17. Mama

20 0 0
                                    

      "Masih kerasa mual nggak, sayang?" Tanya Maya pada putrinya yg baru saja bangun dari tidurnya, tadi sepulang dari sekolah, tiba-tiba keyara drop dan berujung  di rumah sakit sekarang.

      Tapi ini salahnya yg terlambat minum obat. Keyara tersenyum dan menggeleng.

     "Udah nggak lagi kok, ma. " ujar keyara  dengan mencoba duduk dengan dibantu Bima.

     "Makannya jadi orang jangan bandel-bandel. Gitu bilangnya mau sembuh, tapi minum obat aja lupa terus. " omel Bima yg merasakan kesal dengan adiknya ini.

     Keyara hanya terkekeh.

    "Kennan udah tau? " tanya maya .

     Hal itu membuat keyara langsung diam.

    "Kasih tau nak, dia pasti khawatir. " ujar maya dengan menggenggam tangan keyara.

     "Bukan kennan yg khawatir, tapi key, yg khawatir sama kennan. " ujar keyara lirih.

     "Khawatir, kenapa? Kennan sakit? " tanya Bima bingung.

     "Ya menurut lo? Orang mana yg ngelihat Kennan baik-baik aja kalau kondisi Kennan udah kayak penderitaan penyakit parah. " ujar keyara sewot.

     Plak.

    Bibir keyara langsung terketup kala tamparan penan menghadiahi mulutnya. Seketika matanya langsung menggenang air mata.

     "Hwaaa, mama, Bima mukul bibir key! " teriak keyara dengan menangis kuat.

     "Abang! Kamu ini ada-ada aja. " ujar maya dengan menahan tawa.

     Sedang kan Bimo di ujung sofa sana, sudah tertawa mendengar dan melihat kelakuan anak-anaknya.

     "Papa, tolongin dong, kok malah ketawa."  Panggil maya dengan tertawa tertahan.

     "Hwaa, papa jahat! " teriak keyara saat ayahnya malah semakin tertawa keras.

     "Papa nggak ikut-ikutan lo key, papa, diem dari tadi. "

     Keyara bersedekap dada dengan mulut cemberut. "Woy lo! Minta maaf nggak! " teriak keyara pasa Bima yg malah ikut duduk bersama ayah mereka.

      Bima melengos kearah lain. "Ogah." Cetus nya.

     "Awas lo ketemu Kennan ya! " ancam keyara dengan kesal.

     Bima menaikan sebelah alisnya. "Siapa lo ngatur-ngatur gue, yg suka-suka gue lah, emang lo mak nya  Kennan? "Ujar Bima sambil meledek keyara. " adek, juga adek gue. "

     "Adek lo itu gue bukan Kennan! " teriak keyara emosi.

     "Dih, amit-amit punya adik yg titisan kayak barongsai, gue mau punya adek yg kalem nggak galak kayak lo! "

     "Mama... " rengek keyara dengan menangis.

     "Udah jangan ribut, lagi dirumah sakit. Kasian pasien lain. " tegur maya dengan menebabgkab keyara.

     "Key nggak boleh ngomong gitu. Emang key mau Kennan sakit parah? "

      Dengan cepat keyara menggeleng.

    "Nah itu, makanya jangan bilang gitu. Mungkin tadi Kennan lagi kecapean, terus nggak enak badan, jadi kelihatan pucet. Kan key tau Kennan mudah sakit. "

     Keyara menunduk lesu. Entahlah, dia jadi merindukan cowok itu. "Key jadi kangen Kennan. "

                                         ***
    "Pak wahyu, bagai mana kondisi putra saya? " tanya bu karina pada dokter yg menangani anaknya.

𝐾𝐸𝑁𝑁𝐴𝑁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang