the last one

771 128 43
                                    

Beraninya kau..!

Vel mencekik ubi dengan kedua tangan nya, wajah nya terlihat sangat marah.
"B-bagaimana b-bisa?!" Ubi terkejut ketika vel dapat melakukan nya meskipun rantai dan duri masih menahan nya

Vel terkekeh, "kau sudah terlalu lama, sekarang giliranku." Ucap vel, ubi masih bisa tertawa saat itu, "haha! I-itu takan l-lama-" vel segera kembali dan mengusai kesadaran nya itu, sebelum mahluk itu kembali mengendalikan tubuhnya.

Vel mendekat ke arah noya yang tergeletak tak berdaya di atas tanah dengan tombak menancap di tubuh nya, ia merungguh di sebelah noya, ... sial.

Noya terlihat sangat menderita ia menatap tajam ke arah vel dengan air mata yang berlinang di mata nya.

Vel menyentuh tombak itu dan berniat mencabutnya, "noya, ini akan sakit." Noya tidak mengerti apa yang di katakan nya, "..apa maksudmu.." ucap noya dengan lirih, vel menoleh dan tersenyum pada noya

Ia menarik tombak itu dengan cepat, dan melemparkan nya sejauh mungkin, noya mulai meringis kesakitan, melihat itu vel segera mangobatinya dengan sihir penyembuhan miliknya "maaf.." vel membelai kepala noya.

"Vel.. aku sudah lelah.. kapan kita akan pulang.." noya mulai mengalirkan air matanya nya "kita sudah pulang.." vel membalas ia memalingkan wajahnya, ia tidak bisa melihat noya seperti itu.. "..kau rumahku."

"Aku kehilangan semuanya.. aku.. aku sudah cukup..."

"Noya.. kau harus kehilanganku juga.." ucap vel, perlahan ia menoleh ke arah noya "noya.. bunuh aku.. hentikan semua kegilaan ini." Vel menatap ke arah noya matanya berkaca kaca

"...vel.. jangan paksa aku." noya menolak nya, ia menggenggam tangan vel, dan berusaha bangkit ia menatap ke arah vel tatapan nya mulai berbeda ia benar benar sudah putus asa.

"Noya.. kau tidak bisa menyelamatkan semua orang.." vel menggelengkan kepala nya "tapi aku juga tidak bisa kehilangan semua nya." Ucap noya, vel melepaskan noya dan menjauh dari nya

"Tidak ada waktu noya, aku percaya padamu." Ucap vel, ia berdiri menatap ke arah noya kini ia mulai kehilangan kesadaran nya. Cepat!

"Tch, sudah cukup. Aku takan membiarkannya!" Ubi membalik kan keadaan, ia melepaskan cekikkan vel yang mulai lemah, ia berjalan menuju vel ia mengarahkan tangan nya ke arah vel dan menatapnya dengan tajam

"Kalau begitu akan ku buat kau tidak bisa memberontak lagi." Ia mengeluarkan sebuah percikan gelap dari tangan nya "hh! Coba saja hentikan!!" Vell mendongak membalas tatapan ubi, saat percikan itu mulai menyebar serentak ubi merasakan tubuhnya tertusuk sesuatu, ia memegangi bagian perut nya dan mengeluarkan banyak darah dari mulutnya.

"Argh!! Sialan." Vell menyeringai disana meskipun itu juga berpengaruh padanya, disaat seperti itu ubi tetap saja menunjukan seringai nya "pft. Ini hanya tusukan biasa takan bisa mengehentikan ku begitu saja.!"

Ubi kembali dari alam bawah sadar nya, dan melihat noya yang menghujamkan pedang emas nya itu pada ubi, "hey! Noya!! Kau takan bisa membunuhku!." Ucap ubi ia masih bisa berkata kata meskipun mulutnya penuh dengan darah sekarang.

Noya mengabaikan nya, ia tidak mau menatap nya, ubi mengangkat kepala noya dan memaksa noya untuk menatapnya "lihat aku noya!! Kau barus saja menusuk saudara mu ini!" Ucap ubi, ia menatap mata noya yang bergetar ketika menatap matanya, namun kini tatapan nya mendadak berubah ia terkekeh "kau bukan saudaraku!!" Noya memperdalam hujaman pedang nya itu higga mereka berdua jatuh ke tanah, "argh!!"

"Kau tahu apa?.. kau, dan aku. Akan berakhir di tempat ini."

noya ia mengambil belati nya dan mengarahkanya tepat di jantung saudaranya, ia sulit untuk menggerakan tangan nya, ia berusaha melakukan nya, kini mata nya berlinang air mata

Ygdrasil Empire [brutal legend historical au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang