menyerah?

744 120 67
                                    

"Noya?!" Moon menangkap noya ia sedikit kesulitan karena begitu kencang, mereka pun terduduk di tanah

"Tidak! Vel!!" Noya berteriak ia mengulurkan tangan nya ke depan, ia mengepalkan tangannya, mata nya menatap tajam ke arah vell.

Ia menurunkan tangan nya ke tanah dan mulai terdiam mata nya masih menatap ke arah nya, vell terlihat menderita di sana.. ia tidak ingin melihat nya, itu terlalu menyakitkan.

"..noya, sean..!." Ucap kaira, noya pun menoleh melihat ke arah sean, ia bersandar di pepohonan dengan kepala nya yang mendongak ke atas, ia melihat perlahan tangan nya berubah menjadi warna hitam dan guratan hitam perlahan menyebar ke seluruh tubuhnya.

"Sial.." ucap kaguta, ia menundukan kepala nya dan merungguh di dekat sean, noya segera menghampirinya, ia memegang tangan nya dan melihat sebuah luka.

"Ia akan segera kehilangan kendalinya." Lanjut kaguta, ia menggelengkan kepala nya, melihat bagaimana itu terjadi pada anna juga membuatnya gila.

"...pergilah, kaira.. aku tidak mau menyakitimu" ucap sean dengan lirih ia menatap ke arah kaira yang sedang menangis di hadapan nya.

Kemudian sean melirik ke arah noya ia melihat noya menggenggam tangan nya.

"K-kau juga, n..noya." ucap nya ia akan kehilangan kendali nya sebentar lagi kini matanya mulai berubah menjadi berwarna hitam, untuk yang terakhir ia melirik ke arah moon.

"Moo..n.. ja.. jaga noya." Lanjut sean, moon hanya memalingkan mukanya ia tidak kuat melihat sean seperti itu, ia tidak mau melihat nya.

"Sean..! Maaf kan aku, aku ter-" ucapan noya terpotong ketika sean mulai menyerang nya.

Moon membantu noya berdiri dan segera berdiri di hadapan nya, "pergi-!!" Ucap sean dengan terengah engah, ia berusaha menahan efek itu sementara hingga semua nya berada jauh dari jangkauan nya.

Semua pun segera bergegas pergi walau pun noya dan kaira terpaksa melakukan nya.

Kini ubi berada di belakang sean dan memerintahkan nya untuk menghentikan mereka, sean yang saat itu sudah dalam kendali ubi sepenuhnya mulai melakukan tugas nya.

Ia lebih terlihat seperti boneka sekarang, noya menyadari itu ia menoleh dan melihat nya, dada nya mendadak terasa sakit, ia mulai terjatuh di belakang, yang lain nya juga sudah lelah untuk berlari, mereka berlari untuk bertahan hidup di dunia yang hampir hancur ini.

Seharusnya dari awal mereka sudah berputus asa, tidak akan ada lagi jalan keluar dari semua ini.. bahkan perlahan salah satu dari mereka akan pergi.

"Noya..." ucap moon ia mendekati noya, noya terbatuk dan mengeluarkan banyak darah di sana, "moon.. aku tidak mau berlari lagi, kenapa pada akhirnya sama saja? Apa yang berubah dari kehidupan sebelumnya?.. aku lelah."

Moon merasakan sakit ketika noya mengatakan hal itu, apakah ia akan menyerah disini? Apa ini akhirnya..? Ini sama sekali tidak sesuai dengan harapan nya.

"Noya.. aku akan ikut bersama mu, kalau kau akan mati disini.. aku juga." Ucap moon

"Noya.. noya.. dan kau juga, moon, apa kalian merasa pernah dalam posisi seperti ini sebelumnya? Bagaimana rasanya luka lama yang kembali lagi?.." ucap ubi terkekeh

"Tapi tenang saja kali ini aku tidak akan melakukan apapun, tapi sean yang akan melakukan semua nya untukku." Ucap ubi kini mereka berada tepat di hadapan noya dan moon, noya menoleh ke belakang.. bahkan ia tidak berharap hidup saat itu.

"Sean, lakukan.. bukan kah kau sangat membencinya? Lampiaskan saja amarahmu hahaha." Lanjut ubi

"Tidak akan, berhenti menggunakan saudara ku sebagai senjata mu!! Keparat!" Ucap kaira ia berdiri di hadapan noya dengan memegang sabit di tangan kiri nya.

Ygdrasil Empire [brutal legend historical au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang