aura-

1.2K 158 9
                                    

"Apa kau masih bisa di sebut waras?" Ucap sean dengan kesal ia berjalan di samping noya, noya ingat sekali sejak kejadian tadi sean tidak pernah berhenti mengomel, itu membuat noya muak.

Yah, kita tidak bisa menyalahkan sean juga, noya terlalu naif, bisa saja tadi ia mati konyol oleh saudara nya sendiri.

Bagi noya tadi itu adalah sebuah kemajuan, vel mungkin menerima makanan nya, dan aura mereka tidak beresonasi, tapi tetap saja noya merasa sesak namun tidak separah kemarin.

Sean pun menghela nafas nya, membiarkan udara segar lewat.

"Kalau kau tadi ter-" sean pun menundukan kepala nya, membayangkan bagaimana jika tadi ia tidak datang secepat itu

"Aku tidak akan mati." Jawab noya, noya tahu sean lagi lagi akan merasa bersalah, ia meyakinkan sean untuk percaya pada nya bahwa semua ny akan menjadi lebih baik. Aku janji semua nya akan menjadi lebih baik.

Yah noya sudah pernah mengatakan nya pada sean, namun semua tidak berujung seperti yang di harapkan, tapi kali ini semua akan baik baik saja..
Namun tetap saja sean tidak bisa memaafkan dirinya jika noya terluka bahkan hanya sedikit goresan.

Sean mengerti, ia berhenti berjalan dan menghadap ke arah noya, ia membungkukkan tubuh nya dan berlutut di hadapan noya.

"Bagaimanapun aku adalah pedangmu." yang bisa kau gunakan untuk melindungi dirimu, jika pedang itu patah setidak nya dia sudah melakukan tugasnya dengan baik.

Noya tercengang melihat perlakuan sean, sean bukan hanya sekedar pedang nya, sean adalah seseorang yang berharga, seseorang yang ingin noya lindungi.

Perlahan noya menyadari ia sangat merindukan eclips, ia merindukan sean dan moon di kehidupan sebelumnya, rasanya menjadi rumit, orang yang sama dengan waktu dan perasaan yang berbeda, hati nya terasa sakit menyadari bahwa orang di hadapan nya itu bukan lah orang yang selama ini bersama nya, mungkin jika sean tahu kebenarannya, ia akan merasakan hal yang sama dengan noya.

Moon memperhatikan mereka dari balik pohon, ia tersenyum, kemudian memutuskan untuk menghampiri mereka berdua.

Sean melihat moon dan langsung mengangkat tubuhnya untuk berdiri, ia berjalan mendekat menghampiri moon dan menunjuk ke arah nya. "Kemana saja kau?!" Teriak sean pada moon, sean tidak melihat moon saat noya dalam bahaya, itu membuat nya marah ia menatap moon dengan sangat tajam.

"Maaf." Ucap moon, apa? Hanya maaf? Sean benar benar kesal ia berakhir dengan mengomeli moon, yah noya sudah sering melihat pemandangan seperti itu di eclips, mereka tidak pernah bisa berhenti bertengkar.

Noya kemudian tertawa dengan kelakuan mereka, entahlah noya belum pernah merasa bahagia lagi, setelah mereka berdua mati. Tapi kini semua telah berubah mereka bisa berkumpul lagi, mungkin bisa kembali berbaring di rerumputan sembari tertawa bersama.

Noya menghampiri mereka lalu merangkulnya, menghentikan pertengkaran konyol mereka.

Ternyata berpura pura menjadi orang lain tidak seburuk itu.

--

Kini matahari sudah hampir tenggelam, langit juga sudah mulai gelap, mereka bertiga memutuskan untum kembali ke istana dan beristirahat setelah hari yang melelahkan mungkin?.

Moon menatap ke arah noya, seolah olah ingin mengatakan sesuatu, "apa ada yang mengganggu, moon?" Noya menyadarinya, gerak gerik moon terlihat aneh.

"Tidak. Hanya perlu istirahat." Jawab moon, ia kembali memandang ke arah depan.

Mereka sampai di koridor istana, ini lebih sunyi di banding tadi pagi, noya ingin sekali tiba di kamar nya, ia ingin beristirahat.

Namun tiba tiba ia merasakan aura vel, ia melepaskanya dengan sengaja, tidak biasanya, "aura ini?!" Gumam noya, entah apa yang membuatnya tertarik noya segera berlari ke tempat aura itu berasal.

Ygdrasil Empire [brutal legend historical au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang