9. Almost lost ⚠️

202 36 18
                                    

"AGRA!!!! AGRA DIMANA KAMU?!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"AGRA!!!! AGRA DIMANA KAMU?!!"

"AGRA!!!!!!"

Papa sangat marah. Saat tau kegiatan yang dilakukan sekolah Agra dan mendapat kabar kalau anak laki-lakinya turut serta dalam kegiatan Camp. Beliau langsung pulang kerumah dan mengelilingi setiap ruangan sambil berteriak memanggil anak laki-laki nya itu. Membuka setiap pintu dengan bantingan keras tanpa menutupnya kembali, "AGRA!!!!! DIMANA KAMU HAH?!!! ANAK SIALAN!!!!"

"Iya pak? Ada apa?" Pengasuh Agra - Mbak Tia yang sedang menyetrika baju di belakang datang tergopoh-gopoh saat tuan rumahnya tiba-tiba pulang.

"Dimana anak itu?! DIMANA AGRA?!!!"

"I-itu Pak, Mas Agra bilang ada acara di sekolahnya, tadi siang dia pergi bawa mobil,"

"Bawa mobil?!!! Kenapa kamu membiarkan dia pergi?!!!" Bentak Papa garang. Mbak Tia menunduk takut.

"Maaf Pak, Mas Agra bilang acara pen - AH!!!!"

Papa melayangkan tangannya dengan keras hingga wanita paruh baya itu terjatuh. Sangat emosi karena Agra dibiarkan pergi begitu saja tanpa seizinnya. Semua orang yang bekerja dirumah ini tau. Kalau Agra sangat sangat sangat diatur oleh orangtuanya, semua serba diatur tanpa terkecuali. Ia tidak akan dibolehkan pergi kemanapun kecuali mendapatkan izin dari Papa.

"Kamu tau kan? Aturan kedua dirumah saya??? HAH?!!!!!"

Papa hendak menampar Mbak Tia lagi namun wanita itu dengan cepat bersuara ketakutan sambil memegang pipinya yang sakit karena tamparan keras Papa.

"Maaf Pak, saya sangat minta maaf, awalnya saya sudah melarang Mas Agra tapi dia langsung pergi, tolong ampuni saya Pak," ucap Mbak Tia menahan tangis.

"Dengan siapa dia pergi?!!" Tanya Papa berang. Mbak Tia menggeleng semakin ketakutan.

"Saya nggak tau Pak -"

Satu tendangan kuat mendarat di pinggang Mbak Tia, sambil menahan sakit Mbak Tia langsung mengambil posisi bersujud di kaki Papa yang akan memukul kepala wanita itu dan memohon ampun.

"Pak pak, saya minta maaf, saya benar benar sudah berusaha menahan Mas Agra, tapi -"

"Ahhhh!!!!" Papa menyingkirkan tubuh Mbak Tia dan berlalu pergi, "awas kamu!! Setelah Agra kamu yang akan saya hukum,"

"Pak ... Tolong ampuni saya ..." Mbak Tia berucap takut.

Papa berdecak kesal mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Mama.

MAITRĪ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang