13. Melupakan

8 2 0
                                    


Nathan menatap layar ponselnya ketika Dierga dan Aria sedang meramaikan grup chat-nya. Aria mengajak main untuk bakar-bakaran di rumah Aria karena besok adalah Idul Adha. Nathan melirik Rachel yang juga memainkan ponselnya.

"Besok acara lo apa?" tanya Nathan tiba-tiba. "Di rumah doang sih"

"Ikut gue mau gak?"

"Hah? Kemana?"

"Ke rumah temen gue. Dia adain bakaran" ucap Nathan membuat Rachel ingin sekali ikut, tetapi dia bukan temannya. "Gak usah Than. Lagian itu kan bakaran sama temen-temen lo. I am not your friends either" tolaknya memakai jaket.

frans tai (3)

Nathan
| Temen gue boleh ikut gak?

Dierga
| Anjay siapa tuh

Aria
| Indri pasti? 😒

Nathan
| Bukan
| Dia gak punya temen
| Jadi gue ajak

Dierga
| Boleh lah
| Lagian gue bosen kita bakaran ber3 mulu

Aria
| Udah gue angkut lo gak sadar diri

Nathan
| Berantemnya langsung aja ya
| Biar seru sambil nyemilin daging wkwk

"Nih, boleh tuh" ujar Nathan menunjukkan chat grup mereka membuat Rachel terkekeh.

"Eh— fitnah amat bilang gue kagak punya temen"

"Fakta kan?" ledek Nathan mengambil bantal sofa sigap takut dipukul oleh Rachel. "Sini lo bangsat!" seru Rachel dengan canda tawa.

"Mamah! Aku takut!" ledek Nathan berlari-lari riang, disusul oleh Rachel yang setia mengejar Nathan.

Nathan membawa Rachel ke rumah Aria. Mereka melihat Aria dan Dierga sedang menyiapkan alat bakaran, disusul oleh Ares yang membantu mereka membawakan daging dari kulkas.

"Nanti bagi loh!" ancam Ares kepada adiknya. "Iya-iya ah!" gerutu Aria mendorong Ares masuk ke dalam rumah.

"Salamin kak Bumi," ujar Nathan menepuk pundak Ares. "Bumi doang?"

"Iya sama lo" kekehnya.

"Hai gue Aria" kata Aria mengulurkan tangan kepada Rachel yang sedari tadi hanya diam. "Gue Rachel"

"Dierga" kata Dierga datang karena dicubit oleh Aria. "Dia Ares, kakak gue kedua"

"Ahh..." Rachel mengangguk paham.

"Ayo!" ajak Dierga mulai bakar-bakarannya.

***

"Kalian kenal darimana?" tanya Aria basa-basi.

"Pertama di kafe, terus di kantor"

"Kantor?" tanya Dierga menatap Nathan yang tidak menceritakan hal tersebut.

"Gue magang" jawab Nathan dengan gugup sembari melirik kearah Rachel.

"Hah? Magang dimana lo?" tanya Aria membakar daging, dibantu oleh Rachel yang mengipasi api.

"D-di perusahaan."

"Iya tau, perusahaan mana? Kok gak info-info" ujar Dierga seperti menginterogasinya.

"Gue agak serakah jadi privasi" ledeknya membuat Dierga dan Aria mengangguk paham, mereka tidak akan menanyakan hal privasi lagi jika Nathan memang benar-benar menolak menjawab mereka.

"Lo jabatan apa?" tanya Dierga dan membuat Aria melotot karena Dierga sangat berani.

"Seriously?" ujar Nathan menatapnya malas. "Kenapa? Tinggal jawab doang kok, emang serahas—"

A ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang