3. Tetangga.

40 0 0
                                    

       Malam ini kennan harus di rumah sendiri, Dirga sedang ada urusan dengan ayahnya di rumah utama. Awalnya dia juga ingin pulang, tapi mengingat kondisinya baru saja membaik, jadi dia urungkan niatnya.

     Perutnya terasa lapar, ingin memasak pun persediaan makanan nya habis, jadi dia memilih untuk keluar sebentar untuk membeli makanan dan keperluan lainya.

      Namun karena kecerobohannya, kakinya menendang kaki meja hingga membuatnya tersungkur kedepan dengan suara yg  sangat keras. Bahkan karena tidak hati-hati hidung mancingnya berbenturan dengan lantai, hingga membuatnya meringis kesakitan.

       "Argh." Erangnya dengan memegangi hidungnya yg mengeluarkan darah segar.

      Dengan cepat dia menarik 2 helai tisu untuk membersihkan darahnya saat ia mendengar ketukan pintu dari luar.

                                          ***

        Gadis cantik yg sudah menunggu di depan pintu sejak tadi terlonjak kaget kala, ia mendengar sesuatu yg jatuh dari arah dalam. Karena khawatir, akhirnya dia memberanikan diri untuk mengetuk pintu.

       "Ketuk nggak ya, tapi kalau aku ketuk nanti dia marah, tapi kalau nggak aku ketuk takut kenapa-napa. " ucap keyara masih berfikir. Hingga akhirnya.

       Tok, tok.

      Hening, tidak ada sahutan dari  arah dalam. Keyara masih menginggat tubuh cowok itu yg masih lemah tadi.

      Tangan keyara hendak mengetuk pintu lagi, karena tidak melihat kearah pintu membuatnya tidak tau kalau pintunya sudah terbuka dan...

     "Kok pintunya berubah jadi hangat ya. " gumam keyara tanpa menoleh. Hingga tangan mungil itu meraba-raba benda yg dia ketuk tadi. Karena merasa risih,  tanganya ditahan seseorang, yg membuat keyara merinding , bahkan bulu kuduk nya sudah berdiri.

        Keyara menoleh dan...

       "AAAAA.... JANGAN MAKAN AKU OM, AKU BELUM NIKAH. " teriak keyara dengan mata terpejam rapat.

      Saat keyara hendak berteriak lagi dengan cepat tangan dengan jari panjang itu membekap mulut keyara. "Hep.. "

       "Berisik! "

      Keyara mengenali suara berat itu, pelan-pelan keyara membuka matanya dan benar saja dapat dia lihat sosok cowok dengan lubang hidung kananya masih tersumpal tisu. Ekspresi datarnya menjadi eksperi andalan nya saat bertemu orang lain.

      Keyara membeku karena jarak mereka yang begitu dekat. Dapat keyara lihat begitu indah Tuhan menciptakan nya, dengan mata nya yg sipit, bulu mata yg panjang, alis yg tidak terlalu tebal, hidung mancung dan indah, bibirnya sangat merah dan tipis. Bahkan rambut hitamnya yg sedikit berantakan itu menambah pesonanya.

      Tinggi tubuhnya yg membuat keyara harus mendongak untuk melihat wajah malaikat berkedok manusia dingin, sedingin kutub ini.

     Kennan yg ditatap terus dengan cepat langsung menutup mata keyara menggunakan tangannya. Hal itu membuat lamunan keyara langsung buyar.

     "A-anu." Haaa, payah, sekarang keyara merasa gugup bahkan detak jantungnya semakin cepat.

      Kennan masih bingung dengan tingkah gadis di hadapannya ini. Sesaat dia terkejut kala gadis itu meraih tanganya dengan secepat kilat dan meletakkan Tupperware berisi makanan, susu, dan hansaplast bermotif kartun kucing yg sangat imut. Saat kennan hendak mengucapkan Terima kasih, keyara sudah dulu berlari dan masuk kedalam apartemen yg ada di samping apertemen nya.

𝐾𝐸𝑁𝑁𝐴𝑁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang