17

460 45 0
                                    

Semua orang yang ada disana langsung terdiam. Bukan! Bukan asher yang di pukul tapi Darren yang dipukul oleh zay? ZAY?!

' masalah apa lagi ini?!'

" Balikin anak saya ren!" Asher melihat zay memegang kerah baju milik Darren dan berniat untuk kembali memukulnya.

" Anak apa yang anda maksud tuan alvarendra?" Ucap tenang Darren

Bisa dia lihat seluruh orang disana ada termasuk Aksa dan zila. What? Zila! Apa jangan" dia pelakunya?

Disaat Darren berniat membalas pukulan zay Asher dengan gesit langsung memukul rahang Darren sehingga terjatuh di lantai. Tak akan siapapun bisa melukai seluruh keluarga alvarendra!.

" Asher! Apa apaan kamu mukul Daddy kamu sendiri ha?!" Ucap Rina yang melihat kejadian barusan.

" Dia pantas untuk di pukul." Ucap Asher sambil membalikkan badan menghadap zay.

" K-kamu? Kenapa kamu bisa disini." Zay emang tidak tau jika Asher adalah salah satu anggota keluarga abhimand karena saat pertama kali jumpa, Asher tidak menyertai marga milik abhimand saat perkenalan dulu.

Ana terpaku saat dia kembali melihat sosok mata yang selalu dia rindukan itu bahkan Aska juga merindukan sikap dan canda tawa milik Asher.

" Heh! Jangan bilang lo pengkhianat disini Asher!" Ucap kecewa Rey.

Avan dan Ryan yang mendengar itu langsung mengalihkan pandangan mereka ke Asher dengan tatapan berbeda.

" Lalu kalau saya pengkhianat kenapa? Mereka bisa kasih saya kasih sayang dengan tulus mereka bisa kasih saya peran orang tua kepada anak, kalian bisa? Saya yang sebagai anak kandung kalian aja di campakan." Ucap miris Asher.

Asher berjalan ke arah zila yang saat ini sedang ketakutan melihat tatapan tajam milik Asher. Dengan kuat Asher menarik zila ke tengah - tengah mereka dan menghempaskan badan zila dengan kuat yang membuat dia terjatuh dihadapan semua orang.

ZILAAA " teriak Rina

" Saya gak tau tujuan kamu untuk menghancurkan kehidupan saya apa, tapi yang saya tahu kamu bukan hanya ingin menghancurkan kehidupan saya tapi juga adek saya." Ucapan Asher membuat mereka heran siapa adek yang Asher maksud?

" Saya tidak peduli keluarga ini jatuh ditangan kamu! Tapi jika Rafael yang kamu hancurkan maka sekarang saya juga bisa hancurkan kamu."

Avan yang tidak terima adik ceweknya disakiti dengan kuat menarik kerah baju Asher dan mendorongnya.

" Maksud lo apa nuduh adek gue?!" Teriak Avan.

Rey dan Ryan yang melihat segera menahan badan Avan yang ingin menghajar Asher, bahkan sekarang tubuh asher sudah berada di belakang keluarga alvarendra.

" Kamu gapapa sayang." Ucap ana dengan lembut.

Rina yang melihat tatapan lembut asher ke ana membuat dirinya sakit hati dan perasaan yang tidak rela terhadap anaknya.

" Asher? Cih! Apa maksud kalian menamai anak kalian Asher juga? Belum puas dengan kejadian dulu?!!" Ucap zay saat melihat pertikaian mereka.

" Dan kamu jovian! Kamu memperkenalkan nama kamu jovian bukan Asher!"

" Mohon maaf tuan! jovian dulu pernah sempat kecelakaan dan saat keluar dari rumah sakit dia emang ingin kami semua memanggil dirinya Asher bukan dari kami yang ingin menamai dia Asher tuan." Ucap Ryan dengan sopan.

Mereka kembali melihat Asher yang ada didalam pelukan ana dengan tatapan berbeda, Aksa yang tidak tahan sepupunya dipojokkan dengan cepat membela adeknya.

" Cuih! Bukannya kalian yang gak pernah peduli dengan anak bungsu kalian sendiri?! Kalian hanya bisa memberikan luka pada anak kalian bahkan dia sendiri tidak tau bagaimana bentuk kebahagiaan keluarga dihidupnya." Ucap Aksa

Tanpa mereka sadari salah satu dari mereka melihat Asher dengan tatapan tajam, orang itu adalah orang yang sudah membunuh tubuh asher yang asli. Dan dia juga mengetahui tentang transmigrasi yang terjadi dengan diri Asher.

' Takkan aku biarkan dirimu kembali.'

Asher yang menyadari seseorang menatap dia dengan intens membalas tatapan dia dengan bibir yang seolah berkata. ' i got you.' smirk Asher.

Ini yang dia tunggu mendapatkan pelaku yang telah membuat dia tidak bisa kembali ke tubuh aslinya, dan membuat dirinya kembali ke pelukan keluarga alvarendra.

" Sebagai balasannya jovian akan ikut dengan saya." Pernyataan dari zay membuat mereka semua kaget.

Entah apa yang ada dipikiran zay sehingga ingin mengambil alih Asher ke keluarga mereka.

" Tidak bisa!" Darren membalas tatapan zay dengan tajam.

" Jovian adalah anak saya dan anda tidak bisa mengambil anak saya sesuka hati anda."

" Anggap saja jovian sebagai jaminan jika kalian bukan pelaku utama pembunuhan Asher." Zay langsung menarik asher keluar dari mansion diikuti oleh ana dan Aksa.

Saat udah diluar Asher langsung menghempas tangan zay dengan kuat.

" Saya bukan barang yang bisa di oper sesuka hati kalian karena sejatinya seorang prince gak suka terhadap pemaksaan." Ucap Asher.

Asher langsung melenggang pergi dengan kendaraannya tanpa memperdulikan teriakan zay ke Asher.

" Aksa cari tahu tentang jovian malam ini."

" Baik pa."

Didalam Darren merasa murka akibat keputusan sepihak dari zay dia merasa sangat marah akan kelakuan zay yang tiba" langsung membawa Asher pergi.

" Daddy~ jangan marah marah zila takut dad." Ucap zila.

Darren langsung pergi dari ruangan tersebut tanpa mendengarkan ucapan zila begitupun dengan Ryan berbeda dengan si kembar dan Rina yang lebih memilih menemani zila untuk kembali ke kamar.

AKHHHHH

" SIALAN! RENCANA SAYA BISA HANCUR KALAU KAYAK GINI JADINYA!!!" tanpa sosok itu sadari ada seseorang yang mendengar perkataannya.

Apartment. Itu yang terlintas di otak Asher saat ini karena yang saat ini dia butuhkan adalah ketenangan tapi bukan tenang yang Asher dapat malah sebuah lemparan bantal saat asher membuka pintu. Plakk!

" Rafael sini Lo!!"

" Kejar aja kalau bisa HAHAHA."

Saat asher masuk pemandangan yang dia lihat hanya satu BERANTAKAN! seluruh bantal sudah tergeletak tak berdaya di lantai bahkan gelas plastik pun jatuh beserta airnya akibat ulah zio dan Rafael yang sibuk berlari mengelilingi ruangan.

Diujung dapur Asher melihat seluruh sahabatnya sudah pasrah akan kelakuan 2 bungsu disini. Astagaaa gak di rumah gak disini gak bisa gue hidup tenang.

" BERHENTI!" Suara menggema milik Asher mampu menghentikan langkah zio dan Rafael dalam sekejap, bahkan yang berada di dapur langsung mengalihkan pandangannya ke Asher yang sudah menatap tajam kearah 2 bocah nakal itu.

Disini lah mereka semua. Ruang tamu dengan Asher yang duduk di sofa single disertai 2 bocil yang menundukkan kepalanya didepan Asher.

Sedangkan yang lain hanya duduk di tempat sofa lain sambil memakan cemilan ataupun memainkan hp. Mau nolong gimana? Mereka aja udah lelah sama 2 bocil kematian ini.

" jadi, siapa yang mau jelasin?"

Mendengar perkataan asher duo bocil yang seharusnya ngomong malah saling menyenggolkan siku mereka untuk duluan berbicara.

Berbeda dengan duo bocil argas, devan, Stevan, zayan mereka sibuk mengetawakan kelakuan si bocil yang takut untuk berbicara terhadap Asher.

" Gak ada yang mau ngaku." Sejujurnya Asher kasihan melihat kedua bocil itu namun dirinya harus tegas terhadap adek" nya ini agar tidak membuat kerusuhan.

" Sebenarnya...

TBC

Asher Altazfar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang