Aria langsung salah tingkah dan melanjutkan membersihkan ruangan kelas. Indri yang mendengar hal itu keluar dari mulut Nathan, benar-benar tidak disangka. Padahal pertengahan bulan Indri tahu bahwa Nathan menyukai Aria. Mengapa sekarang Nathan mendukung mereka berdua?"Kamu serius?" tanya Indri berbisik. "Hah?"
"Ya— tumben kamu dukung mereka berdua. Kamu kan suka sama Aria"
"Jadi kamu tau semua ya" jawabnya.
"Iyalah. Aku kira kamu emang suka sama dia, tapi kenapa macarin aku?"
"Awalnya penasaran aja sama kamu. Dulu emang sempet naksir Aria, makanya aku mau ngusir perasaan itu dengan cara macarin kamu" jelas Nathan membuat Indri memukulnya.
"Jahat!"
"Iya aku emang jahat. Tapi sekarang aku sadar kok, kalo aku kayak gini yang ada nyakitin mereka. So, i'm happy with them" ucapnya.
Geng Frans mendobrak pintu kelas Nathan. Laki-laki yang sedang dicari oleh mereka sedang belajar dengan tenang, namun ketenangan itu hancur seketika. "Bajingan" maki Frans datang tiba-tiba sudah mencengkeram kerah Nathan dengan erat.
"Sekarang udah berani dia" ucap Michael.
"INI SEMUA GARA-GARA LO!" teriak Frans murka dan menghajar Nathan.
Adegan ini yang mana anjir? Oh, gue inget. Tapi kenapa si Frans tiba-tiba marah?
-batin Nathan"Menurutmu kenapa?" tanya Arterus mengaggetkan Nathan yang sedang terbaring menerima semua hajaran dari Frans.
"Saya tidak tahu" jawab Nathan membuat mereka heran. "Lo ngomong sama siapa anjing?" tanya Delvi menonton.
"Itu kata kuncinya" ujar Arterus lalu menghilang.
Kata kunci?
-batin Nathan"WOY!" teriak Dierga melerai mereka. "Udah kelewat batas anjing!" teriaknya marah mendorong Frans hingga terpentok tembok.
"Bos!" pekik mereka khawatir.
"Kalian!" peringati Rangga datang. Lalu semua kembali tenang. Percuma saja melaporkan hal ini kepada guru kalau kelakuannya sama dengan Rangga, tujuannya hanya uang saja.
*plak*
Baru saja tiba di rumah, Nathan mendapat tamparan dari Nando dan ditambah oleh pukulan lainnya. Sesuai masa lalu, bagaimana cara mengubahnya? Ia mulai menangis di kamar, karena selanjutnya adalah neraka. Ia selalu mendapatkan pukulan dari Nando selama 30 menit.
Tolong... Aku capek, akhiri saja hidupku Tuan! Percuma kalau masa lalu tidak bisa diubah kalau kayak gini terus! Anda kira saya kuat menghadapi masa lalu yang sudah saya lewati? Setiap hari saya berdoa untuk kuat tentang kejadian ini, tapi apa? Saya masih menangis di kamar dan berdoa semuanya agar semua usai. Tolong! Saya lelah!
-batin Nathan*plak*
"GAMMA!" teriak Arterus menahan lengan Gamma yang habis menampar Nathan di kamarnya.
"Kamu sendiri yang memilih untuk menyelamatkan teman-temanmu. Tapi ini balasannya? Kamu menyerah hanya karena rintangan kecil itu?" ejeknya.
"Rintangan kecil? Saya merasa tersiksa sekali hidup seperti itu setiap hari Tuan! Anda tidak akan pernah merasakannya kalau belum pernah sama sekali. Setiap 30 menit saya dipukul, dianiaya, umur saya masih 17 tahun loh Tuan... Saya juga punya trauma" ujar Nathan menangis memegangi kedua pundak Gamma.
"Lalu bagaimana dengan teman-temanmu yang berusaha menolongmu, tetapi kamu malah menolak bantuannya dan berakhir bunuh diri bukan? Dan sekarang yang terkena dampaknya adalah mereka. Kamu itu pengecut, melarikan diri" ejek Gamma sangat muak dengan Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Chance
FantasySeorang gadis mahasiswa UJM dari Jurusan Hukum. Di hari itu ia terlambat memasuki kelas. Lalu, mereka berdua bertemu. Laki-laki misterius itu tidak sengaja menabrak Aria yang sedang terburu-buru menyeberang. Aria merasa baru-baru ini ia diikuti oleh...