tantangan?

1.1K 151 12
                                    

Noya berjalan di koridor kerajaan, ia akhirnya dapat menghirup udara segar lagi, ia masih memikirkan tentang dirinya di dunia ini, ia tidak percaya bahwa ia akan pergi dengan merelakan semua nya.

Seperti biasa sean berada di sebelah nya, ia siap menjaga noya dari mara bahaya apapun.

Mereka menuju arena pelatihan, tadinya noya mengajak sean untuk sparring di sana, namun ternyata vel juga sedang berlatih di sana.

Apakah dia sangat menyukai tempat ini? Apa tujuan nya tetap berlatih, sementara ia sudah sekuat itu?

"Dia lagi, sebaiknya kita batalkan saja." Ucap sean kepada noya, ia memasang ekpresi tidak mengenakkan. Namun noya menghiraukannya noya terus berjalan menuju arena itu, sean yang melihat nya sangat kesal apa ia tidak akan mendengarkan nya lagi?

Setelah kejadian kemarin malam sean merasa bahwa noya terlalu gegabah dalam mengambil keputusan yang bahkan ia tidak tahu konsekuensi nya seperti apa.

Sean dapat merasakan nya tadi malam, noya benar benar lelah, sangat lelah, saat ia bersandar di bahu nya dan berkata bahwa ia perlu istirahat.

Sean jelas sadar bahwa itu benar benar noya, setelah perubahan sikap yang signifikan ia merasakan noya yang seperti biasanya. Noya yang ia kenal selama ini.

Noya berjalan mendekat ke arena itu ia mengangkat salah satu pedang di sana, ia mengarahkan pedang itu kepada vel yang berada jauh di ujung arena.

"Aku menantangmu." Ucap noya dengan lantang, itu membuat sean dan vel tercengang.

Vel kemudian menyeringai, ia tidak percaya bahwa seseorang akan mengajak nya untuk bertarung.

Ia berjalan mendekat ke arah noya, "apa yang kau inginkan?" Ucap vel, ia menatap ke arah noya.

"Jika aku menang, kita harus berbicara." Ucap noya kepada vel ia menurunkan pedang nya, ia menatap vel dan membalas seringai nya.

"Hanya untuk hal bodoh itu?" Balas vel, ia tertawa di hadapan noya, ia melihat orang di depan nya berlaku sangat bodoh.

"Jika kau menang, bunuhlah aku." Lanjut noya, wajah nya terlihat sangat serius, kini ia memegang pedang itu dengan kedua tangan nya, tatapan nya terfokus pada vel.

Vel tidak percaya noya membuat taruhan seperti itu. Mempertaruhkan nyawa nya hanya untuk bisa berbicara dengan nya?

"Apa kau gila?! Noya?!" Sean berteriak, ia tidak pernah percaya noya akan mengatakan hal itu, bagaimana kalau ia kalah? Ia akan melihat noya mati di tangan saudara nya sendiri? Ia tidak akan sanggup melihatnya.

"Sean, aku akan menang, lihatlah." Balas noya, ia tersenyum ke arah sean, mau bagaimana pun sean tidak akan mempercayai kata kata nya. Ketakutan nya lebih besar di banding kepercayaan nya pada kemampuan noya. Vel dikenal sebagi orang yang kejam, kegelapan menyelimuti nya, dan ia sangat membenci noya. Ia adalah orang jahat. Semua orang membenci nya.

Kemudian vel menyetujui tantangan nya itu "kalau kalah, jangan salahkan aku." Ucap nya, ia mengangkat pedangnya, lalu di balas oleh noya yang juga mengangkat pedangnya.

Serangan di awali oleh noya, ia berjalan dan menyerang vel, suara benturan antara dua benda tajam itu terdengar nyaring di telinga sean, noya terus menyerang nya membuat gerakan nya semakin cepat ia mengayunkan tangan nya dengan kuat diikuti dengan gerakan kaki nya, namun vel dengan mudah menangkis serangan dari noya.

"Terlalu lambat." Kini giliran vel untuk menyerang ia menghindar dari serangan noya, kemudian menyerang noya dari arah belakang, pergerakannya benar benar tidak bisa di baca oleh noya, vel sangat cepat namun noya tidak boleh gagal, ia dapat menghindar ketika pedang milik vel berada 1 inci di atas kepala nya.

Ygdrasil Empire [brutal legend historical au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang