Part 9 : Informasi

16 2 3
                                    

"Kak Natasya satu kelas sama Kak Kris, kan? Kok aku gak lihat Kak Kris hari ini, ya?"

"Kayanya lo tanya sama pacarnya aja deh, dek." Jawab Natasya.

Bukan Natasya kalau hanya berdiam diri saja. Ia sepertinya memang sengaja menyebarkan tentang hubungan Felicia dan Kris. Jawaban Natasya membuat semua junior ekskul yang memujai Kris sangat penasaran.

"Apa? Kak Kris punya pacar? Masa sih?"

"Siapa, Kak?"

"Pacar Kak Kris siapa? Apa cewek itu lebih cantik dari gue, Kak Nat?"

"Tuh pacarnya baru dateng abis ganti baju."

Felicia baru saja tiba seusai mengganti pakaiannya mendapat tatapan tajam dari semua anggota ekskul, ia tidak nyaman dengan tatapan tersebut.

"Ke–kenapa, ada apa?" Gugup Felicia.

"Cantikan gue." Bisik salah satu juniornya.

"Kak Feli, bener? Kakak pacarnya Kak Kris?"

"Hah? Apa? Ka–kata siapa?"

Semuanya melirik ke arah Natasya dan sang empu hanya tersenyum seraya berpose dua jari.

"Nat, ikut gue sebentar." Lengan temannya itu ditarik olehnya.

"Kenapa sih, Fel?"

"Lo itu kenapa sih? Sekali aja jangan ember, bisa?"

"Kok lo marah? Bukannya harusnya seneng lo punya pacar pujaan cewek sekolah? Pamerin dong, Fel!"

"Gue gak suka, Nat. Gue gak suka hubungan gue di umbar-umbar kaya gitu. Gak tahu apa jadinya kalau semua orang tahu, apa gue bisa jalanin hubungan ini dengan tenang?"

"Loh, biarin aja sih kalau ada yang gak suka. Toh Kris sukanya sama lo."

"Hhhh, udahlah."

"Fel, Feli!"

"Apa? Latihan!"

Natasya pun menyusul langkah Felicia yang sudah lebih dulu darinya kembali menuju ruang latihan.

Latihan hari ini terasa sangat lelah. Bukan hanya fisik tetapi mental juga, semua orang berbisik membicarakan hubungan dirinya dengan Kris, bahkan beberapa terlihat menunjukan rasa tidak suka melalui tatapannya.

"Apa, Nat? Gue capek banget, sorry gak jadi ngeramen."

"Iya, Natasya. Lo gak usah nepuk-nepuk gue, kenapa jalan di belakang gue."

"Ekhmm."

Tidak, seseorang yang menepuk pundak Felicia berulang kali itu bukan temannya. Ia adalah Kris. Felicia terkejut dengan kehadiran Kris disana karena hari ini kekasihnya tidak masuk kelas untuk menemani Bundanya yang sedang sakit terbaring di rumah sakit.

"Dari kapan disini?"

"Hm, belum lama kok."

"Bunda kamu gimana?"

"Tipes, kebanyakan kerja."

Kris Julian, ia cukup mandiri dan dewasa di usianya yang masih muda. Ia hanya tinggal berdua dengan sang Bunda sejak ditinggal pergi oleh Ayahnya saat ia berada di sekolah menengah pertama karena mengidap sakit jantung. Maka dari itu, Bundanya harus bekerja keras demi masa depan Kris, meskipun Kris sudah melarangnya bekerja dan memaksa dirinya saja yang bekerja, Bundanya tidak mengijinkan Kris untuk bekerja dan hanya fokus dalam pendidikannya. Kris dan Felicia sudah saling bercerita tentang keluarga mereka. Sementara Felicia, gadis itu ikut tinggal dengan kakak perempuannya. Kedua orang tuanya berada di kampung.

"Apa aku boleh kesana?"

"Kamu mau?"

Felicia pun mengangguk.

"Lain kali aja, Fel. Kalau Bunda udah pulang. Bahaya, disana banyak penyakit."

"Bilang aja kamu gak mau temuin aku sama Bunda kamu hahaha."

"Bukan gitu, Feli. Aku bahkan udah cerita banyak sama Bunda tentang kamu."

"Cerita apa? Kamu gak cerita yang aneh-aneh, kan?"

"Kepo."

"Kris Julian!"

💌

Mungkin satu minggu kebelakang, tidak ada yang menyadari bahwa Kris dan Felicia selalu berangkat dan pulang sekolah bersama. Namun, hari ini semua sorot mata murid perempuan SMA Elang tertuju kepada Felicia saat ia turun dari motor Kris. Ia bisa mendengar bisikan-bisikan yang aneh tentangnya. Informasi itu sangat cepat tersebar.

"Hhh..."

Gadis itu mengeluarkan earphone dan memakainya di kedua telinganya.

"Ayok!"

Kris menggandeng tangan kekasihnya tanpa memperdulikan banyak mata yang melihat.

"Eh?" Kris terkejut karena Felicia melepas gandengannya.

"Banyak yang lihat."

"Masa bodo." Jawaban tegas Kris membuat Felicia membelalakan matanya. Kris kembali menggandeng tangannya dan sengaja memperlihatkan kepada semua orang.

BOYFRIEND || LEE JUYEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang