side story : kaguta

903 111 31
                                    

...ini yang terakhir.

"noya.." ia tersenyum ke arah noya "selamatkan saudaramu." Ia pun memejamkan matanya nya dan tetap tersenyum pada noya meskipun kini ia ikut runtuh bersama sebagian kastil itu

Ia memegang anna dengan erat di pelukan nya ketika terjatuh, walaupun ia mati sekarang, ia takan menyesal..

Hingga seluruh kastil itu runtuh bersama kedua pasangan itu.. semuanya runtuh.

Kaguta dapat mendengar noya yang meneriakki namanya tepat di telinganya itu terdengar sangat jelas.

Tak lama seluruh cahaya dalam penglihatan nya menghilang, ia hanya melihat kehampaan... apa.. aku sudah mati.?

Tidak.. kau tidak akan pernah mati.. kaguta.

Mau berjuta juta kali kau membunuh dirimu sendiri kau tidak akan pernah mati.

Kaguta mendengar suara itu sangat jelas di telinga nya, ia mendengar seseorang itu tertawa itu mendengung di pikirannya.

"S-siapa kau.?!" Kaguta bertanya dalam pikiran nya seseorang itu kemudian menjawab

Aku..? Aku adalah kau dan kau adalah aku.

Kini kaguta dapat melihatnya dengan jelas ia berdiri tepat di hadapan nya, sekarang ia seperti melihat ke arah cermin, ia melihat dirinya sendiri di hadapan nya.

Kita ini sama, aku sudah menyelamatkan mu.. kita memiliki kehawatiran yang sama jadi, selesaikan tugasmu.

Kaguta membuka matanya, ia terbangun dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya, ia berusaha bergerak dan mencari anna, dimana dia? Seharusnya ia ada di sini.

Apakah dia selamat? Kaguta bersandar di puing puing kastil yang runtuh, sulit sekali untuk bergerak karena rasa sakit itu

Ia tidak akan pernah bisa membayangkan bahwa ia masih hidup sekarang

Kaguta berpegangan pada puing puing di sana untuk menopang dirinya dan ia berdiri dan berjalan perlahan untuk mencari anna

Ia berjalan dari puing satu ke puing yang lainnya, hingga ia menemukan anna, ia sedang berdiri membelakangi keguta, setelah menyadari kaguta datang anna segera berbalik ke arahnya

Anna menatap kaguta dengan manik nya yang berwarna hitam itu karena pengaruh ubi, anna berlumuran darah, darah nya terus mengalir dari arah kepala

Kaguta yang khawatir segera menghampirinya "anna.. k-kau baik baik saja..?!" Ucap kaguta dengan wajah panik

"Sakit.." itu adalah kata yang terus di ulang oleh anna, kaguta merasa sangat terpukul ia menyentuh kedua pipi anna dengan tangan nya ia menyeka air mata yang mengalir di pipi anna

Kaguta mengecup kening anna dan menyatukan kening mereka "maaf.. maafkan aku, aku tidak bisa melindungimu."

Kaguta pun mendekap anna dalam pelukanya ia menarik pedangnya dan mengarahkan pedang nya kepada anna

"Anna, ingatlah.. aku melakukan ini karena aku sangat mencintaimu."

"Di kehidupan lain.. aku akan menjaga mu dengan baik, Kita akan bersama, aku janji."

Ucap kaguta ia menghujamkan pedang nya kepada anna yang berada di dalam pelukan nya, air matanya mulai mengalir, namun disana anna tersenyum, mati di tangan kekasihnya sendiri adalah pilihan yang tepat baginya

Kaguta menarik pedangnya dan manaruhnya kembali, ia memegang tubuh anna yang tak bernyawa itu dengan erat, kemudian ia menyandarkan nya di puing puing, ia menatapnya..

Terima kasih.. kaguta.

Kaguta mengambil tangan anna kemudian menciumnya dengan lembut

Selamat tinggal.. anna.

Kaguta pun berdiri ia menyeka air matanya, dan segera pergi dari tempat itu menuju ke arah noya berada, ia berjalan secepat yang ia bisa, ia berharap noya baik baik saja, ia berharap datang pada waktu yang tepat, semoga ia bisa menyelamatkan noya dan vel.. mereka adalah satu satunya keluarga nya yang tersisa sekarang.

Kaguta sampai di sisi lain ygdrasil, ia terengah engah bahkan sulit untuk bernafas, ia melihat noya disana namun semua nya tidak jelas, ia lebih mendekat ke arah nya..

Tidak.. apa.. tidak mungkin.. apa yang terjadi?!..

Kaguta sangat terkejut ketika melihat vel yang tergeletak tak bernyawa di hadapan noya, dia terlambat..

Maaf.. maafkan aku noya..

Sekarang ia benar benar merasa bersalah hingga noya menoleh ke arahnya, noya memberikan tatapan itu.. tatapan selamat tinggal.. ia tahu betul apa yang akan ia lakukan terlebih lagi ia melihat tubuh noya yang perlahan menghilang

Ia tahu bahwa sekarang ia akan sendirian di dunia ini, air matanya keluar tanpa seizin nya, ia takut.. takut akan sendirian di dunia yang hancur ini, apa yang harus ia lakukan..?

Noya.. banyak hal yang ingin ku katakan padamu. Bisakah kau tinggal lebih lama..?

"Maaf.. kaguta.. ini untuk kebaikan semua orang." Noya tersenyum padanya kemudian tubuhnya menghilang seperti debu yang berterbangan kaguta berusaha berlari dan meraihnya namun semua nya hanya sia sia, ia hanya melihat cahaya yang perlahan menyebar ke seluruh dunia

Ia terjatuh ke tanah dan membiarkan semua nya terjadi begitu saja, sial..

Noya.. apa ini yang kau maksud..?
Apa ini yang kau rasakan sebelumnya?..
Aku mengerti sekarang.

Apa yang harus ku lakukan..?..

Kaguta melihat belati noya di tanah, ia mengambilnya dan menatapnya.. apa yang akan ia lakukan dengan belati itu..?

Tentu saja membunuh dirinya sendiri, ia mengarah kan belati itu tepat pada jantung nya sendiri

Aku tidak mau.. aku tidak bisa.. biarkan aku ikut pergi bersama yang lain.

Ia pun menusukan belati itu pada jantung nya sendiri, itu membuat seluruh pandangan nya memudar dan perlahan melihat kegelapan yang menyelimuti pandangan nya.

Ia masih bisa merasakan tubuhnya, kenapa.. bukan kah sekarang ia sudah mati..?

Maafkan aku.. diriku, kau tidak akan pernah bisa pergi dari sini, kau akan terjebak disini selamanya.. tapi tenang saja, aku akan menjalankan tugasku di dunia yang baru. Selamat tinggal.

Tidak.!! Tunggu apa maksudmu?! Berhenti!!

Abadi.

--





Ygdrasil Empire [brutal legend historical au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang