2

537 49 0
                                    


Anak manis itu membuka kedua matanya dan mendapati dirinya yang bergetar,dengan detak jantungnya yang tak beraturan.  Nafasnya terengah Mencoba untuk meraup udara sebanyak-banyak nya.

Dia bermimpi lagi.
Tapi kenapa rasanya berbeda? Seperti ada yg aneh,kenapa dalam mimpi itu seolah dia adalah orang lain yang melihat dirinya sendiri berubah menjadi iblis yang mengerikan.

Masih berusaha untuk menormalkan kembali perasaan nya,Pavel menatap jam duduk yang ada diatas meja. Jam kecil itu menunjukan tepat pukul dua dini hari.
Hening,..yang dapat pavel dengar hanyalah detak jarum jam kecil itu yang saling bersahutan dengan detak jantungnya sendiri.

Pavel menatap langit-langit kamarnya,pikiran nya masih dibuat bingung dengan mimpinya yang beberapa menit lalu. Entah kenapa akhir-akhir ini dia lebih sering bermimpi tentang makhluk mitologi itu. Tapi..... Benarkah hanya sekedar cerita fiksi? Bagaimana jika mereka sungguh ada?

"Membawah bekal lagi?" Pavel meletakan nampan makanan nya di meja. Pooh duduk dihadapan nya dengan kotak makanan yang ia keluarkan dari dalam tas.

"Yaa" jawab Pooh
"Lain kali kau harus mengambil jatah makanan mu"
"Entah,aku hanya tidak suka makanan orang lain"
"Kenapa?"
"Tidak tau,mungkin karena terbiasa dengan masakan sendiri. Lagi pula aku memiliki alergi dengan jenis makanan tertentu"
"Begitu ya?"
"Hmmm"
"Sayang sekali"
"Apa?"
"Itu berarti kau harus berhati-hati dalam memilih makanan mu,tapi kau bisa meminta mereka untuk membuatkan makanan khusus pada mu"
"Tidak perlu"

Pavel memperhatikan kotak bekal yang Pooh bawah,ketika anak itu membuakanya, lagi-lagi Pavel melihat menu yang sama selama dua bulan terakhir ini.

Dua roti panggang dan telur setengah matang. Selalu seperti itu setiap hari. sesekali anak itu juga menambahkan buah buahan segar dalam kotak makan nya.

Pavel yang hanya bisa bertanya dalam hatinya,apakah anak itu tidak bosan dengan makanan seperti itu setiap hari?



Pavel mengusap keringat yang ada diwajah nya, ia juga menggunakan bukunya sebagai kipas.udara siang ini benar-benar panas,membuatnya tidak memfokuskan diri pada pelajaran yang sedang berlangsung.

Pavel membawah pandangannya pada seseorang yang ada disudut ruangan. Dilihat Pooh sedang menyandarkan kepalanya pada didinding ruang kelas itu,sesekali anak itu menguap dibalik buku yang sedang ia pegang.

Menyadari jika Pavel sedang menatapnya,Pooh tersenyum pada pria manis itu sebelum memperingatinya untuk kembali fokus pada apa yang sedang dijelaskan oleh pak Rayut.

Bel panjang berbunyi pertanda berakhirnya kegiatan belajar dihari itu.

Pavel menghela nafasnya merasa lega,ia melepas pulpen yang sedari tadi ia genggam. Tangannya sakit karena menulis terus.

"Vel,duluan ya" Ray berjalan melewati Pavel yang sedang mengemasi alat tulisnya,menyapa ketua kelas mereka itu.

"Tunggu sebentar Ray" melihat Ray, tiba-tiba saja Pavel ingat dengan apa yang ia lihat pada mendiang ayah anak itu dihari pemakaman nya kemarin.

"Ada apa?" Ray menghentikan langkahnya.
"Maaf jika aku menanyakan ini"
"Tidak apa-apa"

Pavel menatap teman nya itu dengan ragu.

"Sebenarnya,apa yang menyebabkan ayahmu kehilangan nyawa nya?"

Mendengar itu,Ray terdiam sejenak. entah apa yang anak itu pikiran,tapi saat ini Pavel merasa bersalah karena sudah menanyakannya,ia berniat untuk mengabaikan saja pertanyaan itu tapi Ray lebih dulu menjawab.

"Aku juga tidak tau,bahkan tidak mengerti. Malam itu kami menerima telfon dari rumah sakit,mereka bilang jika seseorang telah menemukan ayahku yang sedang mengalami kecelakaan dan membawahnya ke rumah sakit. Saat itu aku dan ibuku langsung mendatangi rumah sakit dan mendapati jika orang tersebut benar ayahku. Aku melihat didalam ruangan itu seorang dokter masih berusaha untuk menyelamatkan nyawanya sebelum akhirnya dokter itu keluar menemui kami dan memberitahukan berita kematiannya" Ray berhenti sebentar menatap Pavel yang terlihat begitu tertarik dengan ceritanya.

After Midnight: The Beginning Of The Truth (POOHPAVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang