37. Jatuh Untuk Kesekian Kali

2 1 0
                                    

◖mellowfly◗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◖mellowfly◗

"Pulang sama siapa, Cin?"

Cindy yang tadinya sibuk mengotak-atik ponselnya, seketika menoleh ke arah Hanan yang berjalan di sampingnya. Dia buru-buru memasukkan benda pipih itu ke dalam ranselnya.

"Uh? Katanya sih tadi Yudinata mau nebengin. Makanya ini gue ikut lo jalan ke sana," jawabnya sambil mesem-mesem. Hanan jelas tahu maksudnya.

Kemudian cowo itu ber-oh ria, tanpa menanyakan apa pun lagi. Sampai mereka tiba di parkiran, dan langsung disuguhi pemandangan yang ramai akan murid lainnya yang hendak mengeluarkan sepeda motor mereka dari lahan khusus parkiran siswa itu.

Sejenak mata Hanan melihat motornya yang terparkir di ujung sana, karena setelahnya dia sibuk mengamati Cindy yang celingak-celinguk mencari keberadaan Yudinata.

Namun, tak lama berselang. Gadis itu menunjuk satu arah yang menjadi pusat kebahagiaannya kala itu. Tepat di sebelah pohon besar yang rindang, Yudinata duduk menunggangi motornya yang mesinnya sudah menyala.

"Hehehehe." Cindy cengar-cengir sendiri mendapati Yudinata yang mendekatinya tanpa dia menyapa. Seolah dia sudah tahu sejak awal posisi Cindy yang berdiri tak jauh bersama Hanan.

Di suasana yang lain, Hanan tak henti memperhatikan Cindy yang kegirangan. Entah dapat angin dari mana, tiba-tiba tangannya menepuk-nepuk kepala Cindy dan berkata. "Sekarang lo keliatan lebih aktif dari biasanya."

Mendengar penuturan itu, Cindy membalikkan sedikit posisi tubuhnya. Mengarah kepada Hanan dengan sedikit mendongakkan kepalanya untuk melongok wajah Hanan. Dan tadi alisnya sempat mengerut, tapi tak lama.

Senyumnya terbit begitu bersinar dan jernih. Bagai sinar matahari di pagi hari yang hangat dan menenangkan. Dan seperti suasana senja yang indah dan penuh akan suka.

Hati Hanan seakan-akan telah meleleh sepenuhnya. Tak bisa utuh lagi untuk membangun sebuah pertahanan anti runtuh. Dan seolah usahanya yang lama telah sirna, tak memiliki makna dan nilai sebagaimana mestinya.

"Karena gue ngerasa lebih segar dan bahagia aja, Nan. Entah kenapa, haha," jawab Cindy dengan penuh senyuman yang mengembang di bibirnya.

Hanan diam menilik wajah yang menjadi sebab dirinya ingin terus datang ke tempat yang paling membuatnya malas, dan yang mengubah sebagian alasannya untuk bertahan sedikit lebih lama. Kembali menghadapi hal yang hampir membuatnya muak setiap saat.

Dia bagaikan sebuah cahaya baru yang terbit hanya demi memulihkan tekadnya mengenai dunia yang terasa lelah dan melelahkan. Membangun sebuah asa baru yang amat sepele namun mempunyai beribu definisi.

"Hati-hati di jalan, ya, kalau ada apa-apa kabarin gue," pesan Hanan seketika membuat Cindy terheran-heran. "Tumben banget??"

Bersamaan dengan itu, Yudinata dan motornya tiba di hadapan mereka. Cindy langsung melambaikan tangannya sebagai sapaan, sambil memberikan senyuman termanisnya. Kemudian dia mendekat ke motor Yudinata sambil menatap Hanan.

Datanglah Lain HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang