no gelut no life🤪

361 19 0
                                    

Tiada hari tanpa pergelutan dan perdebatan, inilah Haechan dan Renjun, seperti anjing dan kunci, dua manusia yang tak ingin mengalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiada hari tanpa pergelutan dan perdebatan, inilah Haechan dan Renjun, seperti anjing dan kunci, dua manusia yang tak ingin mengalah.

Jika satu emosian satunya jahil bukan main. Jika satunya teriak maka satunya lagi akan teriak tak kalah menggelegar.

"AKHHHHH LEE HAECHAN!"

"APA WOY HUANG RENJUN?"

Kan sudah terbukti bagaimana mereka ketika di satukan di rumah seperti ini?

Felix, dan temannya yang lain tepuk jidat melihat Haechan dan Renjun, yang saat ini saling kejar-mengejar di dapur.

Entah apa yang terjadi? tapi mereka sungguh tidak mengerti dengan hubungan dua manusia itu, bahkan kini dapur tidak lagi berbentuk rapih sudah berantakan hingga bibi juga tepuk jidat karenanya.

"Lo, nya bener-bener. Ini gimana leher gue, besok sekolah?" teriak Renjun, sambil bersiap melempar tepung ke arah Haechan.

"Ya mana gue, tau? Lagian tuh leher mulus amat? jadinya gue, tandai hahaha." kekeh Haechan, tersenyum lepas.

Oh... Jadi dua manusia ini berdebat perkara leher Renjun, yang di tandai sebanyak mungkin oleh bibir Haechan?

Memang semulus itu Huang Renjun, sampai Haechan, sendiri tidak bisa menahan diri untuk tidak menandai Karyanya di leher Renjun.

"Manusia rese lo. Lo, yang enak! gue, yang ribet nih." rengek Renjun, hampir melayangkan tepung terigu ke arah Haechan.

"Eh... Jangan di lempar terigunya, lihat ini dapur sudah seperti kapal pecah." tahan bibi, pusing melihat keadaan dapur.

"Tuh Salahin Haechan, bi. Dia nyebelin!" adu Renjun.

"Nyebelin nyebelin juga lo, selalu menikmati sentuhan gue, dan karya gue." celetuk Haechan, dengan wajah bokemnya.

"Yak! Lee Haechan," teriak Renjun, karena bibi sudah mengejek saat Haechan, berucap seperti itu.

"Kalian ini ya. Saling mencintai dan menyayangi! Tapi yang bibi heran? Kenapa kalian ribut terus tiap hari?"

"Ya habisnya Haechan, nyebelin bi. Gak pernah mau menuruti apa yang aku, mau."

"Mang ea? Selama ini gue, yang selalu sabar ngadepin lo! Lo, ngilang sesuka hati gue, nyari setengah mati! Huhh... Dasar rubah nakal."

"Ish. Tuhkan bi, liat kan? Dia itu nyebelin!"

"Udah udah. Kalian mending ngumpul sama temen kalian tuh. Kalian ribut mulu, temen sendiri di anggurin!" saran bibi, berusaha mendorong Haechan dan Renjun, agar keluar dari area dapur.

Namun Renjun, tetaplah Renjun, yang selalu usil dan jahil, padahal Haechan, sudah lelah sekarang. Dia tak ingin lagi cekcok mulut dengan Renjun.

Sling!

Byurrr!

"Hah? Sunoo," panik Renjun.

Niat hati mau melemparkan terigu itu pada Haechan, namun malah Sunoo, yang kena karena tiba-tiba saja dia berada di hadapan Renjun.

Si Rubah Nakal! [Hyuckren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang