3. Priority

1.4K 159 19
                                    

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika kamu adalah prioritasnya"

🍀🍀🍀🍀

Soohyun menggeser kursinya untuk lebih dekat dengan Jiwon, setelah itu menggamit lengan Jiwon dan menyandarkan kepalanya di bahu Jiwon.

"Aku lelah, Jiwon-a," keluh Soohyun sembari memejamkan matanya.

Jiwon tidak menjawab, hanya membiarkan Soohyun melakukan apapun yang dia inginkan.

Perlahan tangan Soohyun turun dan menggenggam jemari Jiwon.

Soohyun tidak bersuara lagi, hanya terdengar helaan napasnya.

"Oppa ... sudah tidur?" tanya Jiwon namun tidak ada jawaban.

Jiwon menoleh ke arah Soohyun yang sudah memejamkan matanya, menatap wajah pria itu dengan sangat dekat. Tangan kiri Jiwon yang bebas, terulur memperbaiki anak rambut Soohyun yang turun dan menutupi mata matanya. Jiwon juga mengusap peluh yang berada di kening Soohyun. Setelah itu, Jiwon meletakkan tangannya di pipi Soohyun. Membelai wajah pria itu, barangkali Soohyun bisa merasakan kenyamanan dan tertidur dengan nyenyak walau hanya sebentar.

"Jalhaesseoyo, oppa," gumam Jiwon.

Bolehkah Jiwon egois? Dia ingin waktu berhenti sejenak untuk memberikan dirinya ruang bersama Soohyun. Kesempatan ini tidak akan terjadi dua kali, setelah ini Jiwon dan Soohyun akan sama-sama sibuk.

Jiwon memiliki jadwal photoshoot dan syuting iklan yang full minggu depan, belum lagi jika fanmeeting sudah berlangsung. Jiwon dan Soohyun akan lebih sibuk. Bahkan mungkin untuk sekadar mengirimkan pesan pasti sulit.

Jiwon menghela napas pelan, memikirkan bagaimana ke depannya membuat kepalanya menjadi pusing.

🍀🍀🍀🍀

Soohyun perlahan membuka matanya, mengedarkan tatapannya dan baru tersadar kalau dia masih berada di agensi Jiwon. Mata Soohyun melirik ke arah Jiwon yang juga tertidur. Ternyata Soohyun tertidur di bahu Jiwon, pantas saja lehernya terasa sakit. Soohyun menjauhkan kepalanya dari bahu Jiwon.

Matanya menatap bagaimana Jiwon tertidur. Alih-alih menempatkan kepalanya di atas kepala Soohyun, Jiwon malah memilih membiarkan kepalanya mengudara.

Soohyun tak habis pikir, padahal Jiwon bisa saja menaruh kepalanya di atas kepala Soohyun. Tapi, gadis ini memilih untuk tidak melakukannya.

"Lehermu akan lebih terasa sakit, Jiwon-a," gumam Soohyun.

Soohyun juga baru sadar kalau kedua tangan Jiwon menggenggam erat tangan kiri Soohyun.

Soohyun tersenyum tipis.

Bagaimana bisa hanya sebuah tangan terlihat sangat menggemaskan?

Soohyun kembali menatap Jiwon, tangan kanannya perlahan membawa kepala Jiwon untuk bersandar pada bahunya.

"Yeppeuda." Soohyun kembali bergumam.

Bahkan ketika tidur pun, Jiwon masih terlihat sangat cantik. Soohyun merasa sangat beruntung memiliki Jiwon. Bukan karena parasnya yang mendekati sempurna, tapi kebaikan hati dan kesederhanaan yang dimiliki Jiwon membuat Soohyun begitu mencintai gadis ini.

Soohyun melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, ternyata sudah pukul 11 malam. Soohyun kembali menatap Jiwon dan mengelus pelan pipi Jiwon untuk nembangunkannya.

"Jiwon-a, ireona ...," ujar Soohyun.

Sayup-sayup Jiwon mendengar suara Soohyun, perlahan matanya terbuka. Senyum Jiwon langsung mengembang begitu membuka mata dan melihat Soohyun sedang menatapnya.

Relationship After DramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang