Setelah menikah dengan seorang abdi negara, kehidupan Zara yang seorang cucu konglomerat itu tidak selalu berjalan mulus.
Banyak masalah yang datang ke kehidupan perhikahan mereka. Hingga puncaknya, membuat gadis itu lebih memilih pergi dan kembali...
NOTE📌⚠️‼️ {This story is just fiction, it has nothing to do with real life} * * <NEW DAY> * *
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
* <<<•>>> *
Sinar matahari masuk melalui celah gorden, langsung mengenau wajah gadis cantik yang tertidur pulas. Perlahan dia membuka mata, menelisir setiap sudut kamar hotel.
Ketika dia sedang mengumpulkan nyawanya, terasa sentuhan tangan kekar yang melingkar di perutnya. Diliriknya kesamping, terlihat pria yang kini sudah menjadi suaminya itu masih terpejam dengan pulas.
"Mas sayang.... bangun, udah pagi" ucapnya pelan dan mengusap pipi sang suami.
"Hemm...." mulai ada pergerakan dari pria itu, tapi dia belum membuka matanya.
"Bangun yuk, kita sarapan. Yang lain pasti udah nunggu di bawah"
Baru saja Zara hendak beranjak dari kasur untuk ke kamar mandi. Teddy dengan cepat kembali menarik tubuh istrinya kedalam pelukannya tidak lupa dengan sikap manjanya yang seperti bayi.
"Mau kemana sih? Masih pagi yang. Ayo bobo lagi, mas masih ngantuk" dengan manja Teddy memeluk Zara sambil terus menenggelamkan wajah nya di tengkuk istrinya.
"Bangun mass.... ayo sarapan, laper nih"
"Gamau, mau peluk terus" ucap Teddy dengan manja.
"Astaga.... gini amat ya punya bayi gede"
"Awas ihh, aku mau ke toilet" Zara akhir nya terlepas dari pelukan Teddy yang bakai kunci gembok itu.
Di dalam kamar mandi~
Zara membasuh wajah nya dengan air yang mengalir dari wastafel "huahh, segerrr" lanjut mengambil sikat gigi dan odol kemudian menyikat giginya.
I know this isn't love But I need to tell you something I really, really, really, really, really, really like you And I want you, do you want me, do you want me, too?
Zara menyikat gigi sambil bernyanyi dan berjoget di depan kaca wastafel. Saking asyik dengan dunianya sendiri, dia sampai tidak menyadari keberadaan Teddy yang sudah bersandar di pintu dan menatapnya.
I really, really, really, really, really, really like you And I want you, do you want me, do you want me, too?
"I don't need to want you anymore, because you are already mine"
"Mass!" Zara kaget ketika mendengar suara Teddy.
"Kamu ngapain disitu? Kok bisa masuk sih?"
"Lah? salah kamu gak di kunci pintunya" Teddy mulai melangkah masuk dan mengambil tempat di samping Zara.
