(20)

8 2 2
                                    

Setelah beberapa menit akhirnya Rachel juga Arsen sampai di perkarangan mewah milik Arsen.

Saat Rachel ingin membuat pintu mobilnya, Arsen lebih dulu menahan lengannya lalu menutup kembali pintu mobilnya "Loh!?"

"Biar gue yang buka," Ujarnya, keluar dari mobil dengan tergesa-gesa membuat Rachel mengerutkan dahinya bingung.

Lalu, ia membuka pintu mobil untuk Rachel "Ayo Chel,"

Rachel keluar dari mobil tanpa ada rasa ragu, lalu mereka berdua berjalan menghampiri pintu masuk. Saat dibuka, Rachel melihat seorang wanita paruh baya yang sedang tersenyum melihat nya, lalu Rachel menyalimi lengan wanita itu dengan sopan "Rachel ya," Ujarnya membuat Rachel mengangguk kaku.

'Tau nama gue dari mana?' monolog Rachel.

"Arsen sering cerita sama mamih tentang Rachel, " Seakan-akan tau apa yang dipikirkan oleh Rachel. Rachel hanya mengangguk sambil tersenyum sebagai jawaban.

"Masuk nak," Ujarnya kepada Rachel juga Arsen.

Rachel melihat ke arah Arsen dengan tatapan penuh jawaban "Gue ga cerita macem-macem, santai" Bisiknya tepat di telinga kanan Rachel.

"Awas ya lo," Rachel membisikkan juga tepat di telinga kiri Arsen, membuat Arsen tersenyum sambil mengangguk.

"Gue cuma bilang kalo Rachel itu calon pacar nya Arsen,"

Bugh. Mendengar itu, mamih nya Arsen langsung menengok ke arah belakang membuat Rachel tersenyum kikuk "Bukan apa-apa kok tante," Ujarnya sambil terkekeh kecil dibelakangnya.

"Ayo sini nak," Ujarnya sambil menarik lembut lengan kiri Rachel.

Arsen hanya menahan tawanya sambil menjulurkan lidahnya.

"Bangsat juga lo," Bisiknya.

...

Sedari tadi Rachel menunggu seorang diri didepan televisi yang menyala, menunggu Arsen yang tak kunjung datang. Mamih Arsen izin pergi ke dapur untuk memasak makanan untuk nanti malam, yang dibantu oleh kedua bibinya Arsen.

Rachel mengerutkan bibirnya kesal, sedari tadi seorang Arsen tak kunjung datang. Lalu jarinya mengetikkan sesuatu disana dengan cepat.

Beberapa menit setelah ia chat, akhirnya yang ditunggu-tunggu pun tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa menit setelah ia chat, akhirnya yang ditunggu-tunggu pun tiba.

'Lah!?' monolog Rachel.

Arsen menatapnya dengan tatapan bertanya, "Katanya lo ganti baju?" Ujar Rachel.

Arsen hanya menggeleng kepalanya enteng membuat Rachel ingin mecabik nya detik ini juga "Anjir! Terus ngapain lo lama-lama" Ujarnya dengan nada yang sudah tidak bersahabat.

"Sakit perut, Chel" Rachel hanya menatapnya jengah.

"Buruan beli seblak"

"Tutup,"

"Ah! Bodoamat" Ujarnya sambil membanting tubuhnya ke belakang sambil memeluk bantal sofa.

"Tapi boong,"

"Yauda ayo" Sambungnya.

Rachel berdiri dari duduknya "Izin dulu" Diangguki oleh Arsen.

"Mih!" Teriak Arsen "Kenapa Sen?"

"Arsen sama Rachel mau beli seblak," Yang diangguki oleh sang mamih "Jangan pulang sore-sore takut ujan"

"Iya,"

...

Mereka berdua berjalan, sesekali Arsen mengganggu Rachel. Rachel hanya bisa pasrah dan hanya bisa menatapnya jengah, ia memilih untuk diam saja, sebab jika dilawan samanya itu tidak akan membuat Arsen berhenti mengganggu nya.

Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya mereka berdua sampai ditempat seblak. Terlihat sedikit ramai.

"Rachel!?" Ujar seseorang membuat Rachel memekik kaget.

Saat ia melihat wajahnya betapa terkejut nya ia kalau melihat teman SMP nya dulu "Nathan!?" Rachel tak kalah histeris.

Arsen hanya menatapnya dengan tatapan tak suka.

"Gimana kabarnya Chel?"

"Alhamdulillah baik, kalo kamu Nath?"

'Kamu?' monolog Arsen.

"Baik, alhamdulillah"

"Kangen banget, boleh peluk gasi?" Ujar Rachel membuat Arsen melotot tak percaya.

"Gak!" Bukan Nathan yang menjawab tapi malah Arsen yang menjawab, membuat Rachel juga Nathan menatapnya.

"Cowo kamu Chel?" Ujar Nathan sambil menatap Arsen juga Rachel secara bergantian.

Ucapan Nathan membuat Rachel menggeleng kepalanya cepat "Buk--"

"Iya, kenalin gue Arsenio Prazaski Magenta" Ujar Arsen sambil menjulurkan lengan kanannya kepada Nathan.

Rachel hanya menatap nya jengah.

Nathan membalas itu "Gue Nathan, sahabat nya Rachel dulu waktu di SMP" Yang diangguki oleh Arsen.

"Gio Chel?" Bugh. Rachel reflek memukul bahu Nathan. "Engga Nath!"

"Oh ya Nath, gue boleh minta ulang kontak lo ga?" Ujar Rachel membuat Arsen melotot kan matanya kaget.

"Boleh," Ujar Nathan.

"Lo aja ketik Chel, sini" Sambung nya sambil memberikan ponselnya.

Arsen berdehem membuat Rachel juga Nathan menengok ke arahnya, yang ditatap hanya menampilkan ekspresi bertanya.

"Ga jelas" Ujar Rachel dengan bahasa isyarat dari gerakan mulutnya.

"Nih udah," Ujar Rachel dan memberi kan kembali ponselnya.

"Oke deh, kalo gitu gue duluan ya, bye" Ujar Nathan kepada Rachel "Hati hati Nath" Ujar Rachel yang di angguki oleh Nathan.

Saat Nathan sudah tak berada lagi di lingkungan itu, Bugh. "Bisa-bisanya lo bilang iya!"

"Ya gapapa, lagian lo peluk peluk aja"

"Apa salahnya!? Itu sahabat gue"

"Jelas salah, lo milik gue Rachel Asyila Djuarna"

"Pacaran juga engga!"

"Mau?"

"Gak!"

SCHOOL CHILDRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang