Chapter 7. Boruto dan Tim 7

2.2K 257 29
                                    

Happy reading ....

Vote dulu woyy...

.

.

.


"Sasuke, kau yakin akan mengikutinya?" tanya Suigetsu. "Kita sudah berjalan sejak tadi tampa tujuan," keluh pemuda hiu itu.

Sedangkan Sasuke yang berjalan santai tak menjawab, ia memandangi punggung Sarada yang sejak tadi diam. Gadis itu tampak tak tertarik untuk berbicara dengannya.

"Entahlah," jawab Sasuke pada akhirnya, lalu mata Sasuke melirik pada Karin. "Kau tahu sesuatu mengenai percobaan Orochimaru itu?" tanya Sasuke.

Karin menggeleng sambil mengedikan bahunya. "Dulu aku memang anak buah Orochimaru, tapi tak semua percobaannya aku tahu. Beberapa dari percobaan itu dirahasiakan."

Sarada mendesah mendengar itu, sejak tadi ia hanya berjalan tanpa arah berharap Shin datang padanya. Pria itu masih butuh gulungan ini, bukan? Entah apa yang Shin rencanakan.

Kemudian Sarada mengentikan langkahnya, ia menatap Karin. "Kalau begitu, apakah ada suatu tempat yang mungkin bisa membuat kita bertemu dengannya?"

Gadis Uzumaki itu tampak berpikir. "Ada banyak persembunyian Orochimaru, beberapa dari tempat itu aku belum pernah ke sana. Tapi aku tahu tempatnya."

Kembali Sarada mendesah, ia menatap langit sore. Sebentar lagi akan malam dan ia belum juga menemukan Shin, ini ternyata memakan waktu lebih lama dari yang ia pikirkan.

"Aku harus segera menemukan dia," ucap Sarada. Kemudian tangannya turun pada perutnya yang terasa lapar. Astaga, ia belum makan seharian ini.

Sepertinya Sasuke menyadari apa yang Sarada rasakan, ia mendekati Sarada lalu menyentuh bahunya. "Apakah kau sudah makan?" tanya Sasuke mendadak.

Gadis berkacamata itu menoleh pada Sasuke, tapi sedetik kemudian ia menggeleng. "Belum," jawab Sarada.

"Kalau begitu mari makan terlebih dahulu, setelah itu kita akan pikirkan bagaimana cara menemukan pria itu." Putus Final Sasuke.

~~~~

"Heh?! Siapa itu?!"

Boruto yang melihat dan melihat itu hanya bisa mengepalkan tangannya, ia tak pernah berharap untuk bertemu ayahnya lagi di situasi seperti ini. "Ayah!" Batin Boruto.

Sedangkan Mata Naruto menyipit tajam ketika sosok berambut kuning itu berdiri, tanpa babibu Naruto segera melompati turun dari pohon mengaikan perintah Yamato untuk berhenti.

"Naruto!"

Tap

Naruto mendarat dengan mantap di atas tanah yang basah, tepat di depan sosok yang berdiri tegak, matanya memandang dengan kebingungan yang mendalam pada penampilan sosok berjubah di depannya. Kilatan cahaya matahari sore yang temaram menyinari wajah mereka.

Tangan kiri Naruto terangkat untuk menyentuh rambutnya sendiri, sedangkan tangan kanannya menunjuk pada wajah Boruto. Kemudian tangannya turun menyentuh garis di pipinya, sama persis dengan orang itu yang memiliki dua garis di pipinya juga.

"Sama ..." gumam Naruto dengan suara serak, keheranan terpantul jelas di matanya yang lebar. "Kenapa sama?"

Mereka saling menatap, mata biru yang sama saling beradu, rambut yang berwarna senada berayun-ayun diterpa angin, tapi yang paling aneh adalah garis di wajah mereka. Mereka sama-sama memilikinya.

Tim 7 yang tersisa segera turun, mereka mendarat tepat di samping Naruto. Mata Sakura menatap Naruto dan sosok berjubah itu secara bergantian, ia juga sama keheranannya. Dua orang di depannya ini benar-benar mirip.

"Kalian mirip," ujar Sakura. Membuka mulutnya mengutarakan pendapatnya tentang Naruto dan sosok itu.

Yamato menatap Boruto waspada, pandangannya jatuh pada ikat kepala yang dipakai oleh Boruto. "Ikat kepala itu ... Kau ninja Konoha?" tanya Yamato. Jika orang di depannya ini memang Ninja Konoha, seharusnya Yamato tahu. Ia telah bergabung dengan Anbu dari ia kecil pasti setidakny pernah melihatnya satu kali.

Dilihat dari penampilannya, anak di depannya ini seumuran dengan Naruto. Yamato membatin.

Naruto juga menatap bingung pada Boruto. "Ya, jika kau memang ninja Konoha seharusnya kau satu angkatan atau diatas ku, tapi ini pertama kalinya aku melihatmu," ucap Naruto heran.

"Apakah kau sedang menyamar?" tanya Sai yang sejak tadi diam.

Sedangkan Boruto yang mendapatkan rentetan pertanyaan dari orang-orang di masa lalu ini hanya diam, ia juga tidak tahu harus menjawab apa. Tujuan utamanya adalah mencari teman perempuannya, tapi dilihat dari situasi seperti ini ... Ia terlalu mencolok.

Jikapun ia kabur sekarang, maka ia akan Menarik perhatian. Mungkin Boruto bisa saja terbang dan meninggalkan orang-orang ini, tapi ini akan membuat kehadirannya jauh lebih jelas. Orang di masa lalu tak boleh tau dirinya lebih banyak.

"Tunggu!" Mendadak Sakura berseru dengan mata yang menyipit, ia memperhatikan kepala Boruto lebih seksama. "Ikat kepalamu ada goresan, kau penghianat Konoha?!" Sakura menunjuk Boruto dengan mata yang melebar, ia mundur satu langkah secara waspada.

"Apa?!"

"Naruto, mundur!" titah Yamato ia memasang kuda-kudanya waspada. Begitu pula dengan Sakura dan Sai.

Sedangkan Naruto hanya diam keheranan, entah mengapa ia merasa orang di depannya ini tak berbahaya. "Aku rasa dia tak berbahaya," ucap Naruto sambil melirik Yamato sekilas setelah itu ia kembali memusatkan perhatiannya pada Boruto.

"Kau siapa? Apakah kau memang ninja konoha?" tanya Naruto lagi.

Boruto membuang kasar nafasnya, tak ada gunanya ia kabur sekarang. Ia telah mempertimbangkannya, mungkin saja orang-orang ini bisa membantunya. Ayah, Paman Sai, dan juga Bibi Sakura.

"Aku memang ninja Konoha," ujar Boruto pelan. Ia perhatikan reaksi orang-orang di depannya, beberapa dari mereka tampak meragukan ucapannya.

"Tapi, aku bukan dari Zaman ini," tambah Boruto, suaranya semakin mantap meski hatinya berdegup kencang dalam ketidakpastian.

"Apa?" desis Naruto, matanya melebar dalam kebingungan yang tiba-tiba.

Mata biru Boruto terpaku pada Naruto. "Aku dari masa depan, bisa dikatakan jika aku adalah putramu ... Ayah." Nada suaranya bergetar saat memanggil Naruto dengan panggilan yang begitu ia rindukan.

Bersambung .....

TRIPLE S ✓ END  [BoruSara Goes To The Past]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang