27. Kejutan

6 1 0
                                    

◖mellowfly◗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◖mellowfly◗

Cindy merapikan kamarnya yang berantakan sampai terlihat enak dipandang lagi. Kemarin ia sempat mencampakkan kamar nuansa biru lautnya itu karena kepalanya yang dipenuhi kegelisahan dan amarah.

Sehingga pikirannya melana ke mana-mana, sampai tak mengingat tanggal dan hari apa ini.

Dia membuang napas panjang, memandang dari ujung ke ujung kamarnya yang kini terlihat bersih dan rapi. Ia tersenyum bangga. Kan kalau begini, kepalanya bisa terasa lebih plong.

"Fyuh. Kan apa gue bilang, bersihin kamar gue tuh gampang, karena emang nggak seberangkan kayak kapal pecah. Ibu aja yang lebay, " gumamnya berkacak pinggang.

"Dya, temen-temen kamu dateng! " teriak Ayah dari luar rumah.

Detik itu juga, Cindy berlari ke luar kamarnya, untuk menemui teman-temannya yang akan mengerjakan tugas kelompok.

"HAPPY BIRTHDAY TO YOU! "

"Happy birthday to you. "

"Happy birthday, happy birthday, happy birthday Cindy! "

Mata Cindy melebar sempurna, terkejut, tak menyangka dan terharu. Ia menatap sendu teman-temannya yang baru saja menyelesaikan nyanyian dan menyalakan lilin di atas kue dengan tema kupu-kupu.

"Tiup lilinnya dong, masa cuma di liatin aja, " goda Tari membuat ketiga temannya yang lain ikut berseru.

Cindy terkekeh, dia tak meniup lilin itu, melainkan di kipas-kipas dengan tangannya. "Yeyyyy! Misi berhasil! " sorak Hera juga Zanna. Sedangkan Tari dan Ghea hanya tertawa.

Bibir bawah Cindy manyun merasa telah di kerjai. "Gue kaget tau, ihhh, " rengeknya seperti hendak menangis.

"Itu tujuan kita. Ini kita cuma diem depan pintu? Nggak dipersilahkan masuk sama tuan rumah? " sindir Hera membuat Cindy tersadar.

"Eh, iya! Masuk teman-temanku yang cantik jelita! "

Kini, mereka berada di meja makan, menyantap makanan yang disediakan oleh Ibu Cindy. Di sana, mereka berbincang-bincang, menceritakan bagaimana mereka bisa ada di sini berkat suprise.

"Kita memang awalnya kesel sama lo, semenjak si pick me bocorin rahasia lo ke orang-orang. Di tambah lagi sama lo yang nggak bisa marah ke mereka dan malah tetep memperlakukan mereka dengan baik, "

"Awalnya gue marah cuma sebentar, tapi karena lo yang setiap hari makin deket sama yang lain, marahnya gue perpanjang. Sampai Tari juga ikut kesel sama lo. " Hera yang bercerita.

"Hm. Pada saat kita nggak saling bicara, gue, Hera, Zanna dan Ghea memanfaatkan keadaan, mencari kesempatan dalam kesempitan. Sebenarnya kita udah mau ngajak lo ngobrol, tapi keinget ulang tahun lo sebentar lagi, jadi kita perpanjang lagi masa diem-diemannya, " kali ini Tari.

Datanglah Lain HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang