghela napas lega. Namun, amarah Ariello masih tersisa.

"Sialan! Awas saja kau pak tua bau tanah! Akan ku buat kau menghilang dari dunia ini!" Marah Ariello dan tanpa sadar mengeluarkan mana kuning keemasannya yang menyelimuti tubuhnya.

Aletta memandang Ariello takjub, sangat jarang bisa menemukan orang dengan mana kuning keemasan karena mana itu hanya bisa di miliki oleh keturunannya saja.

"Sayang, apakah itu kau?" Tanya Ariello dari dalam.

Ia merasakan kehadiran istrinya ketika ia mengeluarkan mana yang tidak ia sadari.

Aletta yang mendengar suara Ariello pun masuk ke dalam ruang kerja suaminya dengan menopang perutnya.

"Ada apa? Bukankah kau tadi ingin tidur?" Tanya Ariello dengan suara yang sudah berubah menjadi lembut seperti ketika laki laki itu berbicara dengannya.

"Aku tidak bisa tidur" Kata Aletta sembari mengusap usap perutnya.

Ariello pun menghampiri Aletta dan ia pun mengusap perut besar Aletta.

"Apakah kau sedikit kesusahan dengan perut besar ini sayang?" Tanya nya.

Aletta tersenyum lembut, lalu tangan putihnya itu terangkat dan kemudian mengusap pipi tirus Ariello.

"Aku akui jika memang sedikit kesusahan, tapi aku sangat menikmati membawa anak kita kemana pun aku pergi" Ujar Aletta dengan lembut.

Ariello tersenyum bahagia mendengar perkataan istrinya.

"Oh iya, aku tadi menguping ketika kau sedang marah. Apakah ada masalah?" Tanya Aletta sembari mengusap pipi tirus Ariello.

"Si tua bangka Devaldin berbuat ulah kepada bisnis ku sayang" Kata Ariello dengan jujur.

"Berbuat ulah?" Beo Aletta karena ia tak paham apa yang di maksud oleh Ariello.

"Tua bangka itu membuat bisnis yang ku bangun sejak remaja mengalami kerugian karena dia mengkorupsi uang itu, sayang" Jelasnya lebih terperinci.

Aletta menganggukkan kepalanya pertanda paham.

"Habisi saja" Kata Aletta dengan santainya.

"Sedang ku lakukan, sayang"

Memang pepatah tak pernah salah bahwa jodoh adalah cerminan diri.

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Sidoarjo, 7 Mei 2024

TBC.


Princess Aletta [ END ] [ TERBIT ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang