10. Baeksang

510 102 4
                                    

🍀🍀🍀🍀

Soohyun sudah berdiri di depan pintu selama 10 menit, dia benar-benar tidak ingin pergi dari apartemen Jiwon. Soohyun kemudian berbalik dan menatap Jiwon yang masih setia berdiri di belakangnya.

Soohyun mendekat dan kembali memeluk Jiwon. Ini sudah pelukan yang ke-empat dan Soohyun pun belum pergi juga dari apartemen Jiwon.

"Oppa harus pergi sekarang," ujar Jiwon yang kembali mendengar ponsel Soohyun berdering.

Jiwon yakin kalau itu adalah Jaejoong yang menunggu Soohyun di parkiran.

"Apa aku harus pergi?" tanya Soohyun yang belum juga melepaskan pelukannya dari Jiwon.

Jiwon mengangguk.

"Kemarin oppa sudah bilang akan pergi, 'kan? Ayo berangkat sekarang, nanti keburu macet dan oppa akan terlambat. Penggemar oppa pasti sudah berdatangan menunggu oppa."

Apa yang dikatakan Jiwon memang benar, para penggemarnya pasti sudah menunggunya.

"Rasanya sangat sulit meninggalkanmu, Jiwon-a."

Jiwon tersenyum tipis mendengarnya, tangannya yang kecil mengelus punggung Soohyun.

"Kalau begitu ... setelah oppa pulang dari Jeju, aku mau tinggal bersama oppa."

Soohyun mengerjap-ngerjapkan matanya, ini bukan mimpi, 'kan? Apa tadi yang Jiwon katakan? Jiwon ingin tinggal bersamanya?

Soohyun melepaskan pelukannya dari Jiwon, menggenggam kedua tangan Jiwon. Kedua matanya menatap Jiwon tidak percaya.

"Jinjja? Kamu benar-benar mau tinggal sama aku setelah pulang dari Jeju?"

Jiwon mengangguk yakin, mengulas senyum yang membuat mata Soohyun berbinar.

Soohyun tidak bisa lagi berkata-kata, lidahnya mendadak kelu. Tapi perasaannya sangat bahagia sampai Soohyun tidak bisa mengekspresikan rasa bahagianya.

Soohyun sekali lagi memeluk Jiwon.

"Gomawo, Jiwon-a."

Jiwon mengangguk.

"Sekarang oppa berangkat, ya? Kasihan Jaejoong dari tadi menunggu oppa."

Soohyun mengangguk, melepaskan pelukannya kemudian menangkup wajah Jiwon lalu memberikan kecupan di kening dan kedua pipi Jiwon.

"Aku berangkat, ya?"

Jiwon mengangguk perlahan.

Soohyun menatap Jiwon untuk terakhir kalinya sebelum benar-benar keluar dari apartemen Jiwon.

Jiwon dengan kesabarannya yang begitu luas, menunggu Soohyun keluar dari apartemennya. Jiwon merasa seperti mengantarkan suaminya untuk ikut berperang. Karena begitu sulit untuk pergi.

Soohyun menghela napas pelan, kemudian memutar knop pintu dan melangkahkan kakinya keluar dari apartemen Jiwon.

Jiwon melambaikan tangan sembari tersenyum sebelum Soohyun menutup pintu.

"Nanti aku akan mengabari kamu, Jiwon-a."

Jiwon mengangguk.

Soohyun dengan berat hati menutup pintu apartemen Jiwon. Setelah Soohyun menutup pintu, Jiwon masih berdiri sembari menatap pintu. Jiwon mengerucutkan bibirnya kemudian menghela napas pelan, belum sampai 5 menit Soohyun pergi, Jiwon sudah merasa kesepian.

Bagaimana bisa Soohyun menjadi sangat berpengaruh besar bagi hidupnya?

🍀🍀🍀🍀

Relationship After DramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang