Pavel merasa ada sesuatu yang aneh dengan matanya ketika ia membuka mata pagi ini.
Meski malas namun ia terpaksa bangun dari tidurnya dan duduk di atas kasur dengan engan sebab ia sungguh malas untuk bergerak.
Hal utama yang muncul di pikirannya adalah kejadian semalam yang begitu menyesakan.
Genangan air mata kembali memenuhi setiap ruang netra indah itu dan kembali mengalir dengan hangat menyentuh pipinya yang dingin. Pavel mengusap nya dengan kasar,jika saja Pavel memiliki keahlian untuk menghapus ingatan,ia akan dengan senang hati untuk menghapus apa yang ia lihat dan dengar semalam dan kembali menjalani hidup dengan bahagia seperti sebelum mengalami itu semua. Tapi saat ini,hal itu akan terus menjadi mimpi buruk nya.
Satu-satunya yang dapat ia lakukan adalah mengikhlaskan semua itu dan menerima kenyataan. Mungkin memang sulit bagi Pavel untuk melakukannya tapi itu adalah keharusan.Jam kecil dia atas meja nakasnya masih menunjukan pukul lima pagi.
Ini masih terlalu pagi untuk berangkat sekolah.
Pavel beranjak dari ranjangnya dan berjalan pelan menuju cermin besar yang menempel di lemari pakaian miliknya.
Benar saja,matanya bengkak akibat terlalu banyak menangis.Beberapa menit setelah membasuh wajahnya Pavel memutuskan untuk turun kedapur,biasa jam begini ayahnya sudah mempersiapkan sarapan untuk mereka.
Tapi kali ini Pavel tak mendengar suara apapun dari arah dapur.Apa dia belum bangun? Pikir Pavel.
Pavel mendapati beberapa makanan yang masih hangat ter tata rapih diatas meja.
Disamping keranjang buah terdapat sebuah note kecil. Pavel mengambilnya dan mulai membaca dalam hati,sepertinya itu sebuah note dari ayahnya."Shalom,selamat pagi nak.
Pertama papa ingin minta maaf karena tak sempat menunggu mu bangun.
Hari ini papa memiliki tugas penting di gereja untuk membantu para polisi mengatasi masalah yang masih meresahkan ini.
Tapi papa sudah membuatkan mu nasi goreng special kesukaan mu. Makanlah sebelum dingin"Pavel tersenyum kecil dan duduk dihadapan meja yang sudah menyajikan makanan favoritnya.
Segera ia mengambil piring dan menyantap nasi gorengnya dengan lahap. Matanya kembali berembun ketika merasakan makanan itu ada dimulutnya. Mungkin Pavel memang sudah sering makan nasi goreng buatan ayahnya,rasanya masih sama selalu enak di lidahnya.
Tapi sesuatu kembali mengusik pikirannya ketika ia menguyah makanan itu.
Pavel ingat betul ketika Pavel kecil waktu itu merengek pada sang ayah untuk membuatkan nya nasi goreng.
Itu adalah hari dimana ibunya pergi meninggalkan mereka dan tak pernah kembali lagi.
Saat itu ayahnya berusaha untuk membuat Pavel senyaman mungkin bersamanya meski tanpa sosok ibu.
Dengan penuh kesabaran ayahnya membuatkannya nasi goreng seperti yang ia minta. Ketika itu Pavel makan dengan lahap dan senyum manis mengembang diwajahnya pertanda ia begitu menyukai masakan ayahnya. Bukan karena rasanya yang enak,tapi karena ia yang kelaparan.Pavel mengusap wajahnya yang sedari tadi sudah basah oleh lelehan air matanya. Ia segera menyelesaikan makanannya dan bersiap untuk pergi kesekolah.
Sebenarnya tak ada lagi kegiatan belajar mengajar disekolah karena mereka sudah menyelesaikannya beberapa hari yang lalu dan bersiap untuk menyambut hari libur. Hanya saja,ada beberapa siswa yang harus mengambil remedial dari beberapa pelajaran yang belum mereka tuntas kan.Pavel mengunci rapat pintu rumahnya dan berjalan menyusuri setapak itu. Ia menggeskan kedua telapak tangannya kemudian meletakannya di kedua pipi untuk sedikit menepis udara dingin yang menyapanya.
Senyuman manis itu terukir ketika ia menjumpai kekasihnya di persimpangan jalan itu.Pavel segera menyelesaikan pekerjaan untuk mencetak beberapa kartu ucapan yang nantinya akan dibagikan kepada para siswa.
Selanjutnya ia hanya perlu menambahkan tali pita mini untuk sedikit menghias kartu serta kertas bening yang sesuai ukuran agar kartunya tak mudah kotor.
Bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu dan diruangan ini hanya tersisa Pavel seorang diri karena yang lain sudah menuju kantin lebih dulu.
Setelah merenggangkan tubuhnya,Pavel berniat untuk segera ke kantin tapi akhirnya ia memilih untuk kembali ke kelasnya lebih dulu untuk memastikan keberadaan kekasihnya.
Sejak kedatangan mereka tadi pagi Pavel langsung disibukan dengan persiapan acara yang akan segera digelar beberapa hari lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Midnight: The Beginning Of The Truth (POOHPAVEL)
Spiritual"aku tau ini dosa. dan kau adalah dosa yang ingin kupertanggung jawabkan dihadapan Tuhan"