Pavel melangkah keluar dari dalam rumahnya dengan sedikit cepat. Ia mengunci pintu rumahnya dengan rapat dan menyimpan kunci itu didalam tasnya sebelum akhirnya ia sendiri kembali melanjutkan langkahnya.
Udara pagi ini cukup dingin dari biasanya. Sang pemilik siang pun tak dapat menampakan wujudnya. Tertutup dengan tebalnya awan hitam.
Pavel semakin mempercepat langkahnya ketika ia merasakan tetesan air yang berasal dari atas sana. Pavel terpaksa menggunakan tas yang tadinya ada dipunggungnya untuk menutupi kepalanya.
Sepertinya ia harus naik kendaraan umum. Tapi dengan keadaan seperti ini biasanya akan menjadikan suasana desa itu semakin sepi karena tak ada orang yang akan melakukan aktivitas mereka seperti biasanya. Dan itupun akan membuat kendaraan umum ak beroperasi seperti biasanya.
Ditambah lagi pagi ini seluruh warga desa dihebohkan dengan penemuan seorang mayat didekat halte yang biasanya digunakan orang-orang untuk menunggu kendaraan umum lewat.
Seorang pemuda yang berusia sekitar 28 tahun menjadi korban pembunuhan dini hari tadi. Satu satunya saksi yang dimiliki polisi adalah seorang anak remaja yang mengaku sebagai adik dari korban yang malam itu datang untuk menjemput korban ditempat biasa ia bekerja. Awalnya anak itu sempat terduga sebagai pelaku tapi ia membantahnya dan itu diperkuat dengan isi dari pesan teks mereka di ponsel serta hasil tes DNA yang berbeda dengan pelaku.
Saat ini polisi masih terus mengumpulkan bukti dan informasi meski akses mereka terbilang cukup minim untuk hal itu karena sistem yang mereka gunakan tidak selengkap yang ada diperkotaan.
Setiap jalanan desa ini pun belum dilengkapi dengan cctv pemantau yang biasanya dapat dengan mudah untuk mereka menemukan jejak pelaku.
Anak remaja itu menjadi orang pertama yang melaporkan masalah ini pada kepolisian karena dialah yang menemukan kakaknya di halte itu dalam keadaan tak bernyawa.Sejauh ini,informasi yang polisi temukan adalah korban seorang karyawan disebuah minimarket disekitar daerah itu namun korban bukan merupakan warga desa Wangnam.
Jadi untuk hari ini atau beberapa hari kedepannya kemungkinan halte itu belum dapat digunakan. Lebih tepatnya polisi dan pihak berwenang lainnya masih akan melakukan penyelidikan di halte yang mnjadi TKP pembunuhan itu.Pavel melambatkan langkahnya ketika ia hampir tiba dipersimpangan jalan itu,dari jarak yang kurang lebih lima meter ia melihat seseorang yang berdiri disana dengan sebuah payung besar berwarna hitam yang ia genggam. Orang itu tersenyum ketika menyadari kehadiran Pavel disana,dan segera melambaikan tangannya.
"Ayo cepat!" Serunya dengan senyum hangat yang seperti biasa ia berikan.
Tanpa berlama-lama lagi Pavel berlari kecil menghampiri orang itu,sialnya saat ini hatinya bersikap tidak normal,sesuatu kembali berdetak cepat didalam dadanya.
Bahkan,dalam hatinya pavel memohon agar wajahnya tidak berubah menjadi seperti tomat matang."Pooh,sejak kapan kau disini?" Tanya Pavel ketika ia sudah berdiri disamping pria tampan itu.
Tak ada jawaban,Pooh menarik Pavel lebih dekat dengannya agar terhindar dari percikan air hujan yang kini sudah turun cukup deras. Pooh juga memposisikan payung yang sedari tadi ia genggam untuk lebih melindungi Pavel.
Tangannya merangkul erat anak manis itu."Pooh,kau juga harus melindungi tubuh mu" ucap Pavel ketika menyadari itu.
"Lihat,angin membawah arah hujan ini menerpah ke arah mu" jawab Pooh,dan itu benar.
Pavel hanya diam dan mengikuti apa yang anak itu lakukan. Keduanya kembali berjalan beriringan menyusuri jalan sepi itu.
Sunyi dan hening,mereka tidak bertemu dengan orang lain atau kendaraan umum yang biasanya lewat disekitar jalan itu.Ketika melewati halte yang menjadi TKP pembunuhan itu,Pavel melirik sekilas dengan penuh penasaran. Garis polisi yang berwarna kuning itu terlihat jelas disekitar area halte. Dan disana hanya ada beberapa petugas polisi sepertinya ditugaskan untuk berjaga. Tak ada yang bersuara.baik Pooh maupun Pavel,kedua anak itu hanya larut dalam pikiran mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Midnight: The Beginning Of The Truth (POOHPAVEL)
Spiritual"aku tau ini dosa. dan kau adalah dosa yang ingin kupertanggung jawabkan dihadapan Tuhan"