Tok. Tok
"Chel," Ujar diluar sana, Rachel membuka pintu kamarnya dengan senang hati.
Menampilkan Zoya yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya, membuat mereka berdua bersorai lalu berpelukan.
"Masuk masuk," Ujar Rachel sambil menarik pelan lengan kanan Zoya.
"Panas bet diluar" Ujar Zoya sambil mendudukkan dirinya di sisi kasur queen size milik Rachel.
"Asli"
"Kita ke Mall aja kali ya Zoy?"
"Yuk!"
"Jam berapa otw nya?" Ujar Rachel.
"Emmm.. Jam 2 aja yu" Ucapan Zoya diangguki oleh Rachel.
Mereka berdua sedang menonton drama Korea di laptop nya Rachel, tawa menggelegar kala ada adegan yang menurutnya lucu, emosi yang mereka berdua utarakan kala ada adegan yang menurutnya jengkel, bahkan mereka berdua, ah! Ralat, Rachel menangis kala ada adegan yang menurutnya sedih.
Sampai tak sadar bahwa sekarang sudah pukul 13.50 , beruntungnya mereka berdua sudah mandi jadi mereka hanya make-up dan berganti pakaian.
Melihat Zoya yang mengenakan baju berwarna hitam membuat Rachel ingin memakainya juga. Tak lupa mereka berdua mengenakan topi yang sama namun hanya beda warna, mereka terlihat serasi seperti sahabat lain pada umumnya.
...
Setelah menempuh beberapa menit di perjalanan akhirnya mereka berdua sampai di Mall yang lumayan cukup besar yang berada di tengah-tengah ibu Kota.
Memasuki Mall tersebut tak lupa sambil bergandengan tangan, karena Mall cukup ramai apalagi dihari weekend seperti ini.
Banyak pasangan yang lalu lalang membuat Zoya juga Rachel menatapnya iri, "Kapan ya Zoy?" Ujar Rachel sambil memasang muka memelas.
"Otw sama Arsen kok lo mah,"
"Apasi!" Ujar Rachel sambil memukul pelan lengan kiri Zoya tak lupa sambil menatap nya sinis.
"Lupain Gio, cari yang baru. Slebew"
"Bodoamat" Rachel menatapnya jengah.
Ting, notifikasi di ponsel Rachel membuatnya berhenti seketika di sela-sela jalannya. "Kenapa Chel?" Ujar Zoya.
"Ada yang chat gue, bentar" Zoya mengangguk sebagai jawaban.
Rachel reflek melihat ke arah belakang, ia melihat Arsen yang sedang tersenyum ke arahnya sambil melambaikan kedua lengannya.
"Zoya! Buruan" Ujarnya sambil menarik kencang lengan Zoya, membuat Zoya terkejut setengah mati "Kenapa Chel?"
"Udah buruan" Ujar Rachel.
Setelah merasa aman dan tentram, membuat Rachel mengusap dadanya pelan. "Kenapa si Chel?" Ujar Zoya, "Ada si Arsen" Ucapannya mampu membuat Zoya tertawa terbahak-bahak.
"Apasi Zoy, gajelas"
"Aduh.. Cape bet gua anjing" Ujarnya sambil memegang perutnya menggunakan telapak tangan kanan nya.
"Ngapain kabur coba?" Ujar Zoya di sela-sela tawa nya.
"Jiji banget gue liat mukanya, ilfeel" Ujar Rachel membuat Zoya melotot tak percaya ucapan yang baru saja keluar dari mulut Rachel "Ganteng gitu, lo malah jiji" Ujar Zoya.
"Ganteng pala lo peang!"
"Nanti kepelet, gue gamau tau ya"
"Engga! Enak aja"
"Makan Sushi yu Zoy" Sambungnya, Zoya mengangguk menyetujui.
Mereka berdua jalan kembali tidak lupa sambil beriringan "Zoy, itu Mauren" Ujar Rachel membuat Zoya menengok ke arah dimana Rachel menunjuk.
"Sama siap--"
"Gio?" Deg. Mengapa ia harus mengalami ini di waktu yang sama sekali tidak tepat? Mereka berdiri persis di samping tempat makan Sushi yang ingin Rachel juga Zoya datangi. Senyuman yang mereka berdua tampilkan membuat hati Rachel sakit, apalagi saat melihat mereka berdua bergandengan tangan. Mereka berdua tertawa, tersenyum, walaupun Rachel hanya melihat nya dari jauh tapi Rachel yakinkan bahwa mereka betul-betul sedang bahagia.
Seketika kedua matanya memanas, pikirannya menjadi tak fokus, hatinya menjadi tak karuan, badan lemas dengan tubuh yang sedikit bergetar menahan tangis.
Zoya yang melihat itu langsung dengan sigap merangkul Rachel, sesekali ia usap punggungnya "Gausah jadi makan Sushi ya Chel," Rachel menggeleng kan kepalanya, menatap manik mata milik Zoya "Gapapa, yuk" Ujarnya dengan nada yang sedikit bergetar.
Zoya melihat ekspresi Mauren yang menganga kaget saat melihat kehadiran Zoya juga Rachel, Zoya melihat Mauren yang berusaha melepaskan gandengan tangan tersebut.
Rachel melihat lengan Mauren, gelang itu ternyata sudah bertengker manis di lengan Mauren. Rachel menggeleng kepalanya pelan, berusaha meyakinkan dirinya agar air matanya tak membasahi kedua pipinya.
Rachel juga Zoya melewati mereka berdua tanpa menyapa atau bahkan tersenyum, Zoya hanya berdecih pelan.
"Zoy" Ujar Mauren namun sayang tak di dengar oleh Zoya.
Mauren mengejar mereka berdua lalu mencekal pergelangan tangan Rachel, namun malah tepisan yang Mauren dapatkan. Membuat Gio mengerutkan dahinya bingung, ia tak berucap apa-apa saat mantan temannya ini lewat begitu saja. Gio melihat mata Rachel, seperti ada yang Rachel sembunyikan dari tatapan mata itu.
Mauren kembali dengan mata yang sedikit berkaca-kaca, menghampiri Gio yang sedang menatapnya sambil tersenyum.
"Aku mau pulang," Ujar Mauren kepada Gio.
"Gamau cerita?" Ucapan Gio membuat Mauren menggeleng kepalanya pelan "Jawabannya ada di Rachel,"
"Samperin aja kalo gitu, diomongin baik-baik" Ujar Gio sambil mengusap pelan surai panjang milik Mauren.
"Takut,"
"Ada aku"
"Percuma kamu ngomong baik-baik juga, Rachel ga akan langsung jawab begitu aja" Ujar Mauren.
"Biar dia yang datang ke kamu dan menceritakan semuanya, jangan dipaksa" Sambungnya lagi. Membuat Gio mengangguk mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL CHILDREN
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA❗ Menceritakan tentang seorang gadis SMA yang bernama Rachel Asyila Djuarna yang mencintai seorang lelaki yang bernama Gio Alvaro Gerdapati, sikap manis yang Gio berikan kepada Rachel membuat antensinya meningkat bahwa ia pasti ak...