06. Hari Paling Memalukan.

4 2 0
                                    

◖mellowfly◗  

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◖mellowfly◗  

Setelah beberapa hari selesai menghadapi ulangan kenaikan kelas atau PAS (Penilaian Akhir Semester), Cindy dan kawan-kawan, ah ralat, semua murid di sekolah, menghadap perpustakaan untuk mengembalikan semua buku paket yang dipinjamkan pada mereka.

Karena tak lama lagi pembagian rapor dan pengumuman kenaikan kelas, jadi mereka harus cepat-cepat mengembalikan jika ingin rapor mereka dibagikan.

Ujian terlaksana dengan aman dan damai, Cindy pun bisa dengan mudah mengerjakan soal-soal yang ada, tentunya dengan bantuan beberapa teman-temannya. Hehe.

Cindy bukan anak yang pintar, tak juga bodoh. Netral saja. Dari sekian banyak mata pelajaran, ia paling suka di mapel Bahasa Indonesia setelah Sosiologi.

Hobi Cindy yaitu membaca, juga menulis, jadi tak heran jika nilai tertingginya setelah Sosiologi adalah Bahasa Indonesia.

"Anjir, gue hampir kesiangan tadi, gue pikir libur," cerocos Asep masih terlihat mengantuk, ia mengucek mata tak santai.

"Mata lo nanti merah woi lo kucek. Cuci muka lo sana," titah Cindy kesal karena tak ada yang laki-laki itu lakukan selain mengucek mata. Kenapa tidak mencuci wajah saja agar kantuknya sedikit reda.

Saat ini mereka berada di depan perpustakaan, menunggu antrean yang panjang pengembalian buku paket. Di sebelah Cindy ada Tari, yang lain mengantre di depan sana, memang tak setia kawan mereka itu.

"Iya nih, gue ngeliatnya aja perih. Sana lo, nanti gue beliin nutrisari deh," celetuk Tari membuat Asep langsung berlari ke toilet.

"Lo sama Asep aja, Tar, serasi," goda Cindy sambil tertawa puas melihat ekspresi Tari.

"Ogah, dia udah ada cewek pasti, kan buaya," balasnya.

"Kalau nggak ada cewek lo mau berarti?" tanya Cindy ingin memancing gadis itu.

"Ya nggak tau." Cindy terkekeh mendengar jawabannya. Ia tahu, ia diam.

"Yuyud mana, yah, Tar? Nggak kelihatan dari tadi," tanya Cindy kini pembicaraannya bukan lagi tentang Asep.

"Nggak tau lah, dipikir gue emaknya kali. Lo kenapa dari tadi kelihatan lemes banget?" ia balik bertanya karena melihat temannya ini tak begitu aktif seperti biasanya.

Cindy menggeleng kecil. "Nggak, cuma pusing dikit. Gue kurang tidur semenjak ujian kemarin," jawabnya jujur.

Tari mengangguk paham. "Setelah ini lo bisa tidur puas, nggak perlu mikirin pelajaran untuk beberapa saat ini, " ia menepuk-nepuk punggung Cindy.

"Lo juga, liat mata lo tuh, udah kayak panda aja, haha," candanya, memeluk erat-erat buku di pangkuannya.

Tari ikut tertawa karenanya. "Tuh, Yuyud," beritahunya saat dapat menangkap keberadaan Yudinata, yang berjalan di depan sana.

Datanglah Lain HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang