"Feli, ada yang nyariin lo!" Teriak salah satu teman sekelasnya.
Senyuman ramah Felicia menyapa Ray yang datang mencarinya tepat saat selesai pelajaran terakhir.
"Ikut gue, yuk!"
"Kemana?"
"Kalau gue kasih tau ya gak akan surprise jadinya. Ayo ikut aja."
Saat itu juga Kris kembali dari rapat osisnya, ia melihat Felicia dan Ray di depan pintu kelasnya.
"Permisi." Nada suaranya sangat dingin.
"Ah, sorry." Ray pun memberikan jalan untuknya masuk.
Gadis itu memperhatikan Kris yang berubah menjadi dingin kepadanya.
"Yuk?"
"Oh iyah."
15 menit kemudian..
"UWAHHH!!" Kedua mata Felicia bersinar melihat studio dance yang telah Ray kosongkan hanya untuk berduaan dengannya.
"Ini tempat lo latihan dance?"
"Iya."
"Gede banget."
"Ayo pemanasan dulu."
Selesai pemanasan, Ray memilih sebuah dance kpop untuk di tarikan berdua dengan Felicia. Mereka menontonnya dan langsung hafal koreografinya
bergitu saja."Taruhan?" -Ray.
"Apa?"
"Kalau saat dance nanti ada yang berpaling tatapannya, harus traktir makan!"
"Oke, siapa takut!"
Entah karena taruhan atau memang keduanya memiliki chemistry, mereka tidak berpaling sama sekali dan saling menatap saat menari bersama.
Namun, saat Ray mendekatkan wajahnya dengan wajah Felicia sangat dekat. Felicia mengalihkan tatapannya karena merasa gugup.
"Oke, traktir gue makan!" Ujar Ray.
"Curang!!"
"Loh, kenapa curang?"
"Lo tatap guenya kaya gitu sih."
"Gitu gimana, Feli?"
"Ya gitu."
"Kenapa, lo luluh sama tatapan gue?"
Sedikit? -batin Felicia menjawab.
Karena kalah taruhan, Felicia membawa Ray untuk makan di sebuah kafe tak jauh dari studio dance tersebut.
"Gimana perasaan lo sekarang?"
"Hm?"
"Gue tahu lo lagi dalam keadaan sulit. Apa sekarang udah lebih baik?"
"Entahlah, gue juga gak ngerti sama perasaan gue sendiri. Tapi, mungkin hari ini perasaan gue jauh lebih baik karena lo ajak gue ke studio."
"Jangan terlalu dipikirin, ikuti kata hati lo. Lakuin apa yang lo mau."
"Mungkin seharusnya emang begitu."
💌
"Feli, ada yang nyariin lo!"
Lagi dan lagi, Ray akhir-akhir ini selalu menghampiri Felicia ke kelasnya. Karena itu juga hubungan mereka semakin dekat dan rasa canggung pun hilang. Felicia pun banyak tertawa karenanya.
"Cantik." Pujinya setelah ia memakaikan jepit rambut kepada Felicia tanpa ijin.
"Ray, tapi gue gak cocok pake jepitan kaya gini."
"Siapa yang bilang? Lo cantik."
"Kalau gitu, thanks."
"Jangan di lepas, ya."
"Hahaa iya iyaa."
BRUK!
"Aduh."
"Lo gapapa?"
Liliana dengan sengaja menyenggol bahu Felicia membuatnya hampir terjatuh, syukurlah ada Ray disana. Felicia melihat Liliana jalan berdua dengan Kris keluar kelas. Anehnya lagi, Kris tidak ada menyapa atau pun berusaha membuatnya untuk kembali padanya akhir-akhir ini.
Sekarang, gue selalu liat lo berduaan sama Lili. -batin Felicia.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOYFRIEND || LEE JUYEON
Fanfic•COMPLETED• Kisah cinta di masa sekolah memang sangat mendebarkan. Apa jadinya jika Felicia berpacaran dengan murid laki-laki kebanggaan kelasnya, apakah hubungan itu berjalan dengan baik?