CUPLIKAN SELANJUTNYA
Rasanya belum lama aku tertidur, sudah ada lagi yang ngenyotin kontolku. Kulihat kebawah, ternyata dia adalah ibu mertuaku.
Aku memang bisa ngaceng, tetapi tubuhku terasa lelah sehingga aku minta ibu mertuaku main diatas. Aku pun memejamkan mataku dan tertidur saking kecapaiannya. Mungkin dua kali ibu mertuaku orgasme malam itu, lalu beliau menyingkir kembali ke kamarnya. Istriku yang terganggu tidurnya tadi terpaksa menonton ibunya ngentot dengan aku. Mungkin dia pun terangsang lagi sehingga dia minta izin main dengan posisi dia di atas. Lumayan juga memeknya memang enak juga. Tapi itu pun tidak sampai menghantar aku muncrat meskipun dia sudah dapat dua kali.
Di luar keadaan sudah mulai terang. Padahal, aku masih agak mengantuk. Aku bilang ke istriku agar dia berangkat duluan ke kantor dan memberi tahu orang di kantorku bahwa aku ada urusan keluarga sehingga aku baru bisa masuk kantor untuk shift siang. Kebetulan kantor sedang tidak terlalu sibuk sehingga aku masih bisa mengubah jadwal semauku.
Aku pun memanfaatkan waktu untuk tidur sampai jam 12 siang. Begitu bangun, aku bergegas mandi dan sarapan makanan yang disiapkan ibu mertuaku dan meminum kopi buatan Kak Lina. Sambil aku menyantap sarapanku, Kak Lina dan ibu mertuaku tiba-tiba gelendotan di sisi kiri dan kananku. Bukan hanya itu, tangan mereka iseng banget dan merabai kontolku.
“Bu… Kak Lina… Saya lagi terburu-buru nih… Sebentar lagi, saya harus bergegas ke kantor…”
“Ya sudah, kamu selesaikan sarapan kamu saja, Ris…”
Ibu mertua serta Kak Lina pun saling mengedipkan mata mereka genit. Di luar nalarku, ibu mertuaku berjongkok di bawah meja makan. Tanpa malu-malu lagi, beliau mengeluarkan kontolku yang sudah setengah tegang karena permainan mereka dan memasukkannya dengan santai ke mulut beliau.
{ SENSOR }
( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
[ ... ]
CUPLIKAN SELANJUTNYA
Sejak malam liar itu, dalam seminggu, aku bisa tiga kali main secara marathon melayani nafsu istri, kakak ipar dan ibu mertuaku. Berkat pelayananku yang memuaskan untuk mereka bertiga, mereka pun kelihatannya semakin rukun. Pada situasi formal, aku memposisikan mereka sesuai dengan kedudukannya, yaitu sebagai ibu mertua yang aku hormati, sebagai kakak ipar yang aku segani, dan sebagai istri yang aku manjakan. Namun, jika di ranjang, mereka bertiga tidak lagi punya status kecuali ingin dipuaskan oleh kontolku.