15. Bu karina

17 1 0
                                    

     Kennan meraih ponselnya yg tergeletak di atas kasur nya. Dia baru selesai mandi sepulang mengantarkan keyara tadi. Siang ini masion sangat sepi  terlebih dia tadi mendapat pesan dari ayahnya, kalau pria itu sedang ada si luar kota untuk dua minggu kedepan.

     Kennan pun bingung, tumben sekali ayahnya memberi tahunya, biasanya pria itu tidak perduli. Tapi sekarang, pria itu malah meneransfer uang  dan berpesan agar pesan makanan di luar, sebab, bi mina sedang pulang kampung.

      Kennan melempar ponselnya kesembarang arah  dan merebahkan tubuhnya yg terasa sakit semua. Dia kelelahan, padahal dia tidak melakukan apa-apa yang membuatnnya kelelahan. Kennan mengatur nafasnya kala terasa sangat sesak. Kennan meremas kuat kaus yg dikenakanya dengan kuat. Dadanya terasa sangat nyeri dan kepalanya kembali terasa pusing dan sakit.

      Kennan kembali meraih ponselnya dan menghubungi seseorang untuk mengantarkanya kerumah sakit.

     "Bisa kesini? " tanya Kennan pada seseorang di sebrang sana.

     ".... "

    "Hm. " tanpa menunggu jawaban dari lawan bicara nya Kennan langsung memutuskan sambungan sepihak. Kepalanya semakin terasa sakit, dia memilih untuk tertidur sebentar sebelum orang itu sampai.

     Namun baru saja hendak tertidur, tiba-tiba saja ada sesuatu yg mendorong dan memberontak ingin keluar. Dengan gesit, Kennan berdiri dan berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan sesuatu yg meronta-ronta  ingin keluar.

       Hwek.

     Hwek.

     Kennan menghidupkan air di wastafel untuk membersihkan wastafel yg penuh dengan bercak darah. Ya, Kennan baru saja memuntahkan darah. Setelah merasa sudah bersih Kennan membasahi wajahnya yg sangat pucat ini.

     Tapi lagi-lagi kepala dan ulu hati nya terasa sangat sakit. Wajah kennan semakin memucat dan berkeringat dingin. Tubuh kennan melemas dan tubuh ringkih itu jatuh terjerembab ke lantai yg terasa sangat dingin. Sebisa mungkin kennan bangkit untuk keluar dari kamar mandi, tapi lagi-lagi dia terjatuh dan hal itu membuat kennan semakin kesakitan.

      Kennan pasrah, mata indahnya terasa sangat berat, bahkan kepalanya terasa semakin sakit.

      "Ma-ma." Lirih kennan sebelum kesadaranya hilang sepenuhnya.

***

     "Kenapa belum dimakan? " tanya seorang pria berusia sekitar 38 tahun itu dengan duduk di sebelah seorang wanita cantik yg sedari tadi hanya merenung dengan mengaduk-aduk makananya tanpa memakanya.

     Wanita itu mengusap pipinya yg terbasahi oleh air matanya sendiri. Entahlah tiba-tiba saja dia menangis.

    "Kenapa hm? " tanya pria itu dengan menggenggam tangan sepupunya itu.

    Wanita itu menatap sendu manik mata sepupu nya. "Aku merindukannya. " lirihnya.

    "Kau ingin menemuinya? Hm? Mari temui dia. " ajak pria itu dengan mengusap air mata  wanita itu.

     "Tapi bagai mana dengan mereka? " tanya wanita itu masih merasa ragu.

     "Mereka sedang pergi, anak mu sendirian disana. "Ujar pria itu menyampaikan informasi yg disampaikan  oleh orang kepercayaannya.

     " serius? " tanya wanita itu dengan antusias.

     Pria itu mengangguk.

𝐾𝐸𝑁𝑁𝐴𝑁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang