14. The Father & His Child

10 2 0
                                    


Hugo menyambut Frans begitu ia telah menunggu Hugo yang dari ruangannya. "Ada apa Tuan?" tanya Hugo.

"Ayah dimana?" tanya Frans sangat emosi. "Di ruangannya. Mari saya antarkan"

"Gak usah. Aku bisa sendiri" ucap Frans memencet tombol lift.

"Eh— sebentar!" pekik Rachel sengaja ingin di dalam lift bersama Frans. Nathan melotot, ia langsung berlari menuju kearah lift. Namun, lift lainnya sangat lama. Terpaksa ia harus menggunakan tangga darurat.

"Mau ke lantai berapa ya Pak?" tanya Rachel membawa banyak dokumen.

"Pak?! Bisa-bisanya kamu gak sopan sama aku!" teriak Frans menggunakan bahasa sedikit sopan.

"Eh— maaf kenapa ya? Apa saya salah berbicara? Saya kira anda salah satu karyawan di perusahaan ini" ujar Rachel.

"Aku anak direktur! D-I-R-E-K-T-U-R!" serunya mengeja nama direktur.

"Ah! Maafkan saya Tuan!" seru Rachel membungkuk meminta maaf. "Namamu Rachel? Ck!" decihnya, lalu pintu lift terbuka.

"Rachel!" pekik Nathan terengah-engah.

"Kamu siapa lagi. Kenapa banyak banget yang ganggu aku sih. Sialan" pekik Frans menyenggol Nathan hingga terpentok tembok.

"Lo gak pa-pa?" tanya Nathan khawatir. "Gue gak pa-pa. Santai aja sih, lo juga ngapain pake tangga darurat" ucap Rachel menggeleng heran menatap Nathan yang masih mengatur pernapasannya.

"Dia Frans. Musuh gue. Udah liat kan sifatnya gimana? Dia gak main-main soal emosinya, lo bisa aja mati kalo bikin dia kesel" gerutu Nathan sangat khawatir tentang Rachel.

"Tenang aja. Gue kan malaikat maut" ujar Rachel tersenyum.

Nathan pun kembali ke ruangannya. Tak lupa ia memasang earphone untuk mendengarkan pembicaraan anak dan ayah itu.

"K-kenapa Yah?" tanya Frans sampai di ruangannya.

"Ini apa?" tanya Abraham melempar hasil ranking Olimpiade Matematika. Frans pun mengepalkan tangannya kesal.

"D-dia kuat Yah"

*plak*

"Udah Ayah kasih kunci jawaban, tetap kalah Frans?!" seru Abraham menarik dagu Frans agar laki-laki itu menatap Abraham.

"M-maaf"

"Kamu sering banget kalah dari Nathan. Sekarang kamu kalah dari anak gadungan itu? Bisa-bisanya Frans!" teriak Abraham memukul Frans lagi.

Frans melirih kesakitan, namun ia langsung bangkit kembali. "Lain kali Frans gak bakal ulangin" tekad Frans.

"Udah bagus kemarin kamu bisa lawan Nathan. Butuh berapa tahun kamu bisa kalahin dia? Anak gak berguna!"

"Tapi Frans bisa buktiin kalo aku bisa kalahin dia Yah. Jadi tolong—" ia mengurungkan niatnya.

"Yaudah, kamu keluar. Belajar buat persiapan Olimpiade Fisika minggu depan." usir Abraham menatap jendela. "Iya Yah" jawab Frans keluar, ia langsung menendang tong sampah lalu berserakan.

Hugo langsung menyuruh cleaning service untuk segera membersihkan sampah yang berserakan. "Cari tau tentang anak gadungan yang lawan aku di Olimpiade Matematika" titah Frans kepada Hugo.

"Baik Tuan" jawab Hugo dan langsung menjalankan aksinya.

Bajingan mereka berdua. Wah, Abraham bener-bener brengsek jadi Ayah. Gak disangka.
-batin Nathan

Nathan
| Ntar kumpul rumah gue

Rachel
| Ugh... Something happen
| Okay

A ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang