2. sakit.

64 1 1
                                    


Cuaca pagi ini sangat cerah dan panas, tampak kennan sedang berjalan seorang diri dengan hoodie hitam dan masker hitam memasuki halaman sekolah. Cowok itu terlihat lesu dan tidak bersemangat, matanya memerah dan kulitnya memucat, mungkin saja dia sakit karena hujan-hujanan.

"Abang ken!! " teriak bagas dengan merangkul pundak kennan.

"Kenapa, ken? Lo demam? " tanya vino dengan menempelkan punggung tangannya pada dahi kennan.

Dan benar saja suhu tubuh kennan sangat tinggi.

"Buset, melepuh kulit gue. Panas banget njir. " heboh vino dengan mengibas-ngibaskan tanganya.

"Woo." Teriak mereka kompak dengan menahan tubuh kennan yg hampir ambruk. Untungnya, vian segera berdiri dihadapan kennan hingga remaja itu menjatuhkan dirinya di tubuh kekar vian.

"Ke UKS langsung vi, parah banget kondisi ni anak. " ucap viko dengan mengambil alih ransel kennan.

"Badan gue lemes banget. "Lirih kennan dengan meringis kesakitan.

" gue gendong. "Sahut vian cepat.

Tanpa merasa berat sedikitpun, vian menggendong tubuh kennan dipunggungnnya

***

Keadaan sekolah sudah sangat sepi karena memang mereka datang terlambat lagi. Dengan setengah berlari mereka menuju ke UKS.

Dengan hati-hati mereka menurunkan kennan dan membantu cowok itu untuk berbaring. Viko melepas sepatu kennan dan menyelimuti remaja itu sampai sebatas perut.

"Gue telfonin bang Dirga ya, ken? " tawar bagas yg bersiap menelfon Dirga.

Kennan menggeleng. "Jangan."

"Lo parah banget anjing, badan lo panas banget, kenapa juga lo bisa demam, perasaan kemarin lo nggak kenapa-napa. " omel viko tanpa henti.

Kennan berdehem dengan mata yg mulai terpejam. "Kehujanan."

Sontak mereka langsung menoleh kearah Kennan. "KOK BISA?! " Tanya mereka kompak.

"Payung lo kemana? " tanya bagas dengan meletakkan segelas teh hangat.

"Gue kasih ke orang. "

Jika sudah seperti ini mereka tidak bisa berkata-kata lagi.

"Teh buat siapa, gas? " tanya vian yg baru masuk dengan membawa termos yg dia pinjam dari dapur sekolah, yg berisi air panas.

"Buat si kapten tersayang. " jawab bagas dengan cengiran lebarnya.

Vian menghela nafas lelah, dia harap sahabat laknatnya itu segera sadar, kalau orang yg dia buatkan teh tidak bisa minum teh.

"Nggak guna lo, ah! Lo lupa kalau kennan nggak bisa minum begituan! " sembur viko dengan kesal.

"Yang serius! Aaa, ken maafin gue. " bagas ingin memeluk kennan, tapi tiba-tiba tangan cerobohnya itu tidak sengaja mengenai dada kennan hingga membuat remaja itu kesakitan.

𝐾𝐸𝑁𝑁𝐴𝑁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang