Seminggu berlalu setelag kejadian, sekolah di liburkan dan di evakuasi oleh beberapa polisi. Tapi saat ini, sekolah kembali berjalan dan aman tanpa apapun.
Disini, di ruang kelas khusus anak anak kelas malam, Rora menyimpan coklat di meja Jeongwoo dan kakak nya. Ia juga tak lupa menaruh makanan lain di meja teman teman yang lainnya yang satu kelas malam bersamanya.
Junghwan menatap foto Haruto dan Jeongwoo. Yang biasanya Junghwan di ganggu dan di goda oleh keduanya, kini Junghwan hanya bisa menatap mereka melalui bingkai foto saja.
Pharita menatap foto Rami, sahabat nya yang selalu ada untuknya bahkan kemanapun tak pernah terpisah.
Chiquita. Sosok yang paling menyakitkan kehilangannya karena dia adalah korban pertama diantara tujuh belas orang.
Meja ke empat belas teman mereka kini sudah penuh dengan bunga dan makanan. Mungkin, keluarga, kerabat atau bahkan teman dekat mereka mengunjungi juga untuk mengucapkan selamat tinggal.
Junghwan menghampiri Rora dan Pharita. Junghwan sudah berjanji dengan Jeongwoo untuk menjaga keduanya.
"Ayo kita ke kantin untuk makan siang, jam dua nanti kita ke aula untuk mengikuti acara dalam mengingat para korban sekaligus salam perpisahan" ucap Junghwan lembut.
Keduanya mengangguk. Mereka meninggalkan kelas dan berjalan ke lorong untuk menuju kantin.
Saat di perjalanan, papan Mading di tiap lorong terpajang foto anak anak yang menjadi korban membuat ketiganya tersenyum tipis.
Perjuangan mereka usaha yang benar benar menghasilkan banyak keringat. Andai, andai mereka masih bersama.
Pharita berhenti di dekat Mading besar dimana foto teman temannya terpajang disana. Ia melirik ke depan melihat Junghwan dan Rora sudah duluan ke kantin.
Lantas Pharita menangis dalam diam menatap foto foto itu. Senyum yang tak bisa bohong dari foto itu membuatnya sakit. Pharita ingat saat pertama kali mereka bertemu di kelas malam, mengobrol bersama. Obrolan yang banyak namun momennya tidak terlalu terlihat.
"Benar benar, itu terjadi!"
"Haha aku juga merasakannya"
"Kau tau? Jeongwoo penakut! Haha, coba saja takuti dia!"
"Hey para gadis ayo berfoto"
"Kelas malam ini aku suka sekali, sangat menyenangkan karena hanya di beri tugas gurunya memantau saja di ruangannya"
"Benar begitu? Ayo kita foto bersama!"
Pharita kembali menangis mengingat momen bersama tersebut. Ia terisak sembari tangannya memegang foto mereka bertujuh belas saat masih bersama. Pharita tak bisa berbohong, hatinya sakit saat mereka sudah mulai dekat tapi kehilangan satu sama lain.
Pharita baru merasakan rasanya persahabatan yang sebenarnya apalagi dimana cara para lelaki melindungi para gadis itu hal yang jarang Pharita lihat.
Ia lantas menatap foto foto teman temannya dan foto bersama itu dengan mata berair. Walaupun Jihoon telah jahat pada mereka, tetapi dia tetap bagian dari pertemanan mereka kan? Karena bagaimanapun awalnya Jihoon sangat baik.
"Semesta.. Kembalikan kami dengan tujuh belas orang.."
Suara Pharita bergetar. Ia hanya bisa mengelus elus foto tersebut tanpa bisa berbincang atau bahkan bersentuhan langsung.
Tap.
Pharita menoleh ke belakang, mendapati Junghwan yang berdiri di belakangnya. Si jangkung itu tersenyum dan membawa Pharita ke dalam pelukannya, membiarkan gadis itu menangis sepuasnya bahkan mengeluarkan semua isi hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO'S HE? || TREASURE ft. BAEMON
Misterio / Suspenso"ditinggalkan oleh cinta, ditinggalkan oleh kasih sayang. dan bertahan bersama yang tersisa" Attention⚠️ Mohon untuk bijak dalam membaca. Ini hanya cerita karangan dari author murni karya author dan TIDAK ada sangkut pautnya dengan real life.