Hari ini adalah hari libur pertama.
Pavel masih nyaman membungkus dirinya dengan selimut tebal miliknya.
Suara ponselnya yang sedari tadi bergetar menandakan beberapa pesan masuk.
Dengan malas Pavel meraih benda yang berada diatas meja itu,setelahnya ia kembali meletakan nya begitu saja.
Sam dan Ray mengirimkan nya begitu banyak pesan teks hanya untuk mengajaknya pergi liburan hari ini.
Sungguh,ini bukan hari terakhir mereka merayakan libur,kenapa harus terburu-buru? Bahkan Pavel saja belum merencanakan apapun untuk mengisi hari libur ini. Meski ia sempat berpikir untuk mengajak Pooh pergi bersamanya.
Ya,jika tahun-tahun sebelumnya Pavel hanya akan merayakannya bersama ayahnya dan lebih banyak menghabiskan waktu di gereja sebagai relawan. Tapi tahun ini ia memiliki Pooh bersamanya,dan merencanakan liburan bersama mungkin bukan hal yang buruk.Pavel membawah dirinya untuk duduk di atas ranjangnya dan bersandar pada kepala ranjang itu. Kembali meraih ponselnya dan mencari nama orang kesayangan nya hanya untuk mengirimkan pesan singkat ucapan selamat pagi.
*
Strategi dan rencana yang sudah tersusun rapih,peralatan canggih yang sudah siap untuk dipakai,fisik dan mental yang terlatih untuk segala hal yang mungkin akan terjadi diluar rencana mereka,serta beberapa petunjuk dan bukti yang ada dalam genggaman mereka.
Semuanya sudah dipersiapkan.
Mengingat ini adalah rencana besar,mereka tidak menggunakan banyak orang untuk terlibat. Hanya ada beberapa anggota terpilih yang di percayakan untuk melakukannya.
Jika target mereka dapat memanfaatkan hari libur ini untuk berburu,maka mereka juga harus bisa lebih unggul dari para iblis itu.Dan sepanjang hari ini,Pavel hanya menghabiskan waktu nya dengan tidur atau sekedar rebahan diatas kasur kesayangan nya dan bermalas malasan di depan tv sambil mengunyah makanan ringan favoritnya. Dan pada malam hari ia hanya akan menggunakan waktunya dengan berbicara berbagai hal random bersama kekasihnya di telepon hinggah ponselnya kehabisan daya.
Sebelumnya mereka memang membicarakan untuk pergi jalan-jalan seperti biasa saja dihari libur ini,dari pada harus pergi liburan berhari hari seperti yang dilakukan kebanyakan orang.Pavel mendengar suara pintu terbuka ketika ia hendak turun dari kamarnya.
"Papa?" Sapanya ketika ia sudah berada di ujung tangga
"Shalom nak,kenapa belum tidur?" Pendeta Frans melirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul setengah dua belas malam."Ah,aku sudah tidur tadi,tapi aku tiba-tiba merasa haus dan aku lupa membawah masuk minuman ku" bohong Pavel. Padahal,ia baru saja menyelesaikan pembicaraan telpon bersama pacaranya.
"Baiklah,kau harus selalu menjaga kesehatan mu meski ini hari libur bukan berarti kau harus melakukan semuanya sesuka mu"
"Iya aku tau pa,aku akan segera kembali" Pavel pergi mengambil minumannya dan segera kembali menuju kamarnya.Meski dalam hatinya ia sebenarnya merasa bersalah pada ayahnya karena sudah menyembunyikan suatu fakta yang begitu besar mengenai keberadaan ibunya dan para iblis itu,dan juga ia yang selama ini merasa jika yang dia lakukan selama ini mulai bertentangan dengan apa yang sebelumnya menjadi larangan sang ayah.
Pavel meneguk kasar minumannya dan duduk termenung di depan balkon kamarnya.
Pemandangan diluar sana begitu menenagkan dengan cahaya bulan yang menyinari daun-daun yang sudah sedikit basah oleh embun sehingga terlihat mengkilap seakan menambah kesan sunyi sepi yang menyedihkan.
Pavel tau yang dia lakukan adalah suatu kesalahan. Ia ingin meminta maaf pada ayahnya dengan penuh kesungguhan karena merasa gagal menjadi anak baik seperti apa yang selalu sang ayah harapkan darinya.
Tapi bisa kah ia menikmati dulu apa yang sudah menjadi keputusannya? Ia masih sangat ingin merasakan rasa bahagia dari apa yang ia jalani sekarang. Meski ia tau itu tidak akan bertahan selamanya. Setidaknya,Sampai ia benar-benar lelah dengan semuanya.Angin berhembus lembut menyapa anak manis itu yang masih berdiri tegap di balkon kamarnya.
Pavel menutup matanya merasakan hembusan angin dingin itu.dikepalnya terlintas semua hal yang selama ini ia rasakan dan alami.
Ia tidak berani bercerita pada siapa pun sehingga membuatnya dengan terpaksa memilih untuk memendam semuanya. Bibirnya tersenyum tapi matanya mengeluarkan air ketika bayangan wajah sang ibu melintas dalam benaknya. Sepertinya Pavel belum bisa menerima apa yang sudah terjadi pada wanita itu,bagaimana pun juga wanita itu adalah bagian terpenting dalam memberinya kehidupan. Meski keadaan sekarang tak seindah dulu,tapi diantara mereka tak ada yang berubah,wanita itu tetap ibunya,dan dia tetap anak dari wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Midnight: The Beginning Of The Truth (POOHPAVEL)
Spiritual"aku tau ini dosa. dan kau adalah dosa yang ingin kupertanggung jawabkan dihadapan Tuhan"