5

242 28 1
                                    


Hari ini kepala desa Wangnam memilih beberapa warga untuk mengikuti ritual yang akan dilakukan oleh seorang prahm. Tentu saja ini adalah bagian dari tindakan yang dilakukan oleh pihak kepolisian juga.

Tak hanya melibatkan dukun desa,sang kepala desa juga mengundang beberapa tokoh agama.
Disana ada beberapa orang pendeta yang ikut serta dalam ritual itu. Seorang diantaranya memimpin ibadah awal,sebelum dimulainya ritual tersebut.

Meski ajaran agama kristen tidak mempercayai dukun,tapi selama itu tidak bertentangan,maka mengunakan jasa mereka juga bukan hal buruk. Lagi pula,ritual itu tidak melakukan penyembahan pada siapapun atau apapun. Hanya salah satu ritual yang mungkin akan sedikit membantu pihak polisi. Dan peran gereja di dalamnya adalah membantu dengan topangan doa,mengingat jika masalah yang sekarang mereka hadapi tak dapat ditangani hanya dengan mengandalkan lembaga masyarakat seperti kepolisian.

Kurang lebih selama 2 jam,ritual itu berlangsung. Seorang prahm yang memimpin ritual  menutup sebuah buku yang sedari tadi ia pegang pertanda berakhirnya ritual itu.
Ia menatap beberapa orang yang ada disana dengan pandangan yang dipenuhi rasa kecewa.
Sedangkan orang-orang yang ada disana kembali menatap sang dukun dengan penuh pertanyaan menantikan apa yang akan dikatakannya dan berharap jika itu bukanlah hal yang buruk.

"Mereka sungguh ada" ucap sang dukun menatap sayu orang-orang yang ada disekitarnya.

"Mereka bersama-sama dengan kita" lanjutnya.

"Ah,lalu apa yang harus kita lakukan?" Seorang polisi muda itu mengusap wajahnya dengan kasar.

"Apakah kita memiliki petunjuk yang dapat mengungkap siapa mereka?" Sang kepala desa bertanya

"Aku tidak yakin pak,sangat sulit menembus mereka. Yang pasti,mereka lebih dari satu orang"

Sementara itu dilain tempat,seorang anak muda dengan wajah manisnya sedang tersenyum senang menatap layar ponsel miliknya yang menampilkan beberapa foto dirinya dan teman nya? Entah...
Mengingat itu,seketika senyuman di wajahnya menghilang.
Pavel menyadari sesuatu yang berubah dengan dirinya. Kembali otaknya memutar semua hal yang ia jalani bersama Pooh semenjak kedatangan anak itu kesekolahnya hingga kegiatan jalan-jalan mereka hari kemarin. Meski pada awalnya ia hanya mengangap itu hal biasa dan menyepelekan setiap perasaan nya yang berubah ketika bersama Pooh.
Kini Pavel semakin merasa aneh dengan dirinya. Sepertinya ia harus segera mengatasi ini.
Pavel juga sadar dengan setiap tindakan nya yang berubah setiap kali bersama Pooh seperti,Ia akan berbicara dengan lembut,lebih memperhatikan keadaan Pooh daripada dirinya sendiri,ia juga akan dengan mudah tersipu,atau mungkin dia tidak akan berhenti memikirkan anak itu ketika mereka berpisah,dan setiap kali melihat Pooh detak jantungnya berpacu cepat. Pavel juga tidak suka dengan orang asing yang dekat dengan pooh.

Semua itu menjadi hal yang begitu menyiksanya,Pavel tau apa yang dia rasakan tapi dia tidak mau mengakui itu.

"Bagaimana bisa? Itu sungguh tidak mungkin" gumam Pavel pelan dengan menatap langit-langit kamarnya.

"Apa aku perlu menghindarinya? Tidak! Aku tidak bisa menghindarinya" ucapnya dengan kesal

Seperti biasanya,Pooh akan selalu menunggu Pavel di persimpangan jalan. Hari ini cuacanya sangat cerah secerah senyuman yang terukir diwajah anak tampan itu. Dan senyuman itu semakin melebar ketika  ia melihat orang yang sedang ia tunggu muncul dihadapannya.

"Selamat pagi," sapanya lebih dulu
"Selamat pagi juga" jawab Pavel dengan wajah malu-malu.

Perjalanan ke sekolah selalu dihiasi dengan berbagai cerita random kedua anak itu yang sepertinya tidak ada habisnya. Setiap hari adalah waktu berharga yang keduanya gunakan untuk mengukir setiap cerita di dalamnya.
Pergi bersama,dan kembali pun bersama.mungkin,jika jalan dan pohon-pohon disekelilingnya bisa bersuara,mereka akan bercerita tentang bagaimana kedua anak itu begitu terlihat bahagia ketika mereka bersama.

After Midnight: The Beginning Of The Truth (POOHPAVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang