CUPLIKAN SELANJUTNYA
Suatu hari, aku mendapatkan curhatan temanku yang baru saja memperawani pacar barunya yang masih perawan. Dia menceritakan betapa enaknya ketika kontolnya dijepit memek perawan. Jujur, mendengar cerita itu, aku jadi penasaran bagaimana nikmatnya bila memek si Wiwin dan Ririn yang notabene masih perawan bila bisa aku pakai untuk kenikmatan kontolku. Apalagi, permainan kami sudah semakin liar saja…
Pada permainan berikutnya, aku mencoba menawarkan untuk mencolokkan penisku ke memek mereka.
Ilustrasi: Bram
“Kalian beneran penasaran buat diewe Abang?” tanyaku terus terang.
“MAU, BANG!” jawab si Wiwin antusias. “WIWIN BOSEN CUMA CIPOKAN SAMA DIISEPIN TETEK SAMA MEMEKNYA AJA…”
“Ririn juga mau, Bang!” sahut Ririn tidak kalah antusias.
Mendapatkan izin secara langsung dari mereka berdua, aku pun menyanggupi persetubuhan ini dengan senang hati. Setan sudah mengambil alih isi kepalaku. Apalagi, aku memang sudah berniat ingin mendapatkan keperawanan dua gadis itu hari ini juga. Aku ingin merasakan memek perawan… Selama ini, gadis-gadis yang kunikmati juga sama nakalnya denganku. Mereka sudah melepaskan keperawanan mereka bertahun-tahun sebelumnya.
“Siapa yang mau duluan Abang ewe nonoknya?” tanyaku memberi penawaran.
“WIWIN, BANG!” jawab si Wiwin bersemangat seperti biasanya.
Aku pun berpikir sejenak… Kasian juga si Ririn ya selama ini selalu jadi yang kedua? Setiap aku mencumbu mereka ataupun menjilati memek mereka, si Ririn juga biasanya menjadi yang terakhir. Alhasil, aku juga tidak terlalu bisa bermain prima saat memuaskan si Ririn. Aku pun punya rencana lain kali ini…
“Ririn aja dulu ya?” ucapku sambil meraih tangan Ririn. “Abang entot kamu dulu ya, Rin?”
Si Ririn mengangguk senang dengan lugu dan meraih tanganku. Tanganku yang lain segera meremasi tetek kenyalnya sambil bibirku menciumi wajah serta bibirnya.