Tring. Bel masuk membuat mereka harus berhenti duduk leha-leha dikantin. Mereka bertiga kembali ke kelas sambil berjalan beriringan juga saling bergandengan tangan, sambil bernyanyi lagu yang mereka sukai. Bernyayi juga adalah hobi mereka bertiga.
Sesampainya didepan kelas mereka, Rachel menangkap sosok Gio yang sedang berdiri diambang pintu sambil memainkan ponselnya.
"Chel, Gio tu" Ujar Zoya sambil menatapnya dengan tatapan jahil.
"Udah tau kali" Ujar Rachel sambil menjulurkan lidahnya.
Gio menyadari kedatangan Rachel, ia langsung tersenyum lebar saat Rachel menghampiri nya.
Tepat di depan pintu kelas mereka. Mauren dan Zoya langsung memasuki kelasnya, mereka berdua tak tahan jika harus melihat ke uwu'an antara crush.
"Kenapa Kak?"
"Ah engga, gue mau liat keadaan lo aja setelah makan dikantin tadi"
"Ih! Apasi Kak" Rengek Rachel.
"Haha, oke serius" Ujarnya sambil menatap lekat manik mata Rachel.
"Pulang sekolah ada yang mau gue bicarain"
Rachel mengangguk "Mau ngomong dimana?"
"Di Cafe Jaya Abadi, bisa?"
Rachel mengangguk lagi, "Bisa Kak,"
Lalu Gio tersenyum manis. "Yaudah, gue balik ke kelas ya"
"Iya Kak,"
...
Tring. Bel pulang dibunyikan, Gio yang sudah setia menunggu Rachel didepan kelasnya. Tak lupa sambil tersenyum.
Kebetulan kelas Rachel gurunya sudah keluar duluan saat satu jam sebelum pulang, dikarenakan ia sedang tidak enak badan.
Rachel meminta izin kepada kedua temannya untuk pulang duluan bersama Gio, lalu mereka berdua menyetujui nya.
Rachel menghampiri Gio dengan perasaan yang semakin melambung jauh ke atas langit, dengan perlakuan yang Gio berikan kepadanya, membuat atensinya bahwa Gio bisa menjadi miliknya semakin besar.
"Mau ngomongin soal apa Kak?" Ujar Rachel di sela-sela jalannya.
"Gue butuh bantuan lo"
Rachel mengangguk paham.
Mereka berdua bagaikan pasangan yang serasi, Gio yang jail dan Rachel yang ambekan menurut orang lain yang melihat nya sangat lah lucu.
Rachel meyakini dirinya sendiri bahwa ia betul-betul tak salah menyukai Gio selama 2 tahun ini. Gio mampu membuat nya tertawa kencang, Gio mampu membuat nya tersenyum lebar, Gio mampu membuat nya bahagia di keadaan apapun.
Saat sampai diparkiran, Rachel berdiri tepat di depan Gio. "Mau ngapain ini?" Ujarnya sambil menatap Rachel. "Helm Kak"
"Sabar ya Allah," Dibalas tawaan oleh Rachel.
"Ayo naik," Ujarnya setelah memakaikan Rachel helm.
Rachel naik dengan senang, "Let's Go!" Ujarnya sambil cosplay seperti superman, membuat Gio tertawa gemas saat melihat nya.
...
Akhirnya mereka sampai di Cafe Jaya Abadi yang petepatan di tengah-tengah ibu Kota.
"Lo mau pesen apa Chel?" Ujar Gio saat menempati dua buah bangku dan satu meja.
"Samain aja sama Kakak," Jawab Rachel yang di angguki oleh Gio.
Tak perlu menunggu lama Gio membawa satu nampan yang berisikan makanan. "Banyak amat Kak," Ujar Rachel yang melihat nampan yang Gio bawa hampir saja penuh. "Lo kan suka makan,"
"Kakak lagi ledek aku ya?" Ujar Rachel sambil memandang intens Gio yang sedang menahan kedutan dikedua pipinya.
Lalu Gio menggeleng pelan "Engga Chel"
"Bohong!?"
"Serius," Ujarnya sambil menaik-turunkan kedua alisnya.
Rachel mengangguk "Minta bantuan apa Kak?" Ujarnya.
"Oh iya! Hampir aja lupa" Ujar Gio.
Rachel melihat Gio yang sedang mencari sesuatu di dalam tas sekolah miliknya, lalu ia keluar kan dua buah kotak kado berukuran kecil yang berbeda gambar.
"Kata lo, mending yang mana Chel?"
Rachel mengamati kedua kotak kado tersebut. Kotak kado yang Gio pegang di tangan kanannya, berwarna pink dan gambar hati di setiap sudut kotak nya. Dan kotak kado yang berada pada tangan kiri Gio, berwarna putih dan bergambar panda di seluruh kotaknya.
Karena ia menyukai warna putih dan sangat menyukai panda, jadi ia pilih kotak kado yang berada pada tangan kiri Gio.
Gio mengangguk, menyetujui pilihan yang Rachel pilih.
"Satu lagi nih Chel,"
"Apa?"
"Kata lo, mending kalung atau gelang?"
"Cincin" Ujar Rachel dengan excited.
"Pea, ga ada cincin. Lo kira mau nikah" Ujar Gio sambil menoyor pelan kepala Rachel.
"Ish." Rachel merapihkan rambut yang sedikit berantakan karena toyoran yang diberikan Gio.
Gio hanya tertawa puas sambil memasang muka tengilnya.
"Apa jadinya? Kalung apa gelang?" Ujar nya lagi. "Gelang,"
"Karena?"
"Karena, lebih keliatan aja sih kak. Menurut aku juga lebih berbekas rasanya kalo gelang, apalagi dikasih nya sama orang yang spesial." Ujarnya sambil tersenyum.
"Selera lo memang bagus, ga sia-sia gue minta bantuan lo, Chel"
Rachel mengangguk sambil tersenyum lebar, "Kalo boleh tau, buat siapa Kak?"
"Mauren,"
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL CHILDREN
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA❗ Menceritakan tentang seorang gadis SMA yang bernama Rachel Asyila Djuarna yang mencintai seorang lelaki yang bernama Gio Alvaro Gerdapati, sikap manis yang Gio berikan kepada Rachel membuat antensinya meningkat bahwa ia pasti ak...