Rachel baru saja sampai ke kelas, Mauren tersenyum manis ke arahnya.
"Zoya belum dateng?" Ujar Rachel sambil menaruh tas nya dibangku.
Mauren menggeleng kepalanya pelan "Belum,"
"Lo abis lari-larian kah? Keringet di mana-mana" Ujar Rachel sambil memberikan Mauren tissue.
Mauren menggeleng kepalanya pelan "Lo liat," Ujarnya sambil menunjukkan kipas angin yang mati "Biasanya aja di nyalain,"
"Terus kenapa ga lo nyalain?"
"Itu tu, si Kaleya pake ada acara sakit perut"
Tak lama Zoya datang, tak ada ekspresi di wajahnya "Zoy," Zoya hanya melirik Rachel sekilas lalu ia duduk sambil memainkan ponsel nya.
"Kenapa si Zoy?"
"Masalah gue sama Mauren baikan? Lo masih mempermasalahkan hal itu? Udah lah, gue nya aja gapapa" Ujar Rachel dengan nada yang sedikit naik.
Zoya melirik Rachel sekilas "Yaudah,"
"Lo juga kalo ngerasain jadi gua pasti bakalan bingung, Zoy" Ujarnya dengan nada pelan.
"Kalo memang lo butuh waktu sendiri, gue turutin itu. sorry Zoy, nge bujuk seseorang bukan tipekal gue" Ujarnya sambil mengeluarkan ponselnya.
...
Tring. Bel istirahat telah dibunyikan, Zoya yang tiba-tiba bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja meninggalkan Rachel juga Mauren.
"Chel, kantin ga?" Ujar Mauren.
"Engga Ren, gue bawa bekal" Yang diangguki oleh Mauren.
Melirik sekilas bangku yang diduduki oleh Zoya membuat nya menggeleng kan kepalanya pelan, masalah yang ia hadapi ternyata bukan hanya kisah percintaannya.
Masalah baru datang saat ia sudah menyelesaikan masalah pertama, dahulu, saat ia masih sekolah menengah pertama, ia ingin sekali cepat-cepat besar. Nyatanya pada saat umurnya ingin menaiki 17 tahun, setelah ia di hantam oleh satu masalah membuat nya ingin menjadi anak kecil lagi.
Nyatanya menjadi dewasa itu tak semudah dan tak seindah apa yang ia bayangkan dahulu.
Rachel menghembuskan nafasnya pelan, 'Baru dikasih masalah gini aja, gue udah merasa ciut. Apalagi nanti?' monolog Rachel.
Perjalanan kehidupan masih sangat panjang menurut nya, ia tak tau masalah apa yang selanjutnya ia hadapi dikehidupan selanjutnya.
"Chel," Ujar salah satu anak kelas.
Rachel tersentak kaget "E-eh, iya?"
"Itu di depan ada Arsen," Rachel hanya mengangguk sebagai jawaban.
'Ngapain lagi dah tuh bocah' monolog Rachel.
Rachel menghampiri Arsen yang sedang berdiri sambil menatap lekat kedua mata Rachel. "Ngapain!?" Sarkas Rachel membuat Arsen tersentak kaget.
"Santai kali,"
"Buruan dah gausa basa-basi! Mau ngapain?"
"Bali--"
"Balik sekolah bareng? Engga! Gue ada urusan"
"Ikut"
"Engga!"
"Please..." Ujar Arsen sambil menumpukan kedua telapak tangannya, /apasih bahasa nya pokoknya "🙏" gitu.
"Urusan pribadi Sen, yakali lo ikut"
"Urusan pribadinya di mana? Nanti gue jauhan deh,"
"Gabi---"
"Ikut, bodoamat!"
"Serah lo deh,"
"YEY!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL CHILDREN
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA❗ Menceritakan tentang seorang gadis SMA yang bernama Rachel Asyila Djuarna yang mencintai seorang lelaki yang bernama Gio Alvaro Gerdapati, sikap manis yang Gio berikan kepada Rachel membuat antensinya meningkat bahwa ia pasti ak...